Kisah
Beranda » Berita » Kisah Amr bin Al-Ash Mantan Musuh Nabi

Kisah Amr bin Al-Ash Mantan Musuh Nabi

Ilustrasi by Meta AI.

SURAU.CO – Kisah Amr bin Al-Ash adalah salah satu kisah yang paling menarik dalam sejarah awal Islam. Ia awalnya adalah musuh bebuyutan Nabi Muhammad SAW. Amr dikenal cerdas, licik, dan sangat gigih dalam menentang Islam. Namun demikian, takdir Allah SWT menuntunnya pada jalan hidayah. Sebuah peristiwa tak terduga, di mana barang-barangnya dihancurkan berkeping-keping oleh temannya, menjadi salah satu faktor yang mengubah hatinya. Kisah ini mengajarkan bahwa hidayah bisa datang melalui jalan yang tidak disangka-sangka, bahkan dari sebuah insiden yang tampak merugikan.

Amr bin Al-Ash: Musuh Cerdas yang Melawan Islam

Sebelum masuk Islam, Amr bin Al-Ash adalah salah satu tokoh Quraisy yang paling cerdas dan berpengaruh. Ia memiliki kemampuan retorika dan diplomasi yang ulung. Oleh karena itu, ia sering diutus oleh kaum Quraisy untuk menjalankan misi-misi penting. Salah satunya adalah upaya untuk mempengaruhi Raja Najasyi di Habasyah. Tujuannya adalah agar Raja Najasyi mengembalikan kaum Muslimin yang hijrah.

Amr bin Al-Ash juga dikenal sebagai komandan militer yang hebat. Ia memimpin beberapa pertempuran melawan kaum Muslimin. Ia menggunakan kecerdasan dan kelicikannya untuk merencanakan serangan. Ia merupakan ancaman serius bagi dakwah Islam di masa-masa awal. Ia begitu gigih dalam menentang Nabi Muhammad SAW.

Rencana Pembunuhan dan Hancurnya Barang Milik Teman

Suatu hari, Amr bin Al-Ash bertemu dengan para pemuka Quraisy. Mereka sedang berdiskusi tentang bagaimana menghentikan dakwah Nabi Muhammad SAW. Amr bin Al-Ash mengusulkan sebuah rencana yang sangat kejam. “Aku akan membunuh Muhammad!” katanya. Para pemuka Quraisy setuju. Mereka bahkan menjanjikan imbalan yang besar bagi Amr. Mereka ingin melihat Nabi Muhammad SAW mati.

Namun, seorang teman Amr bin Al-Ash, yang merupakan seorang kafir dan pembenci Nabi, tidak setuju dengan ide itu. “Jangan kau lakukan itu, Amr!” serunya. “Biarkan saja Muhammad hidup. Jika dia berhasil, maka dia akan menguasai Arab. Kau akan mendapatkan bagian dari kekuasaannya.”

Abu Dzar al-Ghifari: Sahabat Nabi yang Memegang Teguh Kebenaran

Amr bin Al-Ash tidak peduli dengan nasihat temannya. Ia tetap pada tekadnya. “Aku akan membunuhnya hari ini!” katanya. Temannya semakin kesal. Ia tahu bahwa Amr bin Al-Ash tidak akan mendengarkan. Maka dari itu, ia mengambil semua barang-barang milik Amr bin Al-Ash. Ia menghancurkannya berkeping-keping di depan Amr. Ia melakukannya untuk mencegah Amr pergi dan membunuh Nabi.

Peristiwa ini membuat Amr bin Al-Ash sangat terkejut. Ia marah, tetapi juga bingung. Ia melihat temannya yang kafir, pembenci Nabi, justru berusaha menghalangi niat buruknya. Ini adalah momen refleksi bagi Amr bin Al-Ash. Ia mulai mempertanyakan motifnya sendiri. Ia mulai memikirkan kembali tujuan hidupnya.

Pertemuan dengan Raja Najasyi: Pintu Hidayah yang Terbuka

Setelah insiden itu, Amr bin Al-Ash merasa gelisah. Ia memutuskan untuk pergi ke Habasyah. Di sana, ia bertemu dengan Raja Najasyi. Najasyi adalah seorang raja yang adil dan bijaksana. Ia telah melindungi kaum Muslimin yang hijrah.

