Khazanah
Beranda » Berita » Ikhtiar Jujur: Jalan Sunyi yang Mengundang Pertolongan Allah

Ikhtiar Jujur: Jalan Sunyi yang Mengundang Pertolongan Allah

Ikhtiar Jujur: Jalan Sunyi yang Mengundang Pertolongan Allah
Ikhtiar Jujur: Jalan Sunyi yang Mengundang Pertolongan Allah

 

SURAU.CO – Di tengah zaman yang serba cepat, ketika hasil sering lebih diagungkan daripada proses, Islam datang dengan satu pesan mendasar namun agung: berjuanglah dengan jujur. Dalam Islam, ikhtiar bukan sekadar usaha fisik, melainkan kesatuan antara niat yang lurus, cara yang halal, dan tujuan yang diridhai Allah. Kejujuran adalah ruh dari ikhtiar itu sendiri.

Langkah yang Benar Lebih Utama

Ikhtiar jujur sering kali tampak sederhana. Ia tidak selalu ramai dipuji, tidak selalu mendatangkan hasil instan. Namun justru pada kesederhanaan itulah letak nilainya di sisi Allah. Sebab Allah tidak menilai seberapa cepat hasil yang dicapai, tetapi bagaimana langkah itu ditempuh.

Sebagaimana orang yang berjalan kaki menuju masjid setiap langkahnya dicatat sebagai kebaikan, menghapus dosa, dan meninggikan derajat demikian pula orang yang menapaki jalan hidup dengan ikhtiar jujur. Langkah-langkah itu mungkin terasa berat, panjang, bahkan melelahkan, tetapi tidak ada satu pun yang sia-sia di sisi Allah.

Rasulullah ﷺ bersabda:

Jangan Membesarkan Anak dengan Uang Haram

“Tidaklah seorang hamba melangkahkan kakinya menuju masjid, melainkan Allah hapuskan satu dosa dan diangkat satu derajat baginya.” (HR. Muslim)

Hadis ini bukan sekadar tentang masjid, tetapi tentang makna perjalanan. Bahwa dalam Islam, langkah yang benar lebih utama daripada hasil yang cepat. Ikhtiar jujur adalah langkah-langkah itu pelan, konsisten, dan penuh kesadaran bahwa Allah Maha Melihat.

Keberkahan Sesuatu yang Jauh Lebih Besar

Kejujuran dalam ikhtiar berarti menolak jalan pintas yang batil. Tidak curang dalam usaha, tidak memanipulasi data, tidak menipu timbangan, tidak mengorbankan nilai demi keuntungan. Mungkin secara kasat mata orang yang jujur tampak kalah cepat. Namun dalam neraca langit, ia sedang mengumpulkan sesuatu yang jauh lebih besar: keberkahan.

Keberkahan itulah yang sering hilang dari usaha yang dibangun di atas kebohongan. Harta mungkin bertambah, tetapi hati gelisah. Jabatan mungkin naik, tetapi ketenangan menurun. Sebab sesuatu yang diraih dengan cara yang salah tidak akan membawa kebaikan yang utuh.

Allah ﷻ berfirman:

Shalat Dhuha Empat Rakaat: Jalan Sunyi Menuju Kecukupan

“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar.” (QS. Al-Ahzab: 70)

Kejujuran bukan hanya dalam ucapan, tetapi juga dalam niat dan perbuatan. Ikhtiar yang jujur lahir dari hati yang bertakwa yang sadar bahwa rezeki tidak pernah tertukar, dan apa yang ditetapkan Allah tidak akan luput oleh kesabaran.

Berjalan dalam Gelap Menuju Masjid

Ikhtiar jujur juga mendidik jiwa untuk sabar. Sabar menunggu waktu Allah, sabar menghadapi ujian, sabar ketika hasil belum sesuai harapan. Dalam kesabaran itulah iman dikuatkan. Sebagaimana orang yang berjalan dalam gelap menuju masjid akan mendapatkan cahaya sempurna di hari kiamat, orang yang istiqamah dalam ikhtiar jujur akan mendapatkan cahaya petunjuk dalam hidupnya.

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Berikan kabar gembira kepada orang-orang yang berjalan menuju masjid dalam kegelapan dengan cahaya yang sempurna pada hari kiamat.” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi)

Maksiat yang Dihalalkan, Ketika Dosa Tidak Lagi Dianggap Dosa

Ikhtiar jujur adalah jalan orang-orang yang yakin. Yakin bahwa Allah Maha Adil. Yakin bahwa setiap tetes keringat tidak akan disia-siakan. Dan Yakin bahwa meski manusia tidak selalu menghargai, Allah tidak pernah lalai.

Dalam kehidupan sosial, ikhtiar jujur membangun kepercayaan dan persaudaraan. Maka, ia melahirkan masyarakat yang saling menguatkan, bukan saling menipu. Ia menjadi sedekah yang terus mengalir, karena kejujuran selalu membawa manfaat, meski tidak selalu membawa tepuk tangan.

Taqwa Membukakan Jalan Keluar dan Memberi Rezeki

Pahala terbesar sering diberikan kepada mereka yang menempuh jalan terpanjang. Dalam konteks ikhtiar, mereka adalah orang-orang yang memilih jujur meski berat, memilih halal meski sempit, memilih sabar meski lama. Setiap langkah mereka dicatat. Setiap niat mereka disaksikan. Maka, setiap kesungguhan mereka dijanjikan balasan terbaik.

Allah ﷻ berfirman:

“Barang siapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.” (QS. Ath-Thalaq: 2–3)

Ikhtiar jujur mungkin tidak selalu membuat hidup mudah, tetapi ia selalu membuat hidup bermakna. Dan pada akhirnya, bukan seberapa banyak yang kita dapatkan yang akan ditanya, melainkan bagaimana cara kita mendapatkannya.

Semoga kita termasuk hamba-hamba yang istiqamah dalam ikhtiar jujur, maka melangkah dengan iman, bekerja dengan amanah, dan berharap sepenuhnya pada rahmat Allah. Āmīn yā Rabbal ‘ālamīn. (Tengku Iskandar, M. Pd: Duta Literasi Pena Da’i Nusantara Provinsi Sumatera Barat)

 


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.