SURAU.CO – Hakikat Filsafat Yunani: Filsafat Yunani lahir dari akal spekulatif yang lepas dari wahyu. Tokohnya seperti Socrates, Plato, dan Aristoteles membangun cara berpikir berdasarkan:
𝗟𝗼𝗴𝗶𝗸𝗮 𝗺𝘂𝗿𝗻𝗶
𝗦𝗽𝗲𝗸𝘂𝗹𝗮𝘀𝗶 𝗺𝗲𝘁𝗮𝗳𝗶𝘀𝗶𝗸𝗮
Asumsi tentang Tuhan, jiwa, dan alam semesta, Tanpa satu pun bersumber dari wahyu Ilahi.
Mereka membahas:
𝗛𝗮𝗸𝗶𝗸𝗮𝘁 𝗧𝘂𝗵𝗮𝗻 𝗱𝗲𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗮𝗸𝗮𝗹
𝗔𝘀𝗮𝗹-𝘂𝘀𝘂𝗹 𝗮𝗹𝗮𝗺 𝗱𝗲𝗻𝗴𝗮𝗻 𝘀𝗽𝗲𝗸𝘂𝗹𝗮𝘀𝗶
𝗠𝗼𝗿𝗮𝗹 𝗱𝗲𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗿𝗮𝘀𝗶𝗼 𝗿𝗲𝗹𝗮𝘁𝗶𝗳
Ini adalah fondasi rasionalisme murni, yang dalam Islam disebut:
𝙖𝙡-‘𝙖𝙦𝙡 𝙖𝙡-𝙢𝙪𝙟𝙖𝙧𝙧𝙖𝙙 ‘𝙖𝙣 𝙖𝙡-𝙬𝙖𝙝𝙮 — 𝙖𝙠𝙖𝙡 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙙𝙞𝙡𝙚𝙥𝙖𝙨𝙠𝙖𝙣 𝙙𝙖𝙧𝙞 𝙬𝙖𝙝𝙮𝙪.
Ketika Filsafat Yunani Masuk ke Dunia Islam
Pada masa Daulah Abbasiyah, terutama era Al-Ma’mun, dilakukan besar-besaran:
Penerjemahan karya Yunani
Masuknya logika Aristoteles
Berkembangnya ilmu kalam
Dari sinilah lahir:
𝗠𝘂’𝘁𝗮𝘇𝗶𝗹𝗮𝗵
𝗜𝗹𝗺𝘂 𝗸𝗮𝗹𝗮𝗺 𝘀𝗽𝗲𝗸𝘂𝗹𝗮𝘁𝗶𝗳
𝗗𝗲𝗯𝗮𝘁 𝘁𝗲𝗻𝘁𝗮𝗻𝗴 𝗱𝘇𝗮𝘁 𝗱𝗮𝗻 𝘀𝗶𝗳𝗮𝘁 𝗔𝗹𝗹𝗮𝗵 𝗱𝗲𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗹𝗼𝗴𝗶𝗸𝗮 𝗬𝘂𝗻𝗮𝗻𝗶
𝙄𝙣𝙞 𝙖𝙙𝙖𝙡𝙖𝙝 𝙥𝙞𝙣𝙩𝙪 𝙢𝙖𝙨𝙪𝙠 𝙗𝙞𝙙‘𝙖𝙝 𝙖𝙠𝙞𝙙𝙖𝙝 𝙨𝙚𝙘𝙖𝙧𝙖 𝙨𝙞𝙨𝙩𝙚𝙢𝙞𝙠 𝙙𝙖𝙡𝙖𝙢 𝙨𝙚𝙟𝙖𝙧𝙖𝙝 𝙄𝙨𝙡𝙖𝙢.
Bentuk-Bentuk Bid‘ah yang Lahir dari Filsafat Yunani
Pengaruh filsafat Yunani melahirkan penyimpangan besar.
Menolak Sifat Allah secara lahiriah
Demi menyesuaikan logika filsafat:
𝗔𝗹𝗹𝗮𝗵 “𝘁𝗶𝗱𝗮𝗸 𝗱𝗶 𝗮𝘁𝗮𝘀”
𝗔𝗹𝗹𝗮𝗵 “𝗯𝘂𝗸𝗮𝗻 𝗱𝗶 𝗺𝗮𝗻𝗮-𝗺𝗮𝗻𝗮”
𝗔𝗹𝗹𝗮𝗵 “𝘁𝗶𝗱𝗮𝗸 𝗽𝘂𝗻𝘆𝗮 𝘀𝗶𝗳𝗮𝘁 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗱𝗶𝗽𝗮𝗵𝗮𝗺𝗶”
Padahal Allah berfirman:
الرَّحْمَٰنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَىٰ
> “Ar-Raḥmān ‘alal ‘Arsy istawā.” (QS. Ṭāhā: 5)
Artinya: “Allah Yang Maha Pengasih bersemayam di atas ‘Arsy.”
Mendewakan Akal di atas Wahyu
Jika wahyu bertentangan dengan logika:
𝗬𝗮𝗻𝗴 𝗱𝗶𝘁𝗼𝗹𝗮𝗸 𝗮𝗱𝗮𝗹𝗮𝗵 𝘄𝗮𝗵𝘆𝘂
𝗬𝗮𝗻𝗴 𝗱𝗶𝗯𝗲𝗹𝗮 𝗮𝗱𝗮𝗹𝗮𝗵 𝗮𝗸𝗮𝗹
Inilah akar sekularisme pemikiran dalam Islam.
Munculnya Ilmu Kalam padahal Rasulullah ﷺ tidak pernah mengajarkan: 𝗗𝗲𝗯𝗮𝘁 𝘁𝗲𝗻𝘁𝗮𝗻𝗴 𝗷𝗮𝘂𝗵𝗮𝗿, ‘𝗮𝗿𝗮𝗱𝗵
𝗛𝗮𝗸𝗶𝗸𝗮𝘁 𝗾𝗮𝗱𝗶𝗺 𝗮𝗹𝗮 𝗳𝗶𝗹𝘀𝗮𝗳𝗮𝘁
𝗦𝗽𝗲𝗸𝘂𝗹𝗮𝘀𝗶 𝘇𝗮𝘁 𝗧𝘂𝗵𝗮𝗻
Semua ini adalah konsep asing dari Yunani, bukan dari Islam.
Pernyataan Keras Para Ulama terhadap Filsafat
Imam Malik رحمه الله:
“Barangsiapa mempelajari ilmu kalam, maka ia akan menjadi zindiq.”
Dan Imam Asy-Syafi‘i رحمه الله:
“Hukuman bagi ahli kalam adalah dipukul dengan sandal dan diarak di tengah manusia.”
Imam Ahmad رحمه الله:
“Ahli filsafat dan kalam tidak akan beruntung.”
Ibnu Taimiyah رحمه الله:
“Filsafat adalah pintu terbesar bagi masuknya penyimpangan akidah ( Bid’ah) ke dalam umat.”
Dari Filsafat Yunani ke Liberalisme & Sekularisme
Benang merahnya jelas:
Filsafat Yunani Dampaknya:
Akal di atas wahyu lahir Liberalisme
Kebenaran relatif lahir Pluralisme
Tuhan versi logika lahir Deisme
Moral logis lahir Humanisme
Negara tanpa wahyu lahir Sekularisme
Hukum Allah diganti dengan suara mayoritas manusia lahir Demokrasi
Semua ini adalah produk lanjutan dari racun filsafat Yunani.
