SURAU.CO. Orang yang menerapkan gaya hidup halal mendekatkan diri kepada Allah. Mereka mengaplikasikan prinsip halal dan baik (thayyib) di seluruh aspek kehidupan. Seseorang menerapkan gaya hidup halal untuk mengatur makanan yang dikonsumsi. Selanjutnya, Gaya hidup halal mengharuskan seseorang mengatur pakaian yang dikenakan. Gaya hidup halal mencakup pengelolaan keuangan individu. Gaya hidup halal memandu cara seseorang bergaul. Penerapan ini menunjukkan ketaatan dan kepatuhan terhadap ajaran agama. Ketaatan ini membawa berkah bagi kehidupan mereka. Selanjutnya, Ketaatan ini meningkatkan kesehatan fisik dan mental. Ketaatan ini menghasilkan kesalehan hati dan doa yang lebih mudah terkabul.
Cara menerapkan gaya hidup halal untuk mendekatkan diri kepada Allah
- Konsumsi yang halal dan thayyib: Memilih makanan dan minuman yang jelas kehalalannya dan juga memiliki nilai kebaikan, kebersihan, serta kesehatan bagi tubuh. Hadis menyatakan bahwa mengonsumsi yang haram menyebabkan doa tidak terkabul.
- Pakaian dan kosmetik sesuai syariat: Menggunakan pakaian yang menutup aurat sesuai ketentuan Islam dan menggunakan produk kosmetik yang halal, menghindari bahan-bahan yang haram.
- Keuangan syariah: Menghindari riba, gharar (spekulasi), dan maisir (perjudian) dalam segala bentuk transaksi keuangan. Prinsip ini juga meliputi bisnis yang adil dan mencari harta dari sumber yang halal.
- Pergaulan dan hiburan: Menghindari pergaulan yang tidak sesuai syariat dan memilih hiburan yang tidak melanggar nilai-nilai moral dan agama. Halal lifestyle juga mencakup aspek perjalanan yang halal dan sesuai.
- Menjaga akhlak dan moralitas: Membangun integritas dan moralitas yang baik dalam setiap tindakan. Halal lifestyle mendorong seseorang untuk memiliki kepedulian terhadap etika dan kebenaran secara moral.
Manfaat gaya hidup halal
- Mendekatkan diri kepada Allah: Kepatuhan terhadap hukum Allah menjadi salah satu wujud ketaatan yang paling mendasar.
- Menjaga kesehatan: Makanan yang thayyib membantu menjaga kesehatan fisik, sementara larangan terhadap hal haram juga mencegah dampak buruk bagi kesehatan, baik fisik maupun mental.
- Doa lebih mudah terkabul: Beberapa hadis menjelaskan bahwa konsumsi makanan dan minuman halal adalah salah satu syarat agar doa dapat diterima.
- Menghindari siksa neraka: Dengan menghidupi diri dari sesuatu yang halal, seseorang akan menjauhkan diri dari api neraka, karena daging yang tumbuh dari harta haram lebih pantas untuk neraka.
Filosofi
Seorang Muslim menjalankan setiap aspek kehidupan sesuai syariat Islam. Filosofi gaya hidup halal mencakup makanan, pakaian, keuangan, dan hiburan. Penerapan gaya hidup ini menunjukkan bentuk ketaatan dan ibadah. Seorang Muslim menjauhi hal-hal yang haram dalam hidupnya. Seorang Muslim memilih segala sesuatu yang halal sesuai tuntunan agama. Tindakan ini memperlihatkan kepatuhan kepada perintah Allah dan Rasul-Nya. Gaya hidup halal membantu membersihkan jiwa seseorang. Gaya hidup ini juga menciptakan ketenangan hati bagi pelakunya. Kepatuhan mempermudah Allah mengabulkan doa.
Umat Islam menggunakan filosofi inti gaya hidup halal untuk mendekatkan diri kepada Allah.
- Ketaatan dan kepatuhan: Menjalani gaya hidup halal adalah bukti kepatuhan dan ketaatan seorang Muslim kepada Allah SWT. Hal ini didasarkan pada perintah dalam Al-Qur’an seperti pada QS. Al-Baqarah ayat 168 yang memerintahkan untuk memakan makanan yang halal dan baik.
- Membersihkan diri: Seorang Muslim dapat menjaga dirinya dari godaan dan dosa serta pada akhirnya membersihkan jiwa dan hati, dengan menghindari segala sesuatu yang haram.
- Menjaga kesehatan lahir dan batin: Konsep halal selalu sejalan dengan thayyib (baik dan berkualitas). Makanan halal adalah makanan yang baik, bersih, dan menyehatkan, sehingga menunjang kesehatan fisik. Selain itu, makanan yang halal juga menunjang kesehatan spiritual, karena makanan haram dapat mengeraskan hati dan menghalangi doa.
- Menghindari langkah setan: Memilih yang halal dan baik juga berarti tidak mengikuti langkah-langkah setan. Tujuannya adalah untuk mencegah manusia dari keburukan, kejahatan, dan penyimpangan akhlak yang sering kali berawal dari hal-hal yang tidak halal, melalui larangan terhadap hal-hal haram.
- Mendatangkan keberkahan: Mengonsumsi yang halal dan baik akan membawa keberkahan dalam hidup, termasuk dalam keluarga dan rezeki. Berdasarkan hadits Nabi Muhammad SAW, ‘Baguskanlah makananmu, niscaya Allah menerima doamu,’ makanan halal dipercaya dapat mempermudah terkabulnya doa.
- Mewujudkan nilai-nilai Islam: Gaya hidup halal meliputi seluruh aspek kehidupan, dari makanan hingga keuangan, pergaulan, dan perjalanan hidup, sehingga secara keseluruhan mencerminkan dan mewujudkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari.
Tujuan Gaya Hidup Halal Sebagai Usaha Untuk Mendekatkan Diri Kepada Allah
Umat Islam menjalani hidup sesuai perintah Allah. Gaya hidup halal mendekatkan diri kepada Allah. Setiap Muslim menjaga diri dari keburukan. Gaya hidup halal meningkatkan kualitas ibadah umatnya. Umat Islam mendapatkan keberkahan dalam hidup melalui gaya hidup halal. Mereka menjadikan makanan sesuai prinsip syariah. Mereka juga menjadikan pakaian sesuai prinsip syariah. Prinsip syariah mengatur aspek bisnis umat Islam. Umat Islam mendapatkan ridha Allah dengan menjalankan prinsip syariah.
- Ketaatan dan kepatuhan: Memilih sesuatu yang halal merupakan bentuk kepatuhan dan ketaatan terhadap perintah Allah dan Rasul-Nya, yang merupakan wujud ibadah.
- Menjaga diri dari keburukan: Gaya hidup halal membantu melindungi diri dari hal-hal yang buruk, merusak, dan dosa. Kita mengharapkan makanan yang halal juga baik untuk kesehatan dan akal.
- Mendapatkan keberkahan dan diterimanya doa: Mengonsumsi makanan halal membawa keberkahan, serta memastikan doa dan amal ibadah lebih bernilai dan diterima oleh Allah.
- Meningkatkan kualitas hidup: Dengan memilih yang halal dan thayyib (baik), seseorang menjadi lebih sadar akan kebutuhan, hidup lebih sederhana, tenang, dan terarah, serta lebih terfokus pada kualitas daripada kuantitas.
- Menyelaraskan seluruh aspek kehidupan: Gaya hidup halal melampaui makanan, mencakup pemilihan produk dan jasa lainnya seperti kosmetik, fashion, keuangan, dan bisnis yang sesuai dengan syariat Islam.
Kesimpulan, gaya hidup halal mencakup semua aspek kehidupan sehari-hari. Pendekatan komprehensif ini melampaui sekadar pilihan makanan dan minuman. Prinsip-prinsip halal mengatur perilaku dan etika seseorang. Gaya hidup ini juga mengelola aspek keuangan individu. Halal menentukan cara seseorang mengonsumsi media. Seseorang menerapkan gaya hidup ini secara sadar. Penerapan ini membutuhkan usaha yang konsisten dan berkelanjutan. Individu secara aktif mengelola pilihan hidup mereka. Usaha berkelanjutan ini bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Setiap tindakan dalam gaya hidup halal merefleksikan ketaatan beragama. (mengutip dari berbagai sumber).
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
