SURAU.CO – Nikmat sehat adalah salah satu anugerah terbesar yang Allah berikan kepada manusia. Ia begitu dekat, begitu melekat, namun sering kali tidak disadari nilainya hingga ia pergi. Sehat bukan sekadar tubuh yang bugar, tetapi kelapangan untuk beribadah, kekuatan untuk mencari nafkah, ketenangan untuk berpikir jernih, dan kemampuan untuk menjalankan amanah kehidupan.
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Dua nikmat yang kebanyakan manusia tertipu karenanya: kesehatan dan waktu luang.” (HR. Bukhari)
Hadis ini mengingatkan kita bahwa betapa banyak orang memiliki kesehatan, namun tidak menggunakannya untuk taat. Mereka memiliki waktu, namun dihabiskan untuk sesuatu yang tidak bermanfaat. Sehat dan waktu adalah pasangan emas yang menentukan kualitas hidup seorang hamba.
Sehat sebagai Jembatan Ibadah
Tubuh yang sehat membuat hati ringan menjalankan shalat, pikiran lapang saat membaca Al-Qur’an, dan tenaga kuat untuk berbuat kebaikan. Saat seseorang sakit, ia baru menyadari betapa rukuk dan sujud yang biasa dilakukan ternyata sangat berharga. Karena itu, menjaga kesehatan berarti menjaga peluang untuk memperbanyak amal.
Allah berfirman:
وَلَا تُلْقُوا بِأَيْدِيكُمْ إِلَى التَّهْلُكَةِ
“Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan.” (QS. Al-Baqarah: 195)
Termasuk dalam ayat ini adalah menjaga kesehatan, menjauhi hal yang merusak tubuh, serta bersikap moderat dalam makan, tidur, dan aktivitas.
Sehat adalah Modal Mencari Nafkah Halal
Banyak keluarga bergantung pada satu orang yang sehat. Ketika ia sakit, bukan hanya dirinya yang merasakan penderitaan, tapi juga seluruh orang yang mengandalkannya. Karena itu, kesehatan adalah modal besar dalam perjuangan hidup.
Orang yang sehat bisa bekerja, membantu sesama, bahkan menjadi sebab terbukanya pintu rezeki bagi orang lain. Sementara sakit yang parah seringkali membuat kita hanya bisa berbaring tanpa daya.
Sehat Menguatkan Mental dan Emosi
Sehat bukan hanya urusan fisik. Jiwa yang tenang, pikiran yang stabil, dan emosi yang terkendali juga bagian dari kesehatan. Banyak orang yang secara fisik kuat, tetapi hatinya rapuh. Karena itu, Islam mengajarkan keseimbangan antara tubuh, hati, dan pikiran melalui dzikir, ibadah, dan pola hidup yang baik.
Bersyukur Sebelum Terlambat
Betapa banyak orang yang baru merasakan nikmatnya kesehatan ketika demam sehari. Biasa berjalan tanpa rasa sakit, biasa makan dengan lahap, biasa bernafas tanpa sesak—semua itu sebenarnya nikmat besar yang jarang disyukuri.
Syukur tidak hanya diucapkan dengan lisan, tetapi dibuktikan dengan:
Menjaga tubuh dari hal-hal yang merusak
Menggunakan energi untuk kebaikan
Tidak menunda-nunda ibadah selama masih kuat
Rajin berolahraga dan menjaga pola makan
Tidur cukup dan menjauhi stres yang berlebih
Sehat Bukan Sekadar Rezeki, Tapi Amanah
Kesehatan adalah titipan Allah, yang akan ditanya kelak:
“Untuk apa engkau menggunakan kekuatanmu? Untuk apa engkau gunakan umurmu?”
Selagi kita masih mampu melangkah, menatap, mendengar, dan bekerja—gunakanlah semua itu untuk mendekat kepada Allah. Jangan sampai nikmat sehat menjadi sebab kita lalai.
Penutup: Syukurlah Nikmat Sehat
Nikmat sehat adalah pakaian tanpa label harga. Sering tidak terlihat, tetapi perginya membuat kita merasakan betapa mahal nilainya.
Maka sebelum tubuh melemah, sebelum tenaga habis, sebelum usia menua—syukurilah nikmat sehat dengan hidup penuh kebaikan dan ketakwaan.
Semoga Allah menjadikan kita hamba-hamba yang bersyukur dan menjaga setiap nikmat yang Dia amanahkan kepada kita. Aamiin. (Oleh: Tengku Iskandar, M. Pd – Duta Literasi Pena Da’i Nusantara Provinsi Sumatera Barat Indonesia)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
