Opinion
Beranda » Berita » Marwah Perjuangan Pemuda, Preman dan Ancaman Sekulerisme

Marwah Perjuangan Pemuda, Preman dan Ancaman Sekulerisme

Marwah Perjuangan Pemuda, Preman dan Ancaman Sekulerisme
Marwah Perjuangan Pemuda, Preman dan Ancaman Sekulerisme

 

SURAU.CO – Sejarah bangsa Indonesia penuh dengan perjuangan rakyat seluruh lapisan. Proklamasi 17 Agustus 1945 adalah puncak perjalanan panjang yang melibatkan ulama, pemuda, rakyat kecil, santri, hingga preman.

Perang Jawa (1825–1830) di bawah Pangeran Diponegoro dan Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya membuktikan bahwa pemuda dan preman tidak segan membela agama dan bangsa ketika panggilan jihad dikumandangkan.

Kini, banyak pemuda dan masyarakat bawah diam atau terseret propaganda sekuler, mengaburkan marwah perjuangan yang dulu tegas. Ini mengurai perbandingan sejarah vs kondisi kini, serta bahaya sekulerisme yang mirip dengan komunisme, lengkap dengan seruan agar bangsa tetap aman dan bersatu.

𝗣𝗲𝗿𝗷𝘂𝗮𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗣𝗲𝗺𝘂𝗱𝗮 𝗱𝗮𝗻 𝗣𝗿𝗲𝗺𝗮𝗻 𝗱𝗶 𝗠𝗮𝘀𝗮 𝗟𝗮𝗹𝘂

𝟭.𝟭 𝗣𝗲𝗿𝗮𝗻𝗴 𝗝𝗮𝘄𝗮 (𝟭𝟴𝟮𝟱–𝟭𝟴𝟯𝟬)
▪️Pemuda desa menjadi pasukan gerilya dan penghubung strategi.
▪️Preman atau jagoan lokal bergabung karena solidaritas dan semangat jihad.
Perlawanan bersifat “𝗽𝗲𝗿𝗮𝗻𝗴 𝗿𝗮𝗸𝘆𝗮𝘁 𝘀𝗲𝗺𝗲𝘀𝘁𝗮” dengan dorongan agama dan harga diri bangsa.

Menggali Peran Pemuda dalam Riyadus Shalihin: Menjadi Agen Perubahan Sejati

𝟭.𝟮 𝗣𝗲𝗿𝘁𝗲𝗺𝗽𝘂𝗿𝗮𝗻 𝟭𝟬 𝗡𝗼𝘃𝗲𝗺𝗯𝗲𝗿 𝟭𝟵𝟰𝟱
▪️Pemuda Surabaya (arek-arek Suroboyo) menjadi tulang punggung perlawanan.
▪️Laskar rakyat, santri, preman kampung bersatu tanpa pamrih.
𝗠𝗼𝘁𝗶𝘃𝗮𝘀𝗶 𝘂𝘁𝗮𝗺𝗮: mempertahankan kemerdekaan, digerakkan oleh seruan jihad dan patriotisme.

𝟭.𝟯 𝗜𝗱𝗲𝗻𝘁𝗶𝘁𝗮𝘀 𝗣𝗲𝗺𝘂𝗱𝗮 𝗱𝗮𝗻 𝗣𝗿𝗲𝗺𝗮𝗻 𝗱𝗶 𝗠𝗮𝘀𝗮 𝗟𝗮𝗹𝘂
Berani mati demi kehormatan.
Solidaritas tinggi antar sesama anak bangsa.

𝗜𝗱𝗲𝗻𝘁𝗶𝘁𝗮𝘀 𝗽𝗲𝗿𝗷𝘂𝗮𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗷𝗲𝗹𝗮𝘀: 𝗮𝗴𝗮𝗺𝗮, 𝘁𝗮𝗻𝗮𝗵 𝗮𝗶𝗿, 𝗺𝗮𝗿𝘄𝗮𝗵 𝗯𝗮𝗻𝗴𝘀𝗮.

𝗞𝗼𝗻𝗱𝗶𝘀𝗶 𝗣𝗲𝗺𝘂𝗱𝗮 𝗱𝗮𝗻 𝗣𝗿𝗲𝗺𝗮𝗻 𝗦𝗮𝗮𝘁 𝗜𝗻𝗶

𝟮.𝟭 𝗣𝗲𝗿𝗴𝗲𝘀𝗲𝗿𝗮𝗻 𝗣𝗲𝗿𝗮𝗻
▪️Banyak pemuda sibuk hiburan, budaya digital, dan politik pragmatis.
▪️Preman yang dulu bisa menjadi pejuang kini dimanfaatkan sebagai alat politik, kehilangan orientasi moral.

𝟮.𝟮 𝗣𝗲𝗻𝗴𝗮𝗿𝘂𝗵 𝗦𝗲𝗸𝘂𝗹𝗲𝗿𝗶𝘀𝗺𝗲
Mendorong pemuda apatis terhadap agama dan jihad.
Identitas keislaman dan kebangsaan dipisahkan dari kehidupan sehari-hari.

Pendidikan Adab Sebelum Ilmu: Menggali Pesan Tersirat Imam Nawawi

𝟮.𝟯 𝗛𝗶𝗹𝗮𝗻𝗴𝗻𝘆𝗮 𝗠𝗮𝗿𝘄𝗮𝗵 𝗣𝗲𝗿𝗷𝘂𝗮𝗻𝗴𝗮𝗻
Semangat jihad dan pengorbanan kabur dari kesadaran generasi kini.
Banyak pemuda menjadi penonton sejarah, bukan pelaku.

𝗣𝗞𝗜 𝘀𝗲𝗯𝗮𝗴𝗮𝗶 𝗣𝗲𝗿𝗶𝗻𝗴𝗮𝘁𝗮𝗻 𝗦𝗲𝗷𝗮𝗿𝗮𝗵

𝟯.𝟭 𝗟𝗮𝘁𝗮𝗿 𝗕𝗲𝗹𝗮𝗸𝗮𝗻𝗴 𝗣𝗞𝗜
▪️PKI menolak agama dan menggunakan pemuda/rakyat bawah sebagai alat propaganda.
▪️Ideologi PKI menimbulkan perpecahan bangsa.

𝟯.𝟮 𝗣𝗲𝗺𝗯𝗲𝗿𝗼𝗻𝘁𝗮𝗸𝗮𝗻 𝗣𝗞𝗜
1. 1926–1927: Banten & Sumatera Barat, gagal tapi meninggalkan luka.
2. 1948 (Madiun): Ribuan ulama, santri, rakyat kecil dibantai.
3. 1965 (G30S PKI): Kudeta dan pembunuhan jenderal TNI, ancaman serius bagi bangsa.

𝟯.𝟯 𝗣𝗲𝗹𝗮𝗷𝗮𝗿𝗮𝗻 𝗱𝗮𝗿𝗶 𝗣𝗞𝗜

Pemuda yang tidak waspada bisa menjadi korban propaganda.
Marwah perjuangan rakyat bisa dibelokkan oleh ideologi asing.

Birrul Walidain: Membangun Peradaban dari Meja Makan untuk Generasi Mulia

Sekulerisme kini memiliki pola yang mirip: melemahkan identitas, menimbulkan perpecahan.

𝗦𝗲𝗸𝘂𝗹𝗲𝗿𝗶𝘀𝗺𝗲 𝘀𝗲𝗯𝗮𝗴𝗮𝗶 𝗕𝗮𝗵𝗮𝘆𝗮 𝗟𝗮𝘁𝗲𝗻

𝟰.𝟭 𝗣𝗲𝗿𝘀𝗮𝗺𝗮𝗮𝗻 𝗦𝗲𝗸𝘂𝗹𝗲𝗿𝗶𝘀𝗺𝗲 𝗱𝗮𝗻 𝗞𝗼𝗺𝘂𝗻𝗶𝘀𝗺𝗲
▪️Menyingkirkan agama dari ruang publik.
▪️Menggunakan pemuda sebagai alat propaganda.
▪️Menimbulkan perpecahan bangsa.

𝟰.𝟮 𝗔𝗻𝗰𝗮𝗺𝗮𝗻 𝗦𝗲𝗸𝘂𝗹𝗲𝗿𝗶𝘀𝗺𝗲 𝗦𝗮𝗮𝘁 𝗜𝗻𝗶
▪️Politik pragmatis yang menyingkirkan moral.
▪️Pendidikan yang melemahkan identitas agama.
▪️Budaya populer yang mengaburkan daya juang pemuda.
▪️Adu domba sesama anak bangsa demi kepentingan elit.

𝟰.𝟯 𝗣𝗼𝘁𝗲𝗻𝘀𝗶 𝗣𝗲𝗿𝗽𝗲𝗰𝗮𝗵𝗮𝗻
Sekulerisme bisa menjadi bom waktu perpecahan, sama seperti PKI dulu.

Ancaman terbesar datang dari dalam tubuh bangsa sendiri.

𝗣𝗲𝗻𝘂𝘁𝘂𝗽 & 𝗦𝗲𝗿𝘂𝗮𝗻 𝗣𝗲𝗻𝘆𝗲𝗯𝗮𝗿𝗮𝗻

Sejarah membuktikan bahwa bangsa ini bertahan karena semangat jihad dan pengorbanan seluruh lapisan rakyat. Kini, marwah perjuangan pudar karena sekulerisme, mirip bahaya laten komunisme, yang menghapus agama, melemahkan pemuda, dan memecah bangsa.

Bahaya laten sekulerisme harus segera dibersihkan, agar Indonesia selamat dari ancaman perang saudara, perpecahan, dan adu domba internal.

Pemuda, pelajar, dan preman harus kembali memupuk identitas asli mereka: berani, beriman, dan siap berkorban demi agama dan bangsa.

𝗦𝗲𝗿𝘂𝗮𝗻 Penyebaran

“Sebarkan kesadaran ini ke semua lapisan masyarakat agar kita selamat dari ancaman ideologi sekuler dan adu domba internal. Pemuda, pelajar, preman — kembalikan marwah perjuangan, bangkitkan solidaritas, dan jaga kehormatan agama serta bangsa.”

Musuh kita saat ini masih sama  yakni komunisme dalam wajah baru sekulerisme, tingkatkan kewaspadaan dan pembersihan ancaman agar tidak meluas dan semakin membahayakan kedaulatan Bangsa dan Agama

Jika menyebarkan ini juga ada tidak mau lantas dengan cara apa lagi kontribusi anda untuk ikut memperjuangkan negeri ini dari ancaman dan propaganda musuh agama dan bangsa.

𝗗𝗮𝗳𝘁𝗮𝗿 𝗣𝘂𝘀𝘁𝗮𝗸𝗮
▪️Ricklefs, M.C. Sejarah Indonesia Modern 1200–2008. Jakarta: Serambi, 2008.
▪️Anderson, Benedict. Revolusi Pemuda. Yogyakarta: MataBangsa, 2002.
▪️Shiraishi, Takashi. Zaman Bergerak: Radikalisme Rakyat di Jawa 1912–1926. Jakarta: Grafiti, 1997.
▪️Kuntowijoyo. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Bentang, 2005.
▪️Rosidi, Ajip. Hari-hari PKI. Bandung: Remaja Rosda Karya, 1990.
▪️McGregor, Katharine. History in Uniform: Military Ideology and the Construction of Indonesia’s Past. Singapore: NUS Press, 2007. (Rahmat Daily)


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement