CM Corner
Beranda » Berita » Pemilu dalam Genggaman

Pemilu dalam Genggaman

Pemilu dalam Genggaman

Oleh: Masykurudin Hafidz, CEO CM Management, Pemerhati Pemilu dan Demokrasi

SURAU.CO Seiring dengan masa pandemi, pengguna internet di negara kita melonjak hingga 200 juta jiwa. Jumlah ini hampir sama dengan jumlah pemilih pada Pemilu 2019. Jika kita proyeksikan pengguna internet terus naik, maka hampir bisa dipastikan seluruh pemilih pada Pemilu 2024 dapat mengakses informasi kepemiluan dari ponselnya masing-masing. Potensi untuk mewujudkan Pemilu dalam genggaman ini sangat besar untuk meningkatkan kualitas demokrasi kita.

Akan tetapi, sejarah media sosial kita dalam pelaksanaan Pemilu tidak sepenuhnya baik. Dimulai dari Pemilu 2014, melewati Pilkada Jakarta 2017, hingga Pemilu 2019, perbincangan di media sosial selalu diwarnai aksi saling menjatuhkan. Pengguna media sosial, yang juga pemilih, cenderung menyebarkan konten kebencian atau hoaks yang menjatuhkan calon lain. Proses inilah yang seringkali menimbulkan pertengkaran (social media war) dan menjadi konsumsi publik.

Literasi Pemilu dan Digital sebagai Kunci

Tidak ada cara lain untuk menghentikan situasi ini kecuali dengan meningkatkan literasi. Pertama, literasi Pemilu. Ini adalah kemampuan masyarakat pemilih untuk mendefinisikan kebutuhan mereka akan substansi politik. Mereka perlu tahu strategi pencarian informasi, siapa dan mengapa mereka harus memilih, serta memiliki kemampuan untuk mengakses informasi seputar partai politik dan calon. Literasi Pemilu dimulai saat penyelenggara Pemilu memproduksi informasi sebanyak-banyaknya.

Hal yang tidak kalah penting adalah internalisasi larangan Pemilu. Seseorang seharusnya tidak melanggar ketentuan bukan hanya karena takut hukum, tetapi karena sadar bahwa menyebarkan berita bohong atau ujaran kebencian adalah fitnah yang merusak kualitas Pemilu. Internalisasi ini sangat penting untuk menguatkan aspek pencegahan, mengingat penegakan hukum di dunia media sosial masih belum efektif.

Kritik Imam Al-Ghazali dalam Kitab Al-Munqidz terhadap Kebenaran Empiris

Kedua, literasi digital. Selain memahami informasi Pemilu, pemilih juga harus melek teknologi. Literasi digital adalah pengetahuan serta keterampilan dalam memanfaatkan media digital untuk menemukan, mengevaluasi, dan menggunakan informasi kepemiluan secara bijak dan cerdas. Kemampuan inilah yang menjadi tantangan kita ke depan. Sebagian besar penyelenggara Pemilu di tingkat bawah dan juga para pemilih, meskipun memiliki perangkat canggih, belum tentu bisa memanfaatkannya secara maksimal.

Dua Syarat Mewujudkan Pemilu dalam Genggaman

Potensi untuk mempermudah akses informasi Pemilu hanya dengan satu genggaman sangat mungkin kita lakukan. Untuk menuju ke sana, dibutuhkan dua syarat utama.

1. Pengembangan Aplikasi Super (Superapps).
Penyelenggara Pemilu harus sejak sekarang mengembangkan aplikasi yang mengintegrasikan semua aplikasi kepemiluan yang ada. Jika kita perhatikan, aplikasi yang KPU dan Bawaslu kembangkan saat ini masih terpisah-pisah. Misalnya, di KPU ada Sidalih, Sirekap, dan Sidakam. Sementara di Bawaslu ada Siwaslu, SIPS, dan Gowaslu. Pengembangan aplikasi super dimulai dengan mengintegrasikan semua aplikasi tersebut hanya dengan sekali klik. Ibaratnya, kita masuk ke dalam satu rumah dan bisa menikmati semua sajian lengkap tanpa perlu keluar.

2. Produksi Konten yang Masif.
Sebanyak mungkin penyelenggara Pemilu harus membuat dan mengembangkan materi tentang informasi pemilih, pendidikan pemilu, dan pengawasan partisipatif. Dalam jumlah yang sangat banyak, KPU dan Bawaslu wajib memproduksi konten setiap waktu untuk meningkatkan pengetahuan publik. Hal ini penting untuk memenuhi konten positif sekaligus mengimbangi narasi negatif di media sosial yang seringkali lebih disukai warganet. Konten ini juga harus secara real-time muncul di timeline aplikasi pengguna.

Dengan dua syarat itu, barulah kita bisa menikmati Pemilu dalam genggaman pada tahun 2024. Seluruh informasi kepemiluan bisa kita akses dengan satu kali sentuhan, asalkan kita siapkan dari sekarang.

Kompleksitas Penyelenggara(an) Pemilu


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement