SURAU.CO. Umat manusia akan melintasi Jembatan Shiratal Mustaqim di akhirat. Jembatan itu membentang di atas neraka Jahanam sebagai ujian terakhir. Gambaran jembatan tersebut sangat tipis dan tajam. Umat Islam harus menempuh “Shiratal Mustaqim” sebagai jalan lurus dalam kehidupan. “Shiratal Mustaqim” secara simbolis merujuk pada jalan lurus yang mengantarkan pada ridha Allah. Setiap Muslim wajib menjalani jalan ini untuk mencapai ridha Allah, selain memahami makna fisiknya.
Jembatan Shiratal Mustaqim, sebuah jembatan terbentang di atas neraka Jahanam, memiliki sifat lebih halus dari rambut dan lebih tajam dari pedang, dengan pengait-pengait seperti duri. Setiap manusia wajib melewatinya, dengan kecepatan yang berbeda tergantung pada kualitas iman dan amal saleh mereka selama di dunia. Orang dengan amal buruk akan jatuh ke neraka karena tidak mampu melewatinya. Kita harus menjalani jalan lurus dalam kehidupan sehari-hari untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Setiap manusia akan melalui Jembatan Shiratal Mustaqim di hari akhirat. Umat Muslim mempercayai jembatan itu sebagai jalan menuju surga. Jembatan itu membentang di atas neraka Jahannam. Orang-orang menggambarkan jembatan ini lebih tipis dari rambut dan lebih tajam dari pedang. Jembatan ini menjadi ujian final berdasarkan amal perbuatan seseorang. Persiapan menuju shiratal mustaqim : memperkuat iman, menjalankan ibadah dengan baik, memperbanyak amal saleh, menjauhi segala dosa.
- Makna spiritual: Para ulama mengartikan Shiratal Mustaqim secara spiritual sebagai jalan lurus atau jalan yang benar untuk menuju keridaan Allah.
- Gambaran di akhirat: Riwayat-riwayat (atau hadis-hadis) menggambarkan bahwa di akhirat, jembatan ini memiliki pengait-pengait seperti duri pohon Sa’dan. Kecepatan melewatinya akan berbeda-beda tergantung amal perbuatan. Ada yang bisa melewatinya dengan cepat, ada yang sangat lambat, dan ada pula yang terjatuh ke neraka.
- Ujian dan kasih sayang Allah: Meskipun menakutkan, banyak orang menganggap jembatan ini sebagai bentuk kasih sayang Allah. Allah memberikan kesempatan bagi setiap hamba untuk mencapai surga melalui jembatan ini.
Filosofi
Manusia melalui jalan lurus dan benar di akhirat. Jembatan Shiratal Mustaqim membentang di atas neraka secara harfiah. Filosofi Shiratal Mustaqim menggambarkan agama Islam itu sendiri. Jalan ini menunjukkan arah menuju Allah SWT. Kesuksesan melintasi jembatan ini secara fisik bergantung pada kebaikan dan amal saleh seseorang selama hidup di dunia, di mana amalan tersebut menentukan seberapa cepat atau lambat seseorang melewatinya.
- Jalan lurus dan benar: Secara bahasa dan makna filosofis, “Shiratal Mustaqim” berarti jalan yang lurus dan benar. Beberapa penafsiran mengartikan jalan tersebut sebagai agama Islam atau petunjuk dari Allah SWT. Jalan yang lurus ini juga merupakan jalan yang mengantarkan umat menuju surga.
- Pencapaian tujuan akhir: Jalan ini merupakan sarana untuk mencapai tujuan akhir, yaitu kebahagiaan abadi di surga, dan menjadi ujian akhir bagi setiap jiwa.
- Kualitas amalan: Kecepatan seseorang melewati jembatan ini mencerminkan kualitas iman dan amal perbuatan mereka di dunia. Semakin banyak amalan baik, semakin mudah dan cepat melewatinya.
Tujuan
Tujuan Jembatan Shiratal Mustaqim adalah sebagai ujian terakhir bagi umat manusia untuk mencapai Surga setelah hari kiamat. Jembatan ini membentang di atas neraka dan dilalui oleh semua manusia berdasarkan amal perbuatan mereka saat di dunia. Mereka yang berhasil melewatinya akan masuk surga, sedangkan yang gagal akan terjatuh ke neraka.
Fungsi dan makna Shiratal Mustaqim
- Ujian di akhirat: Shiratal Mustaqim adalah titian yang harus dilalui setiap manusia sebagai ujian terakhir sebelum masuk ke tempat tinggal abadi mereka di akhirat.
- Penentu nasib: Allah menentukan keberhasilan atau kegagalan seseorang melewati jembatan ini berdasarkan amal perbuatan yang telah dilakukan di dunia. Manusia yang banyak berbuat kebaikan akan melintasinya dengan cepat dan mudah, sementara yang berbuat keburukan akan kesulitan bahkan terjatuh.
- Jalan menuju kebaikan: Penggambaran jembatan ini menunjukkan bahwa jembatan tersebut sangat tipis dan tajam, menjadikannya simbol bahaya yang akan dihadapi oleh para pendosa.
- Makna spiritual: Mengamalkan Shiratal Mustaqim, yang merupakan jalan lurus menuju Allah SWT, berarti mengikuti ajaran Islam, Al-Qur’an, dan Sunnah di dunia.
Gambaran Fisik (dalam keyakinan Islam)
- Jembatan di atas neraka: Di akhirat, jembatan ini terbentang di atas neraka Jahanam.
- Bervariasi bentuknya: Beberapa orang berpendapat bahwa jembatan ini sangat halus dan tipis, seperti rambut dibelah tujuh. Mereka menyebutnya setajam pedang. Jembatan itu sendiri memiliki pengait-pengait besar di sampingnya.
- Kecepatan melintas: Kecepatan orang dalam melintasinya berbeda-beda, dari secepat kilat hingga merangkak perlahan, bahkan ada yang tidak mampu melewatinya sama sekali dan terjatuh ke neraka.
(mengutip dari berbagai sumber)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
