Khazanah
Beranda » Berita » Ketika Hati Mulai Lelah, Ingatlah Allah Tidak Pernah Pergi

Ketika Hati Mulai Lelah, Ingatlah Allah Tidak Pernah Pergi

Ketika Hati Mulai Lelah, Ingatlah Allah Tidak Pernah Pergi
Ketika Hati Mulai Lelah, Ingatlah Allah Tidak Pernah Pergi

 

SURAU.CO – Ketika Hati Mulai Lelah, Ingatlah Allah Tidak Pernah Pergi: Ada masa ketika langkah terasa berat. Kita menjalani hari seperti menanggung sesuatu yang tak terlihat, namun terasa menghimpit dari dalam dada.

Dalam kondisi seperti itu, banyak orang mencoba tetap tegar,
tersenyum meski hatinya remuk,
berusaha kuat meski dirinya sendiri sebenarnya tengah mencari tempat bersandar.

Namun ada satu hal yang sering kita lupa:
Allah tidak pernah menjauh.
Kitalah yang kadang terlalu jauh dari-Nya.

Allah Lebih Dekat dari Segala Kedekatan

Allah menyatakan dengan sangat lembut:

Menggali Peran Pemuda dalam Riyadus Shalihin: Menjadi Agen Perubahan Sejati

> “Dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.” (QS. Qaf: 16)

Ayat ini bukan sekadar informasi, tetapi penguat hati. Ia mengingatkan kita bahwa saat tak ada manusia yang mengerti, Allah mengerti.

Saat tak ada tempat bersandar, Allah selalu siap menyambut hamba-Nya yang kembali.

Lelah Itu Bukan Tanda Lemah, Tapi Tanda Kita Masih Berjuang

Orang yang paling kuat pun punya titik rapuh. Bahkan Nabi Yunus ‘alaihissalam pernah merasa sangat tertekan
hingga akhirnya berdoa dari dalam kegelapan perut ikan:

> “Lā ilāha illā Anta, subhānaka innī kuntu minazh-zhālimīn.” (QS. Al-Anbiya’: 87)

Pendidikan Adab Sebelum Ilmu: Menggali Pesan Tersirat Imam Nawawi

Doa itu bukan hanya permohonan,
tetapi pengakuan jujur bahwa manusia memang terbatas
dan sangat membutuhkan Allah.

Setiap kali engkau merasa berada di “kegelapan” hidup, maka serulah doa ini.
Engkau akan keluar dari kesempitan
sebagaimana Yunus dikeluarkan dari gelap yang berlapis-lapis.

Jangan Menunggu Sempurna untuk Kembali kepada Allah

Kadang seseorang menunda taubat
karena merasa dirinya terlalu banyak dosa.

Padahal, siapa pun yang kembali kepada Allah pasti disambut dengan penuh kasih.

Rasulullah ﷺ bersabda:

Birrul Walidain: Membangun Peradaban dari Meja Makan untuk Generasi Mulia

> “Allah lebih gembira dengan taubat seorang hamba daripada seseorang yang menemukan kembali untanya yang hilang.”
(HR. Muslim)

Bayangkan, Allah bergembira.
Dzat yang menciptakan langit dan bumi
berbahagia hanya karena seorang hamba
mengucapkan, “Ya Allah, aku kembali.”

Setiap Musibah Bukan Hukuman, Tetapi Undangan

Apapun kesedihan yang kita alami hilangnya kesempatan, patah hati, kegagalan, kehilangan, semua itu bukan tanda Allah murka,
tetapi undangan lembut untuk lebih dekat kepada-Nya.

Musibah sering kali memaksa kita berhenti, agar kita kembali melihat jalan,
karena yang kita tempuh selama ini mungkin terlalu jauh dari-Nya.

Ketenangan Tidak Datang dari Dunia, Tapi dari Dzikir

Hati manusia ibarat botol kosong.
Ketika tidak diisi dengan dzikir, ia dipenuhi kegelisahan.

Allah berfirman:

> “Hanya dengan mengingat Allah, hati menjadi tenang.” (QS. Ar-Ra’d: 28)

Bukan harta, bukan pujian, bukan hiburan. Yang menenangkan hati—benar-benar menenangkan hanyalah ingatan kepada Allah.

Mulailah Kembali, Walaupun Perlahan

Kembalilah dengan langkah kecil:

• perbaiki shalat
• baca satu ayat Al-Qur’an
• istighfar 10 kali sebelum tidur
• jaga satu dosa untuk ditinggalkan
• bersedekah walaupun sedikit

Perubahan besar selalu dimulai dari keberanian melakukan hal-hal kecil.

Allah Tidak Menuntut Kita Menang, Hanya Menuntut Kita Berjuang

Kita tidak dituntut untuk selalu sempurna.
Yang Allah lihat adalah usaha, bukan hasil.

Setiap air mata yang jatuh karena takut kepada-Nya, setiap langkah menuju masjid, setiap istighfar yang terucap lirik, semuanya dihitung sebagai amal yang mendekatkan kita kepada surga.

Penutup: Tetaplah Berjalan

Jika hari ini hatimu lelah,
maka istirahatlah dalam doa.

Jika langkahmu terasa berat,
maka duduklah sejenak dalam dzikir.

Dan jika engkau merasa sendirian,
ingatlah: Allah tidak pernah meninggalkanmu. Tidak sedetik pun. (Oleh: Tengku Iskandar, M. Pd – Duta Literasi Pena Da’i Nusantara Provinsi Sumatera Barat Indonesia)


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement