SURAU.CO – Setiap bangunan besar selalu dimulai dari sesuatu yang sangat sederhana: fondasi. Tidak peduli seberapa megah nanti bentuknya, seberapa indah cat dan desainnya, semuanya tetap bermula dari batu demi batu yang disusun dengan kesabaran. Foto pembangunan yang diambil pada pagi hari ini adalah gambaran nyata tentang sebuah proses—bahwa tidak ada karya besar yang hadir secara instan.
Di Malaya, Kecamatan Lemong, Lampung Barat—tempat foto ini diambil—suasana pagi tampak tenang, udara 23°C yang berawan memberi kesan damai, seakan ingin mengingatkan kita bahwa kerja keras pun punya ruang untuk keteduhan. Dinding-dinding yang mulai berdiri itu adalah saksi kesungguhan manusia dalam membangun harapan.
Bangunan yang Kuat Berawal dari Fondasi yang Benar dan Terukur
Begitulah juga hidup kita. Banyak orang menginginkan hasil besar, namun enggan membangun pondasi: kesabaran, kejujuran, disiplin, dan keyakinan kepada Allah. Padahal tanpa itu semua, bangunan kehidupan akan mudah goyah, sebagaimana bangunan fisik yang berdiri tanpa dasar yang benar.
Allah mengingatkan kita dalam Al-Qur’an:
“Adakah orang yang mendirikan bangunannya di atas dasar ketakwaan kepada Allah dan keridaan-Nya itu lebih baik?” (QS. At-Taubah: 109)
Ayat ini mengajarkan bahwa apa pun yang kita bangun—keluarga, karier, amal ibadah—harus berdiri di atas takwa, barulah ia akan kokoh.
Proses Tidak Selalu Indah, Tapi Selalu Bernilai
Pada foto tersebut, bangunannya belum selesai: masih terbuka, belum beratap, belum rapi. Tetapi justru pada fase inilah nilai perjuangan sangat terasa. Inilah tahap yang banyak orang tidak mau lihat—karena belum indah, belum sempurna.
Padahal di sinilah letak keberkahan, ketika kita terus bekerja meski hasil belum terlihat saat ini.
Begitu pula dalam hidup:
• Ibadah yang kita jaga setiap hari,
• kesabaran menghadapi keluarga,
• kerja keras mencari nafkah,
• doa yang terus kita panjatkan meski jawaban belum tiba—
semua itu seperti batu bata yang disusun satu per satu. Perlahan, tetapi pasti membentuk sesuatu yang bermakna.
Dibangun di Bumi, Mengharap Ridha dari Langit
Lokasi pembangunan ini—di tengah alam yang indah, pegunungan hijau, dan udara segar—seakan menyampaikan pesan bahwa amal baik yang kita bangun di dunia akan mengangkat derajat kita di sisi Allah. Setiap tetes keringat, setiap langkah, dan setiap niat baik tidak akan hilang.
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sesungguhnya Allah mencintai seseorang yang ketika bekerja, ia menyempurnakannya.” (HR. al-Baihaqi)
Maka apa pun yang kita lakukan hari ini—walau tampak kecil—jika kita ikhlaskan dan sempurnakan, Allah akan melihat dan memberi balasan terbaik.
Hari Ini Susun Batu, Besok Allah Sempurnakan
Pagi ini tercatat pukul 06:54, sebuah waktu yang menggambarkan semangat memulai hari dengan amal dan kerja. Bangunan ini mungkin belum selesai, tetapi esok ia bisa menjadi tempat ibadah, tempat belajar, atau tempat tinggal yang membawa keberkahan.
Begitu pula diri kita. Hari ini mungkin kita masih berproses:
• memperbaiki ibadah,
• memperbaiki hubungan,
• memperbaiki ekonomi,
• memperbaiki akhlak.
Tidak apa-apa. Yang penting terus bergerak. Allah tidak menilai hasil akhir terlebih dulu—Allah menilai langkah demi langkah yang kita tempuh dengan kesungguhan.
Semoga setiap bangunan kebaikan yang sedang kita tegakkan—baik fisik maupun spiritual—Allah kuatkan, Allah jaga, dan Allah sempurnakan pada waktu yang terbaik. Aamiin. (Oleh: Tengku Iskandar, M. Pd Duta Literasi Pena Da’i Nusantara Provinsi Sumatera Barat Indonesia)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
