UMKM Diupayakan Tahan Gempuran Produk Impor
Surau.co-Ilham Permana, anggota Komisi VII DPR RI, buka suara soal serbuan barang impor. Menurutnya, pasar domestik kian sesak oleh produk luar yang membanjiri rak-rak toko. Kondisi ini mengancam eksistensi produk dalam negeri, khususnya sektor UMKM yang rapuh.
Tanpa perlindungan nyata, pelaku usaha lokal bisa kalah bersaing dan akhirnya tumbang. Ia menegaskan bahwa regulasi perdagangan harus tegas membatasi masuknya barang-barang murah. Ilham melihat ini bukan sekadar isu ekonomi, tapi soal kedaulatan dan keberlanjutan bangsa.
Negara harus hadir memberi ruang tumbuh bagi produk lokal lewat kebijakan yang berpihak. Pemerintah dinilai belum cukup responsif menangani gelombang barang impor yang semakin masif. Jika dibiarkan, pasar kita akan berubah jadi etalase produk asing tanpa kontrol yang jelas. Ilham mengajak semua pihak berani bersikap dan memperjuangkan masa depan industri dalam negeri.
Barang Impor Murah Bikin Pelaku Usaha Lokal Teriak
Serbuan barang impor murah bikin pelaku usaha dalam negeri gelisah bukan kepalang. Banyak dari mereka mengaku omzet anjlok karena kalah harga dengan produk impor. Barang dari luar tak cuma lebih murah, tapi juga membanjiri pasar tanpa henti. Produk lokal kesulitan bersaing, apalagi tanpa sokongan promosi dan insentif pemerintah.
Ilham Permana menyebut kondisi ini sebagai bentuk ketimpangan yang harus segera diselesaikan. Ia mendorong agar kementerian terkait meninjau kembali kebijakan impor yang longgar. Pengawasan dan pengendalian impor mesti diperketat agar tak membunuh industri lokal.
Jika tak ada perlindungan serius, pelaku usaha bisa kehilangan semangat untuk produksi. Dampaknya luas, mulai dari PHK hingga menurunnya kontribusi sektor riil terhadap ekonomi nasional. Karena itu, regulasi yang berpihak pada pelaku lokal adalah bentuk keberpihakan negara.
Komisi VII DPR Minta Tindakan Konkret Pemerintah
Komisi VII DPR RI tidak tinggal diam melihat masalah ini terus bergulir di lapangan. Ilham Permana meminta pemerintah melakukan langkah konkret untuk melindungi pasar lokal. Bukan sekadar janji, tapi implementasi nyata dalam bentuk kebijakan yang tegas dan berpihak.
Ia mencontohkan perlunya penguatan SNI dan pembatasan impor produk non-esensial secara ketat. Selain itu, perlu insentif fiskal dan non-fiskal untuk meningkatkan daya saing produk lokal. Ilham juga mendorong kerja sama antarinstansi demi membangun ekosistem industri yang kuat. Pemerintah diminta tidak menunggu krisis, tapi segera bertindak sebelum semuanya terlambat.
Ia juga mengajak pelaku industri dan masyarakat untuk aktif mengawal isu ini bersama-sama. Pasar domestik adalah aset strategis, jangan sampai dikuasai barang asing yang tak terkendali. DPR, katanya, akan terus mengawasi dan memastikan pemerintah bertindak secara proporsional.
Keberpihakan pada Produk Lokal adalah Investasi Masa Depan
Melindungi pasar domestik bukan soal proteksionisme, tapi strategi membangun kemandirian ekonomi. Menurut Ilham, produk lokal punya potensi besar asal diberi panggung dan perlindungan memadai. Ia menyebut bangsa besar adalah bangsa yang bangga menggunakan produk buatan sendiri.
Jika pemerintah serius melindungi pasar, maka industri lokal bisa tumbuh dan berkembang sehat. Perlu sinergi antara kebijakan fiskal, regulasi perdagangan, dan penguatan sektor produksi. Jangan sampai Indonesia hanya jadi pasar konsumsi bagi produk luar yang membanjiri pasar.
Ilham berharap isu ini tak berhenti di rapat dengar pendapat atau wacana di media saja. Tindakan konkret harus segera diambil agar industri dalam negeri tak sekadar jadi penonton. Pasar lokal harus jadi arena utama bagi produk anak bangsa, bukan ajang dominasi asing. Dengan begitu, kita bisa wujudkan ekonomi nasional yang kuat, tangguh, dan berdaulat sepenuhnya.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