Dalam percakapan dengan Najasyi, Amr bin Al-Ash bertanya, “Apakah Anda pernah bertemu dengan Muhammad?” Najasyi menjawab, “Ya, aku pernah bertemu dengannya. Dia adalah seorang Nabi yang membawa kebenaran.” Raja Najasyi kemudian menjelaskan kebaikan dan kejujuran Nabi Muhammad SAW. Ia juga menceritakan tentang ajaran Islam yang mulia.

Perkataan Najasyi sangat menyentuh hati Amr bin Al-Ash. Ia yang tadinya penuh kebencian, mulai merasakan sesuatu yang berbeda. Ia mulai merasakan kebenaran dalam ajaran Islam. Ia mulai menyadari kesalahan-kesalahannya di masa lalu. Pada saat itu, hidayah Allah SWT mulai menyusup ke dalam hatinya.

Mengenal Khawla binti Tsa’labah: Juru Bicara Wanita yang Mengubah Hukum Islam

Memeluk Islam dan Berjuang Bersama Nabi

Amr bin Al-Ash akhirnya memutuskan untuk memeluk Islam. Ia segera kembali ke Madinah. Ia menemui Rasulullah Muhammad SAW dan mengucapkan dua kalimat syahadat. Nabi menyambutnya dengan gembira. Ia tahu bahwa keislaman Amr bin Al-Ash akan membawa banyak manfaat bagi Islam.

Setelah masuk Islam, Amr bin Al-Ash menjadi salah satu sahabat Nabi yang paling setia. Ia menggunakan kecerdasan dan kemampuan militernya untuk membela Islam. Ia memimpin beberapa ekspedisi militer yang berhasil. Ia menjadi salah satu komandan perang yang paling sukses dalam sejarah Islam.

Peran Pasca-Nabi: Jenderal yang Ulung

Setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW, Amr bin Al-Ash terus memainkan peran penting. Ia menjadi salah satu jenderal yang ulung di masa Khulafaur Rasyidin. Ia memimpin penaklukan Mesir, salah satu provinsi terpenting Kekaisaran Romawi. Keberhasilan ini menunjukkan kepiawaian militernya. Ia adalah sosok yang sangat diandalkan dalam ekspansi Islam.

Hikmah dan Pelajaran dari Kisah Amr bin Al-Ash

Kisah Amr bin Al-Ash memberikan banyak hikmah dan pelajaran berharga bagi umat Muslim.

  1. Hidayah adalah Milik Allah: Kisah ini menegaskan bahwa hidayah adalah milik Allah semata. Allah dapat mengubah hati siapa pun, bahkan musuh Islam yang paling gigih sekalipun.

    Fudail bin Iyadh: Kisah Mantan Perampok yang Hatinya Dipeluk Hidayah

  2. Jalan Hidayah yang Tak Terduga: Hidayah dapat datang melalui jalan yang tidak terduga. Dalam kasus Amr, sebuah insiden dengan temannya menjadi pemicu refleksi.

  3. Pengaruh Lingkungan Baik: Pertemuan dengan Raja Najasyi memainkan peran penting dalam membuka hati Amr. Lingkungan yang baik dapat menuntun seseorang ke jalan kebenaran.

  4. Kebaikan Islam Melunakkan Hati: Meskipun Amr adalah musuh Islam, kebaikan dan keadilan Nabi Muhammad SAW dan ajaran Islam akhirnya melunakkan hatinya.

  5. Transformasi Sejati: Amr bin Al-Ash menunjukkan transformasi sejati. Ia meninggalkan masa lalunya yang kelam dan mendedikasikan hidupnya untuk Islam.

  6. Pentingnya Membela Islam: Setelah masuk Islam, Amr bin Al-Ash menggunakan seluruh kemampuannya untuk membela agama. Ini adalah teladan bagi setiap Muslim.

Dengan demikian, kisah Amr bin Al-Ash adalah cerminan dari kekuatan hidayah, transformasi iman, dan janji ampunan dari Allah SWT. Kisahnya terus hidup sebagai pengingat akan rahmat-Nya yang tak terbatas.


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement