Opinion
Beranda » Berita » Bahaya Sinkretisme dan Pluralisme Agama

Bahaya Sinkretisme dan Pluralisme Agama

Bahaya Sinkretisme dan Pluralisme Agama
Bahaya Sinkretisme dan Pluralisme Agama

 

SURAU.CO – Menjaga Kemurnian Akidah di Tengah Arus Penyamaan Agama. Di zaman modern, banyak istilah yang muncul dengan wajah menarik, namun hakikatnya merusak pondasi akidah umat.

Di antaranya adalah pluralisme agama dan sinkretisme agama. Keduanya sering dikemas dengan jargon toleransi, humanisme, dan persatuan, padahal pada level ideologi ia justru berbahaya bagi iman seorang muslim.

Apa Itu Pluralisme Agama?

Pluralisme agama adalah paham yang mengajarkan bahwa semua agama adalah benar, semua jalan menuju Tuhan sama, dan tidak ada agama yang memiliki kebenaran mutlak.

Padahal dalam Islam, keyakinan seperti ini bertentangan langsung dengan akidah pokok:

Sinergi Hukum dan Moralitas dalam Kitab Riyadus Shalihin: Membentuk Pribadi Muslim Utuh

“Sesungguhnya agama yang benar di sisi Allah hanyalah Islam.” (QS. Ali ‘Imran: 19)

Dan firman-Nya:

“Barang siapa mencari agama selain Islam, maka tidak akan diterima darinya.” (QS. Ali ‘Imran: 85)

Maka seorang muslim wajib meyakini bahwa Islam satu-satunya jalan keselamatan, tanpa berarti membenci atau menzalimi pemeluk agama lain.

Apa Itu Sinkretisme Agama?

Sinkretisme adalah upaya mencampuradukkan ajaran agama, menyatukan ritual dari berbagai keyakinan, atau memodifikasi ibadah Islam dengan unsur-unsur agama lain.

Menggali Makna Reformasi Birokrasi dan Semangat “Itqan” Demi Pelayanan Prima

Contoh:
Ritual zikir yang dicampur dengan mantra agama lain

Tradisi perayaan yang merupakan gabungan dari simbol-simbol lintas agama

Keyakinan “semua nabi adalah sama dan semua agama membawa cahaya yang sama”

Ini sangat berbahaya karena merupakan bentuk tasyabbuh dalam ibadah dan penodaan tauhid.

Rasulullah ﷺ bersabda:

Menjaga Kehormatan Publik: Pelajaran Penting bagi Pejabat Negara

“Barang siapa menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk bagian dari mereka.” (HR. Abu Dawud)

Mengapa Keduanya Berbahaya?

a. Merusak Tauhid
Tauhid mengajarkan bahwa hanya Allah satu-satunya Tuhan yang disembah. Pluralisme dan sinkretisme menyatakan bahwa semua sembahan itu sama — ini jelas syirik dalam pemahaman.

b. Menghapus Batas Kebenaran
Jika semua dianggap benar, berarti:

Tidak ada lagi perintah dakwah

Tidak ada lagi amar ma’ruf nahi munkar
Tidak ada lagi nilai haram–halal yang jelas.

Padahal Islam adalah agama yang paling tegas dalam menetapkan batasan akidah dan ibadah.

c. Menghilangkan Identitas Umat
Islam diturunkan dengan syariat yang jelas. Bila umat mengaburkan batas-batas tersebut, maka:

Ibadah kehilangan makna
Aqidah menjadi kabur

Umat mudah diseret arus pemikiran global yang liberal

d. Mengikuti Agenda Barat
Banyak program internasional mendorong pluralisme sebagai bagian dari “moderasi beragama”, yang sebenarnya bertujuan:

menjinakkan umat Islam,

menghapus semangat dakwah,
dan melemahkan sendi tauhid.

Toleransi dalam Islam: Jelas, Namun Tidak Sampai Menggadaikan Aqidah

Islam adalah agama yang paling toleran. Sejarah menunjukkan:

Kami menghormati non-muslim dan menjaga hak-hak mereka.

Tidak ada pemaksaan masuk Islam

Namun toleransi tidak berarti menyamakan akidah. Ulama menyebutnya “at-tasamuh ghayr at-tamyi’” — toleransi tanpa mencairkan prinsip agama.

Rasulullah ﷺ hidup berdampingan dengan Yahudi dan Nasrani, tetapi beliau tidak pernah sekali pun ikut ritual mereka atau mencampur ibadah Islam dengan budaya mereka.

Sikap Seorang Muslim

a. Meyakini kebenaran mutlak Islam
Hadapi tanpa ragu, tak takut dianggap tidak toleran.

b. Berbuat baik kepada non-muslim
Sebagaimana perintah Allah:
“Allah tidak melarang kalian berbuat baik dan berlaku adil kepada orang-orang kafir yang tidak memerangi kalian.”
(QS. Al-Mumtahanah: 8)

c. Menolak pencampuran ibadah dan akidah
Baik dalam bentuk:
ritual bersama,

doa lintas agama,
atau simbol keagamaan gabungan.

d. Berdakwah dengan lembut
Menjelaskan kebenaran Islam dengan akhlak, bukan dengan permusuhan.

Penutup: Menjaga Kejernihan Tauhid

Pluralisme dan sinkretisme adalah virus akidah. Ia melemahkan iman, menghapus batas agama, dan menjerumuskan pada syirik pemahaman. Umat Islam menjaga kemurnian tauhid sesuai ajaran Rasulullah ﷺ dan sahabat.

Kita hidup berdampingan dengan penuh hormat, tetapi kita tidak boleh menggadaikan keyakinan.

Semoga Allah menjaga hati kita agar tetap teguh di atas kalimat Laa ilaha illallah, dan melindungi umat Islam dari pemikiran yang merusak aqidah. (Tengku Iskandar, M. Pd – Duta Literasi Pena Da’i Nusantara Provinsi Sumatera Barat)

 


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement