Mendidik anak di era digital menghadirkan tantangan tersendiri bagi para orang tua. Arus informasi yang deras sering kali menggerus nilai-nilai moral. Oleh karena itu, kita membutuhkan pegangan yang kuat dalam membentuk kepribadian buah hati. Salah satu referensi terbaik adalah menerapkan konsep Parenting Nabawi Lewat Riyadus Shalihin. Kitab legendaris karya Imam An-Nawawi ini memuat ribuan hadis yang sangat relevan untuk pendidikan karakter.
Para ulama telah menyusun kitab ini dengan sistematika yang luar biasa. Bab-bab di dalamnya mencakup segala aspek kehidupan, termasuk adab dan akhlak. Orang tua dapat mengambil hikmah dari setiap hadis untuk diterapkan dalam pengasuhan sehari-hari. Metode ini tidak hanya mendidik akal, tetapi juga menyentuh hati anak. Mari kita telaah bagaimana kitab ini menjadi panduan parenting yang efektif.
Meluruskan Niat dalam Mendidik
Imam An-Nawawi membuka kitabnya dengan bab tentang niat. Hal ini memberikan pelajaran penting bagi setiap orang tua. Ayah dan Bunda harus meluruskan niat sebelum mulai mendidik anak. Kita mengasuh mereka semata-mata untuk mencari ridha Allah, bukan sekadar kebanggaan sosial. Niat yang tulus akan memberikan energi positif dalam proses pengasuhan.
Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya.” (Muttafaq ‘alaih).
Orang tua wajib menanamkan pemahaman ini kepada anak sejak dini. Ajarkan mereka melakukan kebaikan karena Allah. Kebiasaan ini akan membentuk karakter ikhlas dalam diri anak. Mereka tidak akan mudah kecewa saat tidak mendapatkan pujian manusia. Pondasi tauhid ini menjadi dasar utama dalam Parenting Nabawi Lewat Riyadus Shalihin.
Menanamkan Kejujuran dan Integritas
Bab taubat dan kejujuran dalam Riyadus Shalihin juga sangat krusial. Kejujuran adalah mata uang yang berlaku di mana saja. Orang tua harus menjadi teladan utama dalam aspek ini. Anak-anak adalah peniru yang ulung. Mereka akan melihat dan meniru apa yang orang tua lakukan, bukan hanya apa yang kita katakan.
Jika kita menginginkan anak yang jujur, maka jangan pernah berbohong kepada mereka. Hindari janji palsu hanya untuk membuat anak diam. Rasulullah SAW sangat menekankan pentingnya kejujuran sebagai jalan menuju surga.
Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Sesungguhnya kejujuran itu menunjukkan kepada kebaikan, dan kebaikan itu menunjukkan kepada surga.” (Muttafaq ‘alaih).
Tanamkan rasa takut berbuat curang pada anak. Jelaskan bahwa Allah Maha Melihat segala perbuatan. Integritas ini akan menjaga mereka saat berada jauh dari pengawasan orang tua. Karakter jujur akan menyelamatkan masa depan mereka di dunia dan akhirat.
Membangun Kesabaran dalam Keluarga
Mendidik anak membutuhkan stok sabar yang melimpah. Anak-anak sering kali melakukan kesalahan atau bertindak di luar keinginan kita. Imam An-Nawawi mendedikasikan bab khusus tentang sabar. Orang tua perlu mengelola emosi saat menghadapi tingkah polah anak. Kemarahan yang meledak-ledak hanya akan menumbuhkan rasa takut, bukan rasa hormat.
Parenting Nabawi Lewat Riyadus Shalihin mengajarkan kita untuk merespons kesalahan dengan bijak. Rasulullah tidak pernah memukul anak kecil atau wanita. Beliau mendidik dengan kasih sayang dan ketegasan yang proporsional. Kesabaran orang tua akan menjadi contoh nyata bagi anak dalam mengelola emosi mereka sendiri.
Disiplin Ibadah Sejak Dini
Salah satu hadis populer dalam Riyadus Shalihin membahas tentang perintah salat. Ini adalah panduan teknis tentang tahapan mendidik disiplin ibadah.
Rasulullah SAW bersabda:
“Perintahkanlah anak-anak kalian untuk melakukan shalat saat mereka berumur tujuh tahun, dan pukullah mereka (jika meninggalkannya) saat mereka berumur sepuluh tahun, dan pisahkanlah tempat tidur di antara mereka.” (HR. Abu Daud).
Hadis ini mengajarkan proses bertahap. Usia 7 tahun adalah fase pengenalan dan pembiasaan yang menyenangkan. Orang tua mengajak anak tanpa paksaan yang keras. Namun, saat usia 10 tahun, orang tua mulai menerapkan konsekuensi yang mendidik. Hal ini membangun rasa tanggung jawab dan kedisiplinan syariat.
Mengajarkan Kasih Sayang dan Kelembutan
Pendidikan karakter tidak melulu soal aturan kaku. Riyadus Shalihin memuat banyak hadis tentang keutamaan berlemah lembut. Rasulullah sering mencium cucu-cucunya dan bersenda gurau dengan anak-anak. Sentuhan fisik dan kata-kata manis adalah nutrisi bagi jiwa anak.
Anak yang tumbuh dengan kasih sayang akan memiliki empati tinggi. Mereka akan mudah menyayangi orang lain dan makhluk hidup di sekitarnya. Orang tua perlu meluangkan waktu berkualitas untuk sekadar bercerita atau bermain bersama. Kedekatan emosional ini akan memudahkan orang tua dalam menanamkan nilai-nilai kebaikan.
Penutup
Menerapkan Parenting Nabawi Lewat Riyadus Shalihin adalah solusi komprehensif bagi keluarga muslim. Kitab ini menyediakan kurikulum lengkap mulai dari niat, adab, hingga ibadah. Orang tua hanya perlu membuka kembali lembaran kitab ini dan mempraktikkannya. Mari kita cetak generasi yang tidak hanya cerdas akalnya, tetapi juga mulia akhlaknya. Semoga Allah memudahkan langkah kita dalam mendidik amanah yang berharga ini.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