Padahal Allah Subhanahu Wa Ta’ala Berfirman:
> وَإِن تُطِعْ أَكْثَرَ مَن فِي الْأَرْضِ يُضِلُّوكَ عَن سَبِيلِ اللَّهِ
“Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah.” (QS. Al-An‘ām: 116)
Islam Dibangun di Atas Wahyu, Bukan Spekulasi
Serta Islam tidak dibangun dari:
𝗗𝘂𝗴𝗮𝗮𝗻
𝗟𝗼𝗴𝗶𝗸𝗮 𝗹𝗶𝗮𝗿
𝗢𝗽𝗶𝗻𝗶 𝗳𝗶𝗹𝗼𝘀𝗼𝗳
Islam dibangun di atas:
𝗔𝗹-𝗤𝘂𝗿’𝗮𝗻
𝗦𝘂𝗻𝗻𝗮𝗵
𝗣𝗲𝗺𝗮𝗵𝗮𝗺𝗮𝗻 𝗦𝗮𝗹𝗮𝗳
Allah Subhanahu Wa Ta’ala Berfirman:
> “Jika kalian berselisih dalam suatu perkara, kembalikanlah kepada Allah dan Rasul.” (QS. An-Nisā’: 59)
Bukan dikembalikan kepada Plato.
>Bukan kepada Aristoteles.
>Bukan kepada logika Barat.
KESIMPULAN
Filsafat Yunani adalah akar sistemik lahirnya bid‘ah pemikiran dalam Islam
Ia mendewakan akal dan menyingkirkan wahyu
Ia melahirkan ilmu kalam, relativisme, dan sekularisme
Islam tidak butuh filsafat untuk mengenal Allah
Wahyu lebih tinggi daripada logika
PENUTUP: Jika kebenaran harus tunduk pada logika, maka 𝗜𝗯𝗹𝗶𝘀 𝗮𝗱𝗮𝗹𝗮𝗵 𝗳𝗶𝗹𝗼𝘀𝗼𝗳 𝗽𝗲𝗿𝘁𝗮𝗺𝗮.
Karena ia menolak sujud bukan dengan nafsu, tetapi dengan logika.
> “Aku lebih baik darinya.” (QS. Al-A‘rāf: 12)
SERUAN DAKWAH
Wahai kaum Muslimin, jangan biarkan akal menyaingi wahyu,
dan jangan biarkan suara manusia menggeser hukum Allah.
Mari kembali kepada:
Tauhid yang murni
Al-Qur’an & Sunnah
Pemahaman Salafush Shalih
Hukum Allah sebagai satu-satunya sumber hukum tertinggi
Allah Subhanahu Wa Ta’ala Berfirman:
> “Barangsiapa tidak memutuskan dengan apa yang diturunkan Allah, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.”> (QS. Al-Mā’idah: 45)
𝗦𝗲𝗯𝗮𝗿𝗸𝗮𝗻 𝗶𝗻𝗶 𝘀𝗲𝗯𝗮𝗴𝗮𝗶 𝗽𝗲𝗻𝗴𝗶𝗻𝗴𝗮𝘁! 𝗞𝗮𝗿𝗲𝗻𝗮 𝗱𝗶𝗮𝗺 𝗱𝗶 𝘁𝗲𝗻𝗴𝗮𝗵 𝗸𝗲𝗯𝗮𝘁𝗶𝗹𝗮𝗻 𝗮𝗱𝗮𝗹𝗮𝗵 𝗯𝗲𝗻𝘁𝘂𝗸 𝗽𝗲𝗿𝘀𝗲𝘁𝘂𝗷𝘂𝗮𝗻.
DAFTAR PUSTAKA
- Al-Qur’an Al-Karim
- Ibnu Qayyim – Ash-Shawā‘iq al-Mursalah
- Imam Al-Lālikā’ī – Syarh Ushūl I‘tiqād Ahlis Sunnah
- Al-Baghdadi – Al-Farq Baina al-Firaq
- Ibnu Taimiyah – Dar’u Ta‘ārudh al-‘Aql wa an-Naql
- Kitab-kitab Imam Ahmad, Asy-Syafi‘i, dan Malik رحمهُم الله
#TauhidDiAtasSegalanya #TolakFilsafat #HukumAllah #WahyuDiAtasAkal #AntiBidah #ManhajSalaf #TolakSekularisme #TolakDemokrasi #IslamKaffah #KhilafahBukanFilsafat #KembaliKepadaAllah #DakwahTauhid. (Rahmat Daily)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
