Opinion
Beranda » Berita » Laut Kaya Akan Tambang Mulia: Antara Wahyu Al-Qur’an dan Temuan Sains Modern

Laut Kaya Akan Tambang Mulia: Antara Wahyu Al-Qur’an dan Temuan Sains Modern

Laut Kaya Akan Tambang Mulia: Antara Wahyu Al-Qur'an dan Temuan Sains Modern
Laut Kaya Akan Tambang Mulia: Antara Wahyu Al-Qur'an dan Temuan Sains Modern

 

SURAU.CO – Allah ﷻ berfirman:

“Dan Dialah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat memakan darinya daging yang segar, dan dari lautan itu kamu mengeluarkan perhiasan yang kamu pakai.” (QS. An-Nahl: 14)

Penjelasan Tafsir Klasik

Para ulama tafsir sepakat bahwa ayat ini merupakan penegasan atas besarnya nikmat Allah melalui lautan. Ibnu Katsir menjelaskan bahwa frasa “𝗺𝗲𝗻𝘂𝗻𝗱𝘂𝗸𝗸𝗮𝗻 𝗹𝗮𝘂𝘁𝗮𝗻” menunjukkan kekuasaan Allah ﷻ dalam menjadikan sesuatu yang secara fitrah berbahaya luas, dalam, dan tidak stabil menjadi sarana kehidupan dan kemanfaatan bagi manusia.

Dari lautan, manusia memperoleh berbagai bentuk rezeki: makanan, jalur transportasi, serta perhiasan bernilai tinggi.

Psikologi Keluarga dalam Perspektif Islam

Tentang frasa “perhiasan yang kamu pakai”, Ibnu Katsir dan Al-Qurthubi menafsirkannya sebagai mutiara, marjan, dan seluruh hasil laut yang memiliki nilai keindahan dan harga. Tafsir ini menunjukkan bahwa sejak masa awal Islam, para ulama telah memahami laut sebagai sumber kekayaan, bukan sekadar sumber pangan.

Al-Qurthubi menambahkan bahwa penyebutan perhiasan setelah makanan mengandung isyarat penting: Allah tidak hanya mencukupi kebutuhan dasar manusia, tetapi juga memberikan keindahan dan kemewahan sebagai ujian apakah manusia bersyukur atau justru melampaui batas.

Allah ﷻ juga berfirman:

 “Dan tidak sama dua lautan; yang ini tawar, segar, sedap diminum dan yang lain asin lagi pahit. Dari masing-masingnya kamu dapat memakan daging yang segar dan mengeluarkan perhiasan yang kamu pakai.” (QS. Fathir: 12)

Menurut Fakhruddin ar-Razi, ayat ini menegaskan kekuasaan Allah ﷻ dalam mengeluarkan manfaat dari sesuatu yang secara sifat sangat berbeda. Air tawar dan air asin memiliki karakter bertolak belakang, namun keduanya tetap menjadi sumber rezeki. Ini merupakan bantahan terhadap anggapan bahwa sebab-sebab alam berdiri sendiri tanpa kehendak Allah.

Hidup Mengajarkan Kita untuk Diam dan Berserah

Para mufasir klasik tidak membatasi makna perhiasan pada satu jenis atau satu lokasi tertentu. Mereka memahaminya secara umum, mencakup seluruh bentuk karunia yang Allah keluarkan dari berbagai jenis perairan, sesuai kehendak dan hikmah-Nya.

Keselarasan dengan Ilmu Pengetahuan

Ketika sains modern menemukan kekayaan mineral laut emas, nikel, tembaga, minyak, serta sumber daya strategis lainnya hal itu tidak menjadikan Al-Qur’an “terbukti benar”, karena kebenaran Al-Qur’an tidak bergantung pada validasi sains.

Justru manusialah yang sering tertinggal dalam memahami keluasan makna wahyu. Para ulama tafsir telah membuka pintu pemahaman bahwa lautan adalah gudang karunia Allah, sementara sains hanyalah alat untuk menyingkap sebagian kecil dari apa yang telah Allah ciptakan.

Tadabbur Iman

Laut, dengan segala kekayaan dan kedalamannya, mengajarkan satu pelajaran besar: manusia bukan pemilik, melainkan penerima amanah. Semakin dalam manusia menyelam, semakin ia sadar betapa kecil dirinya. Semakin banyak ia menambang, semakin nyata bahwa semua itu bukan hasil kecerdikannya semata, melainkan karunia yang telah Allah siapkan jauh sebelum manusia dilahirkan.

Bujang Juaro: Refleksi tentang Pemuda, Marwah, dan Tanggung Jawab Zaman

Al-Qur’an tidak menyebut kekayaan laut untuk membangkitkan keserakahan, tetapi untuk membangunkan kesadaran. Laut ditundukkan bukan agar manusia merasa berkuasa, melainkan agar ia bersyukur, tunduk, dan takut melampaui batas.

Ketika manusia lupa bahwa ia hanyalah khalifah, lautan yang sama dapat berubah dari sumber kehidupan menjadi sumber bencana.

Maka hakikat tadabbur dari ayat-ayat ini bukan sekadar kekaguman ilmiah, tetapi lahirnya ketundukan hati: bahwa di balik setiap mutiara yang berkilau dan setiap logam mulia yang terangkat dari dasar samudra, terdapat kekuasaan Allah ﷻ Yang Maha Mengatur, Maha Memberi, dan Maha Menguji.

“𝗠𝗮𝗵𝗮 𝗕𝗲𝗻𝗮𝗿 𝗔𝗹𝗹𝗮𝗵 𝗦𝘂𝗯𝗵̣𝗮̄𝗻𝗮𝗵𝘂 𝘄𝗮 𝗧𝗮‘𝗮̄𝗹𝗮̄ 𝗱𝗲𝗻𝗴𝗮𝗻 𝘀𝗲𝗴𝗮𝗹𝗮 𝗳𝗶𝗿𝗺𝗮𝗻-𝗡𝘆𝗮.”

𝗗𝗮𝗳𝘁𝗮𝗿 𝗣𝘂𝘀𝘁𝗮𝗸𝗮

  1. 𝗔𝗹-𝗤𝘂𝗿’𝗮𝗻 𝗮𝗹-𝗞𝗮𝗿𝗶𝗺
  2. 𝗜𝗯𝗻𝘂 𝗞𝗮𝘁𝘀𝗶𝗿, 𝗜𝘀𝗺𝗮𝗶𝗹 𝗯𝗶𝗻 𝗨𝗺𝗮𝗿. Tafsīr al-Qur’ān al-‘Aẓīm. Beirut: Dār al-Kutub al-‘Ilmiyyah, tanpa tahun. (Tafsir QS. An-Nahl: 14 dan QS. Fāṭir: 12)
  3. 𝗔𝗹-𝗤𝘂𝗿𝘁𝗵𝘂𝗯𝗶, 𝗠𝘂𝗵𝗮𝗺𝗺𝗮𝗱 𝗯𝗶𝗻 𝗔𝗵𝗺𝗮𝗱. Al-Jāmi‘ li Aḥkām al-Qur’ān. Beirut: Dār al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1967. (Penjelasan makna “perhiasan” dari laut dan hikmah penyebutannya)
  4. 𝗔𝗿-𝗥𝗮𝘇𝗶, 𝗙𝗮𝗸𝗵𝗿𝘂𝗱𝗱𝗶𝗻. Mafātīḥ al-Ghaib (At-Tafsīr al-Kabīr). Beirut: Dār Iḥyā’ at-Turāth al-‘Arabī, tanpa tahun.  (QS. Fāṭir: 12 dan pembahasan sebab-akibat alam)
  5. 𝗔𝘁𝗵-𝗧𝗵𝗮𝗯𝗮𝗿𝗶, 𝗠𝘂𝗵𝗮𝗺𝗺𝗮𝗱 𝗯𝗶𝗻 𝗝𝗮𝗿𝗶𝗿. Jāmi‘ al-Bayān ‘an Ta’wīl Āy al-Qur’ān. Beirut: Mu’assasah ar-Risālah, 2000. (Makna penundukan laut dan manfaatnya bagi manusia)
  6. 𝗔𝘀-𝗦𝗮‘𝗱𝗶, 𝗔𝗯𝗱𝘂𝗿𝗿𝗮𝗵𝗺𝗮𝗻 𝗯𝗶𝗻 𝗡𝗮𝘀𝗵𝗶𝗿. Taysīr al-Karīm ar-Raḥmān fī Tafsīr Kalām al-Mannān. Riyadh: Dār as-Salām, 2002. (Pendekatan tadabbur nikmat Allah melalui alam)
  7. 𝗔𝗹-𝗚𝗵𝗮𝘇𝗮𝗹𝗶, 𝗔𝗯𝘂 𝗛𝗮𝗺𝗶𝗱. Iḥyā’ ‘Ulūm ad-Dīn. Beirut: Dār al-Ma‘rifah, tanpa tahun. (Konsep syukur, amanah, dan batas manusia dalam memanfaatkan nikmat)
  8. 𝗗𝗿. 𝗡𝗮𝗱𝗶𝗮𝗵 𝗧𝗵𝗮𝘆𝘆𝗮𝗿𝗮𝗵 Buku Pintar Sains Dalam Al-Qur’an

𝘊𝘢𝘵𝘢𝘵𝘢𝘯 𝘗𝘦𝘯𝘵𝘪𝘯𝘨:
Seluruh rujukan tafsir di atas mendahului sains modern, sehingga menegaskan bahwa pemahaman laut sebagai sumber kekayaan telah dikenal dalam tradisi keilmuan Islam sejak awal.

Sains modern berfungsi sebagai alat penyingkap, bukan penentu kebenaran wahyu.

Ilmu bukan untuk menyombongkan akal,
tetapi untuk menundukkan hati.

Jika ayat-ayat Allah tentang lautan ini menyentuh iman Anda,
maka sebarkanlah agar semakin banyak hati yang sadar bahwa wahyu lebih luas daripada pengetahuan manusia.

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Sampaikan dariku walau satu ayat.” (HR. Bukhari)

Bagikan postingan ini sebagai bagian dari dakwah, Follow fanpage ini agar tidak tertinggal tadabbur ayat-ayat Allah, Ajak keluarga dan sahabat untuk ikut merenung dan belajar. Satu klik Anda bisa menjadi sebab hidayah bagi orang lain. (Rakhmat Daily)


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.