SURAU.CO – Peradaban Barat modern membanggakan tiga pilar yang mereka klaim sebagai standar universal dunia: Hak Asasi Manusia (HAM), demokrasi, dan kapitalisme. HAM digadang sebagai tonggak moralitas global, demokrasi dipuja sebagai puncak sistem politik, dan kapitalisme diagungkan sebagai mesin kemajuan ekonomi.
Namun, ketika diuji secara ilmiah, historis, dan empiris, tampak jelas bahwa ketiga pilar tersebut hanyalah 𝗿𝗲𝘁𝗼𝗿𝗶𝗸𝗮 𝗸𝗼𝘀𝗼𝗻𝗴. HAM dijadikan alat politik yang selektif, demokrasi hanyalah ilusi partisipasi rakyat, dan kapitalisme 𝗺𝗲𝗻𝗷𝗲𝗿𝗮𝘁 𝗺𝗮𝗻𝘂𝘀𝗶𝗮 𝗱𝗮𝗹𝗮𝗺 𝗽𝗲𝗿𝗯𝘂𝗱𝗮𝗸𝗮𝗻 𝗺𝗼𝗱𝗲𝗿𝗻 𝗺𝗲𝗹𝗮𝗹𝘂𝗶 𝗿𝗶𝗯𝗮 𝗱𝗮𝗻 𝗲𝗸𝘀𝗽𝗹𝗼𝗶𝘁𝗮𝘀𝗶.
Inilah yang patut disebut sebagai “Trilogi Munafik” — tiga wajah kemunafikan global yang menyanjung kemanusiaan dalam retorika, tetapi menindas kemanusiaan dalam praktik.
𝗛𝗔𝗠: 𝗥𝗲𝘁𝗼𝗿𝗶𝗸𝗮 𝗧𝗮𝗻𝗽𝗮 𝗡𝘂𝗿𝗮𝗻𝗶
Hak Asasi Manusia dalam paradigma Barat lahir dari 𝘀𝗲𝗸𝘂𝗹𝗮𝗿𝗶𝘀𝗺𝗲, yakni pemisahan agama dari kehidupan. Dengan itu, hak dianggap bersumber dari akal manusia, bukan dari wahyu Allah ﷻ.
Namun, HAM hanya berfungsi sebagai topeng politik, bukan sebagai prinsip keadilan universal.
𝗙𝗮𝗸𝘁𝗮 𝗺𝗲𝗻𝘂𝗻𝗷𝘂𝗸𝗸𝗮𝗻: 𝗣𝗮𝗹𝗲𝘀𝘁𝗶𝗻𝗮 telah dijajah selama lebih dari 70 tahun. Ribuan jiwa terbunuh, jutaan terusir. Barat diam membisu, bahkan mendukung penjajahan tersebut.
𝗨𝗸𝗿𝗮𝗶𝗻𝗮 baru diserang, langsung digelontor dukungan militer, ekonomi, dan politik dengan dalih “HAM.”
𝗜𝗿𝗮𝗸 𝗱𝗮𝗻 𝗔𝗳𝗴𝗵𝗮𝗻𝗶𝘀𝘁𝗮𝗻 dihancurkan dengan dalih “menegakkan HAM dan demokrasi,” padahal tujuan utamanya adalah menjarah minyak dan menguasai geopolitik.
𝗨𝗺𝗮𝘁 𝗜𝘀𝗹𝗮𝗺 yang menuntut penerapan syariat di negerinya sendiri justru dicap “anti HAM.”
Paradoks ini membuktikan bahwa HAM Barat hanyalah alat intervensi, bukan perlindungan. Padahal Allah sudah peringatkan dari 1400 tahun lalu.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala Berfirman:
“Apakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki? Dan hukum siapakah yang lebih baik daripada hukum Allah bagi orang-orang yang yakin?” (QS. Al-Māidah [5]: 50)
𝗗𝗲𝗺𝗼𝗸𝗿𝗮𝘀𝗶: 𝗟𝗲𝗴𝗶𝘁𝗶𝗺𝗮𝘀𝗶 𝗧𝗶𝗿𝗮𝗻𝗶
Demokrasi sering dielu-elukan dengan slogan, “Vox Populi, Vox Dei – Suara rakyat adalah suara Tuhan.” Namun realitasnya, demokrasi hanyalah ilusi kedaulatan rakyat.
- 𝗠𝗮𝘆𝗼𝗿𝗶𝘁𝗮𝗿𝗶𝗮𝗻𝗶𝘀𝗺𝗲 𝗯𝘂𝘁𝗮 → kebenaran ditentukan oleh angka suara, bukan oleh wahyu. Padahal mayoritas bisa salah, sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala berikut:
“Jika kamu mengikuti kebanyakan orang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah.” (QS. Al-An‘ām [6]: 116).
- 𝗣𝗼𝗹𝗶𝘁𝗶𝗸 𝘂𝗮𝗻𝗴 𝗱𝗮𝗻 𝗼𝗽𝗶𝗻𝗶 𝗺𝗲𝗱𝗶𝗮 → rakyat bukan lagi pemilik kedaulatan, melainkan korban manipulasi kapital. Suara dibeli dengan uang, media, dan propaganda.
-
𝗛𝘂𝗸𝘂𝗺 𝗯𝘂𝗮𝘁𝗮𝗻 𝗺𝗮𝗻𝘂𝘀𝗶𝗮 → undang-undang terus berganti sesuai kepentingan kelompok dominan, bukan kebenaran. Hukum Allah ditinggalkan, diganti hukum nafsu manusia.
Terbukti demokrasi adalah 𝗯𝗲𝗿𝗵𝗮𝗹𝗮 𝗽𝗼𝗹𝗶𝘁𝗶𝗸 𝗺𝗼𝗱𝗲𝗿𝗻: disembah dengan keyakinan palsu, padahal sejatinya hanya memberi legitimasi bagi tirani kapital.
𝗞𝗮𝗽𝗶𝘁𝗮𝗹𝗶𝘀𝗺𝗲 𝗥𝗶𝗯𝗮𝘄𝗶: 𝗔𝗴𝗮𝗺𝗮 𝗕𝗮𝗿𝘂 𝗠𝗮𝘁𝗲𝗿𝗶𝗮𝗹𝗶𝘀𝗺𝗲
Kapitalisme adalah ideologi yang men-Tuhan-kan materi. Fondasinya adalah riba, yang menjadikan uang sebagai komoditas untuk memperbudak manusia.
𝗔𝗸𝗶𝗯𝗮𝘁𝗻𝘆𝗮: Negara-negara berkembang terjerat utang ribawi kepada IMF dan Bank Dunia, sehingga kebijakan mereka tunduk pada diktat asing.
Rakyat kecil semakin tertindas oleh bunga bank, sementara korporasi transnasional menguasai sumber daya.
Kesehatan, pendidikan, dan pekerjaan dikomersialisasi; hanya yang memiliki uang yang berhak hidup layak.
Padahal, Allah ﷻ berfirman tegas:
“Orang-orang yang makan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran kerasukan. Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba,” (QS. Al-Baqarah [2]: 275)
Faktanya kapitalisme adalah agama baru materialisme yang menggantikan Tuhan dengan harta, dan menjadikan manusia sebagai budaknya.
𝗧𝗿𝗶𝗹𝗼𝗴𝗶 𝗠𝘂𝗻𝗮𝗳𝗶𝗸: 𝗪𝗮𝗷𝗮𝗵 𝗔𝘀𝗹𝗶 𝗣𝗲𝗿𝗮𝗱𝗮𝗯𝗮𝗻 𝗕𝗮𝗿𝗮𝘁
Jika ditarik bersama, ketiga pilar itu menunjukkan wajah asli Barat:
HAM → hanya slogan indah, tapi digunakan selektif untuk kolonialisme. HAM→ baru muncul setelah Perang Dunia II, tapi sejak awal bersifat politis.
Demokrasi diklaim sebagai kedaulatan rakyat, namun tunduk pada kapital. Demokrasi Athena kuno hanya milik bangsawan, dan budak tidak dianggap manusia.
Kapitalisme → lahir dari kolonialisme Eropa, menghisap Asia-Afrika selama berabad-abad. Kapitalisme → sistem eksploitasi yang menindas rakyat, tetapi dibungkus jargon “kebebasan pasar.”
Mereka adalah munafik peradaban, Jadi, berkata manis tentang keadilan, tapi menebar penindasan.
𝗣𝗮𝗿𝗮𝗱𝗶𝗴𝗺𝗮 𝗜𝘀𝗹𝗮𝗺 𝘀𝗲𝗯𝗮𝗴𝗮𝗶 𝗔𝗹𝘁𝗲𝗿𝗻𝗮𝘁𝗶𝗳
Berbeda dengan Barat, Islam membawa paradigma lurus dan konsisten, berlandaskan wahyu.
- 𝗛𝗮𝗸 𝗔𝘀𝗮𝘀𝗶 𝗦𝗲𝗷𝗮𝘁𝗶 → dijamin oleh syariat melalui maqashid syariah: menjaga agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta.
- 𝗘𝗸𝗼𝗻𝗼𝗺𝗶 𝗜𝘀𝗹𝗮𝗺 → mengharamkan riba, memerintahkan zakat, infak, sedekah, serta distribusi harta yang adil.
-
𝗣𝗼𝗹𝗶𝘁𝗶𝗸 𝗜𝘀𝗹𝗮𝗺 → hukum Allah menjadi sumber hukum, bukan mayoritas yang bisa dimanipulasi.
- 𝗦𝗲𝗷𝗮𝗿𝗮𝗵 𝗜𝘀𝗹𝗮𝗺 → di bawah Khilafah, Muslim dan non-Muslim hidup damai, tanpa slogan HAM, karena keadilan benar-benar ditegakkan.
Islam adalah satu-satunya alternatif peradaban yang murni, adil, dan manusiawi. Sesungguhnya, hanya dengan Islam kemuliaan manusia bisa terjaga.
𝗞𝗲𝘀𝗶𝗺𝗽𝘂𝗹𝗮𝗻
HAM, demokrasi, dan kapitalisme tidak lain hanyalah 𝘁𝗿𝗶𝗹𝗼𝗴𝗶 𝗺𝘂𝗻𝗮𝗳𝗶𝗸 𝗽𝗲𝗿𝗮𝗱𝗮𝗯𝗮𝗻 𝗕𝗮𝗿𝗮𝘁. Jadi, ketiganya adalah topeng kolonialisme modern, digunakan untuk menipu, menindas, dan melanggengkan hegemoni global.
Islam adalah solusi sejati. Jadi, Islam menempatkan manusia sesuai fitrahnya: 𝘀𝗲𝗯𝗮𝗴𝗮𝗶 𝗵𝗮𝗺𝗯𝗮 𝗔𝗹𝗹𝗮𝗵, 𝗯𝘂𝗸𝗮𝗻 𝗵𝗮𝗺𝗯𝗮 𝗺𝗮𝘁𝗲𝗿𝗶. Hanya Islam yang menjamin kemuliaan manusia dengan hukum lurus, adil, dan selaras dengan tujuan penciptaan.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala Berfirman:
“Barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sungguh, dia akan mendapat kehidupan yang sempit, dan pada hari Kiamat Kami akan mengumpulkannya dalam keadaan buta.” (QS. Ṭāhā [20]: 124)
Sesungguhnya, hanya Islam yang pantas menjadi landasan peradaban masa depan, menggantikan kemunafikan HAM, demokrasi, dan kapitalisme Barat.
𝗗𝗮𝗳𝘁𝗮𝗿 𝗣𝘂𝘀𝘁𝗮𝗸𝗮
- Al-Qur’an al-Karim.
- Al-Bukhari & Muslim, Shahihain.
- Ibn Katsir, Tafsir al-Qur’an al-‘Azhim.
- Al-Mawardi, Al-Ahkam as-Sultaniyyah.
- John Locke, Two Treatises of Government.
- Adam Smith, The Wealth of Nations.
- Francis Fukuyama, The End of History.
- Noam Chomsky, Hegemony or Survival.
- Yusuf Qardhawi, Fiqh az-Zakah.
Seruan Dakwah
Wahai kaum Muslimin, janganlah kalian terpedaya dengan dusta Barat yang menjual HAM, Demokrasi, dan Kapitalisme sebagai standar peradaban. Jadi, sesungguhnya itu hanyalah Trilogi Munafik yang menipu dunia dengan jargon kemanusiaan, namun di baliknya menyimpan penjajahan, riba, dan kezaliman.
Sadarilah, HAM Barat hanya untuk kepentingan politik mereka. Jadi, demokrasi hanyalah topeng kapitalisme. Kapitalisme adalah perbudakan modern yang menjadikan manusia budak harta.
Maka, saatnya umat Islam melepaskan diri dari sistem rusak ini dan kembali kepada sistem Ilahi: Syariat Islam dan Khilafah.
“𝘈𝘱𝘢𝘬𝘢𝘩 𝘩𝘶𝘬𝘶𝘮 𝘫𝘢𝘩𝘪𝘭𝘪𝘺𝘢𝘩 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘬𝘦𝘩𝘦𝘯𝘥𝘢𝘬𝘪? 𝘋𝘢𝘯 𝘩𝘶𝘬𝘶𝘮 𝘴𝘪𝘢𝘱𝘢𝘬𝘢𝘩 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘭𝘦𝘣𝘪𝘩 𝘣𝘢𝘪𝘬 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘩𝘶𝘬𝘶𝘮 𝘈𝘭𝘭𝘢𝘩 𝘣𝘢𝘨𝘪 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨-𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘬𝘪𝘯?” (𝘘𝘚. 𝘈𝘭-𝘔𝘢̄𝘪𝘥𝘢𝘩 [5]: 50)
Rezeki bukan hanya angka dalam rekening, tetapi juga bukan rumah dan kendaraan, dan bukan jabatan atau popularitas. (Rahkmat Daily)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
