Dunia maya kini menjadi medan perang baru bagi emosi kita. Kita sering melihat komentar pedas di media sosial. Banyak warganet berbicara tanpa ilmu. Mereka sering memancing amarah kita. Fenomena ini membuat kita lelah secara mental. Islam sebenarnya telah memberikan panduan lengkap mengenai hal ini. Kita bisa meniru ulama besar dalam menyikapi orang bodoh atau jahil. Salah satunya adalah Imam Nawawi. Beliau memiliki pendekatan bijak yang sangat relevan hingga hari ini.
Ulama besar ini dikenal dengan kelembutan hatinya. Beliau menulis banyak kitab tentang adab. Salah satu nasihat beliau sangat cocok untuk pengguna internet saat ini. Kita perlu memahami strategi Imam Nawawi demi menjaga kewarasan. Anda tidak perlu meladeni semua orang di kolom komentar. Mari kita bedah strategi emas tersebut.
Memahami Definisi Orang Jahil
Kita harus paham siapa itu orang bodoh atau jahil. Dalam konteks agama, bodoh bukan berarti tidak sekolah. Orang bodoh di sini adalah mereka yang bebal. Mereka enggan menerima kebenaran meskipun bukti sudah nyata. Mereka lebih suka berdebat untuk menang, bukan mencari ilmu.
Di media sosial, ciri mereka sangat jelas. Mereka sering menggunakan kata-kata kasar. Mereka menyerang pribadi, bukan argumen. Hati mereka tertutup dari nasihat baik. Meladeni mereka hanya membuang waktu berharga Anda. Imam Nawawi mengajarkan kita untuk mengenali tipe manusia seperti ini. Tujuannya agar kita tidak terjebak dalam permainan mereka.
Diam Adalah Perlawanan Terbaik
Banyak orang berpikir diam itu lemah. Padahal, diam adalah bentuk kekuatan tertinggi. Strategi Imam Nawawi menekankan pentingnya menahan lisan. Dalam konteks digital, ini berarti menahan jari. Jangan mengetik balasan saat emosi memuncak.
Imam Nawawi sering mengutip syair atau perkataan Imam Syafi’i dalam kitab-kitabnya. Salah satu kutipan yang relevan berbunyi:
“Apabila orang bodoh mengajakmu berdebat, maka sikap yang terbaik adalah diam, tidak menanggapi.”
Kutipan ini mengandung makna mendalam. Menjawab orang bodoh justru memberi mereka panggung. Mereka akan merasa senang jika Anda marah. Sebaliknya, diam akan menyiksa batin mereka. Mereka akan merasa tidak dianggap. Kebisuan Anda mematikan ego mereka seketika.
Menghindari Debat Kusir (Tarkul Mira’)
Imam Nawawi dalam kitab Al-Adzkar banyak membahas bahaya lisan. Beliau menyarankan kita meninggalkan debat yang tidak bermanfaat. Istilah agamanya adalah Tarkul Mira’. Ini adalah prinsip meninggalkan perdebatan meskipun Anda di posisi benar.
Dunia maya penuh dengan troll. Mereka sengaja memancing keributan. Jika Anda meladeni, Anda masuk perangkap. Energi positif Anda akan terkuras habis. Akhirnya, ibadah dan pekerjaan Anda terganggu. Strategi Imam Nawawi mengajarkan efisiensi energi. Gunakan energi untuk hal produktif saja. Biarkan orang bodoh tenggelam dalam kebodohannya sendiri.
Imam Syafi’i, guru spiritual Imam Nawawi, juga pernah berkata:
“Jika engkau melayaninya, maka engkau akan susah sendiri. Dan jika engkau berteman dengannya, maka ia akan selalu menyakiti hati.”
Kalimat ini sangat valid untuk netizen masa kini. Membalas komentar hater hanya menambah sakit hati. Lebih baik abaikan dan lanjutkan hidup Anda.
Menjaga Keikhlasan Hati
Strategi Imam Nawawi tidak hanya soal tindakan lahiriah. Beliau sangat menekankan aspek batin atau hati. Saat kita memilih diam, pastikan niatnya benar. Jangan diam karena sombong atau merasa lebih suci. Diamlah karena Allah SWT.
Niatkan diam Anda untuk menghindari dosa. Niatkan untuk menjaga persaudaraan sesama muslim. Sikap ini akan mendatangkan pahala besar. Anda menang melawan hawa nafsu sendiri. Ini adalah jihad terbesar menurut ajaran Islam. Menahan diri untuk tidak memencet tombol “kirim” butuh kekuatan mental luar biasa.
Memblokir Sumber Masalah
Di era digital, kita punya fitur “blokir” atau “bisukan”. Ini sejalan dengan prinsip menjauhi keburukan. Imam Nawawi mengajarkan kita untuk ‘Iradh atau berpaling dari hal sia-sia. Jika akun tertentu selalu menyebar kebencian, blokir saja.
Anda berhak menyaring informasi yang masuk ke otak. Jangan biarkan sampah digital mengotori hati. Memblokir orang toksik bukan berarti memutus silaturahmi. Anda hanya sedang melindungi kesehatan jiwa. Ini adalah bentuk pengamalan strategi Imam Nawawi secara teknis. Anda menutup pintu maksiat dari ghibah dan caci maki.
Kesimpulan: Fokus pada Perbaikan Diri
Dunia maya tidak akan pernah sepi dari orang bodoh. Kita tidak bisa mengubah mereka satu per satu. Namun, kita bisa mengubah respon kita. Terapkan strategi Imam Nawawi mulai sekarang. Jadikan sabar sebagai perisai utama.
Fokuslah pada perbaikan diri sendiri. Biarkan orang lain sibuk dengan kegaduhan mereka. Anda tetaplah berkarya dan beribadah dengan tenang. Ingatlah bahwa setiap ketikan akan dimintai pertanggungjawaban. Jangan sampai kita tergelincir hanya karena emosi sesaat. Jadilah pengguna internet yang cerdas dan berakhlak mulia. Kedamaian hati adalah harta yang tak ternilai harganya.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
