Dunia modern sering membicarakan istilah growth mindset. Istilah ini merujuk pada pola pikir yang terus berkembang. Carol Dweck mempopulerkan konsep ini dalam psikologi modern. Namun, Islam sebenarnya telah mengajarkan prinsip ini sejak lama. Kita bisa menemukan intisari semangat ini dalam kitab legendaris Riyadus Shalihin. Kitab karya Imam An-Nawawi ini memuat banyak petunjuk perbaikan diri. Salah satu prinsip utamanya adalah semangat untuk terus menjadi lebih baik.
Kita sering mendengar sebuah ungkapan bijak yang sangat populer. Ungkapan ini menjadi landasan bagi setiap Muslim yang ingin maju. Prinsip ini mengajarkan kita untuk tidak stagnan. Kita harus selalu bergerak ke arah positif. Semangat ini sangat relevan dengan konsep growth mindset. Mari kita bedah bagaimana ajaran Islam memandang pengembangan potensi diri ini.
Memahami Konsep Keberuntungan dan Kerugian
Imam An-Nawawi menyusun Riyadus Shalihin dengan sistematika yang indah. Beliau mengajak pembaca untuk merenung. Dasar dari growth mindset dalam Islam terletak pada evaluasi waktu. Kita mengenal sebuah nasihat agung yang berbunyi:
“Barangsiapa yang hari ininya lebih baik dari kemarin maka dia termasuk orang yang beruntung. Barangsiapa yang hari ininya sama dengan kemarin maka dia adalah orang yang merugi. Barangsiapa yang hari ininya lebih buruk dari kemarin maka dia adalah orang yang terlaknat (hancur).”
Kutipan di atas mengandung makna yang sangat dalam. Kalimat tersebut menuntut kita untuk selalu progresif. Anda tidak boleh merasa puas dengan pencapaian saat ini. Rasa cepat puas akan mematikan potensi.
Seseorang dengan fixed mindset cenderung menghindari tantangan. Sebaliknya, growth mindset justru mencari peluang perbaikan. Islam mengategorikan orang yang “sama saja” sebagai orang yang merugi. Hal ini karena waktu modal utama kita terus berkurang. Jika kualitas diri tidak bertambah, kita sebenarnya sedang mundur.
Relevansi Riyadus Shalihin di Era Modern
Kita hidup di zaman yang serba cepat. Persaingan terjadi di segala lini kehidupan. Konsep dari Riyadus Shalihin menawarkan solusi mental yang kuat. Kitab ini mengajarkan bab Mujahadah atau bersungguh-sungguh. Imam An-Nawawi menempatkan bab ini di bagian awal.
Ini menunjukkan pentingnya tekad yang kuat. Anda harus melawan rasa malas. Kita perlu memerangi hawa nafsu yang mengajak pada kemunduran. Membangun growth mindset membutuhkan latihan konsisten. Anda tidak bisa berubah secara instan.
Proses ini memerlukan Muhasabah atau introspeksi diri. Setiap malam, kita perlu bertanya pada diri sendiri. “Apa yang sudah saya pelajari hari ini?” atau “Kebaikan apa yang bertambah hari ini?”. Pertanyaan ini akan memicu otak untuk mencari solusi. Kita akan terdorong untuk memperbaiki kesalahan kemarin.
Langkah Praktis Meningkatkan Kualitas Diri
Menerapkan prinsip “hari ini lebih baik dari kemarin” tidaklah rumit. Kita bisa memulainya dari hal-hal kecil. Berikut adalah langkah praktis yang bisa Anda lakukan:
-
Tetapkan Niat yang Kuat
Segala sesuatu bermula dari niat. Tanamkan dalam hati untuk menjadi pribadi yang lebih bermanfaat. Niat ini akan menjadi bahan bakar semangat Anda. -
Lakukan Evaluasi Harian
Luangkan waktu sejenak sebelum tidur. Renungkan aktivitas Anda seharian. Catat hal-hal yang perlu perbaikan. Jadikan catatan ini sebagai target esok hari. -
Jangan Takut Gagal
Growth mindset memandang kegagalan sebagai pelajaran. Islam mengajarkan konsep tobat dan perbaikan. Jika hari ini buruk, pastikan besok lebih baik. Jangan biarkan kegagalan membuat Anda berhenti berusaha. -
Konsistensi adalah Kunci
Dalam Riyadus Shalihin, kita mengenal istilah Istiqamah. Perubahan kecil yang rutin jauh lebih baik daripada perubahan besar yang sesaat. Lakukan perbaikan sedikit demi sedikit namun terus menerus.
Menghindari Jebakan Stagnasi
Banyak orang terjebak dalam zona nyaman. Mereka merasa cukup dengan ibadah atau kinerja yang biasa saja. Padahal, stagnasi adalah awal dari kemunduran. Ingatlah kutipan di atas. Orang yang hari ini sama dengan kemarin adalah orang merugi.
Kita tentu tidak ingin menjadi golongan yang merugi. Oleh karena itu, kita wajib terus belajar. Menuntut ilmu adalah cara terbaik menjaga growth mindset. Ilmu akan membuka wawasan baru. Wawasan baru akan membawa peluang amal yang baru pula.
Imam An-Nawawi mengajak kita berlomba dalam kebaikan. Kompetisi ini bukan untuk mengalahkan orang lain. Kompetisi sesungguhnya adalah melawan diri kita sendiri di masa lalu. Versi diri Anda hari ini harus mengalahkan versi kemarin.
Kesimpulan
Membangun growth mindset adalah kewajiban setiap Muslim. Kita memiliki panduan lengkap dalam Riyadus Shalihin. Prinsip “hari ini lebih baik dari kemarin” adalah mantra kesuksesan. Slogan ini berlaku untuk urusan dunia maupun akhirat.
Mari kita mulai perubahan dari sekarang. Jangan menunda kesempatan untuk berkembang. Jadikan setiap detik sebagai peluang emas. Anda memegang kendali atas pertumbuhan diri Anda sendiri. Dengan semangat perbaikan terus-menerus, kita akan meraih keberuntungan yang sejati.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
