SURAU.CO – بسم الله الرحمن الرحيم. الســـلام عليــكم ورحــمة اﻟلّـہ وبركاته. إِنَّ الْحَمْدَ لله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَ نَتُوْبُ إِلَيْهِ وَنَعُوْذُ بلله مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ الله فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إله إلا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لا نَبِيَّ بَعْدَهُ.
Tanamkanlah Budaya Membaca Sampai Selesai, selamat membaca.
Ya, Berhati-hatilah dengan pujian, karena meskipun tulus, pujian bisa membuatmu terlena dan lupa diri.
MAKNA UTAMA
Pujian itu pada dasarnya manis di lisan, tetapi berbahaya bagi hati.
Karena:
▪︎ Pujian bisa menumbuhkan ujub (bangga diri),
▪︎ Bisa memicu riya (ingin di puji lebih banyak),
▪︎ Bisa membuat seseorang merasa hebat,
Dan tanpa terasa membuat hati jauh dari tawadhu serta lupa bahwa semua kebaikan dari Allah Subhaanahu Wa Ta’ala.
DALIL-DALIL YANG MENUNJUKKAN BAHAYA PUJIAN
Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda:
“Tebarkanlah tanah ke wajah orang-orang yang berlebihan dalam memuji.” [HR. Muslim]
Ini menunjukkan larangan keras terhadap pujian yang berlebih-lebihan, karena bahaya besar yang di timbulkannya.
Hadits lainnya, Ketika ada seseorang memuji orang lain di hadapan Nabi Shallallaahu ‘Alaihi Wa Sallam, beliau bersabda:
“Engkau telah memotong leher saudaramu.!” [HR. Muslim]
Maksudnya: Pujian berlebihan bisa merusak hati orang yang di puji, seperti “memotong” semangat dan keikhlasannya.
SANGAT TAKUTLAH TERHADAP PUJIAN
Para ulama salaf sangat berhati-hati dengan pujian. Di antara ucapan mereka:
Umar bin Khatthab Radhiyallaahu ‘anhu:
“Pujian adalah penyembelihan.”
Maksudnya: pujian bisa “menyembelih” hatimu dengan kesombongan.
Imam Ahmad Rahimahullah:
“Jika engkau tahu dirimu, maka pujian manusia tidak akan merusakmu.”
KENAPA PUJIAN BISA BERBAHAYA?
Karena pujian dapat membuat seseorang:
▪︎ Merasa paling baik,
▪︎ Merasa amalnya besar,
▪︎ Beramal agar terus di puji,
▪︎ Lupa bahwa semua nikmat dari Allah,
▪︎ Dan akhirnya terlena hingga jatuh dalam kesombongan.
Makanya Nabi Shallallaahu ‘Alaihi Wa Sallam mengajarkan kita merendahkan diri sekali pun di puji.
CARA AGAR SELAMAT DARI BAHAYA PUJIAN
1). Arahkan pujian kepada Allah. Jika seseorang memuji kita, ucapkan:
اللَّهُمَّ لَا تُؤَاخِذْنِي بِمَا يَقُولُونَ، وَاغْفِرْ لِي مَا لَا يَعْلَمُونَ، وَاجْعَلْنِي خَيْرًا مِمَّا يَظُنُّونَ
“Ya Allah, janganlah Engkau hukum aku atas pujian mereka. Ampunilah aku dari apa yang mereka tidak ketahui. Dan jadikan aku lebih baik dari yang mereka sangkakan.”
2). Ingat bahwa semua kebaikan dari Allah: Tidak ada keberhasilan tanpa pertolongan-Nya.
3). Jaga hati dari ujub. Setiap kali dipuji, katakan: “Ini semua karunia Allah, bukan karena aku.”
4). Sibukkan diri dengan amal, bukan pujian: Sebab amal yang ikhlas lebih baik dari pujian manusia.
KESIMPULAN SINGKAT
Pujian itu tidak selalu buruk, tetapi berbahaya bagi hati.
Jika tidak hati-hati, pujian bisa membuat:
▪︎ Lupa diri,
▪︎ Merasa hebat,
▪︎ Hilang keikhlasan,
▪︎ Dan jatuh pada kesombongan.
Maka berhati-hatilah dengan pujian sebagaimana engkau berhati-hati dari racun yang manis rasanya.
Selesai, Al-Hamdulillaah. Selamat Menantikan Materi Berikutnya.
Demikian Faedah Ilmiyah dan Mau’izhoh Hasanah pada hari ini. Semoga bisa memberikan manfaat untuk kita semua, serta bisa sebagai acuan untuk senantiasa memperbaiki amal kita di atas sunnah Nabi Shallallaahu ‘Alaihi Wa Sallam dan Tidak berbicara agama dengan menggunakan Akal dan Hawa Nafsu melainkan dengan Dalil Yang Shohih sesuai dengan pemahaman para ulama salaf.
🌹 والله اعلم بالصواب وهو ولي التوفيق والهداية
🌹 وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم
🌹 سبحانك اللهم وبحمدك اشهد ان لا اله الا انت استغفرك واتوب اليك
Kota Bima-NTB : Kamis, 1447 H / 2025 M. dishare pada yang lain dan yang belum mengetahui, agar Anda pun bisa dapat bagian pahala.
Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ
“Barangsiapa menunjukkan satu kebaikan maka ia akan mendapatkan pahala seperti orang yang mengamalkannya.” [HR. Muslim dari Abu Mas’ud Al-Anshori Radhiyallaahu ‘anhu]. (Abu Hasyif)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
