SURAU.CO – Sifat munafik adalah penyakit hati paling berbahaya dalam kehidupan manusia dan masyarakat. Ia tidak tampak seperti bahaya dari luar, tetapi menggerogoti perlahan dari dalam. Tidak ada musuh yang lebih merusak daripada musuh yang tersenyum di depan kita, namun menikam di belakang.
Allah telah memperingatkan bahwa kaum munafik lebih berbahaya daripada orang kafir, karena mereka memakai topeng keimanan untuk menutupi kebusukan niat mereka.
Munafik selalu menghancurkan — diri sendiri, keluarga, hubungan, bahkan umat.
Munafik Merusak dari Dalam
Orang munafik tidak mengaku salah, tetapi menyalahkan.
Tidak membangun, tetapi merusak.
Tidak tulus, tetapi memperalat.
Rasulullah ﷺ menyebut munafik seperti kambing yang bingung, tidak berpihak kepada kebenaran, tetapi memihak kepada kepentingan sendiri. Akibatnya, kehadirannya menjadi sumber kekacauan.
Munafik tidak pernah stabil, karena hatinya tidak kokoh di atas keimanan.
Munafik Menghancurkan Kepercayaan
Kepercayaan adalah fondasi kehidupan.
Jika kejujuran menguatkan hubungan, maka kemunafikan adalah racun yang menghancurkannya.
Munafik berkata “iya” tapi hatinya berkata “tidak.” Munafik mengaku peduli, tapi tindakannya menusuk.
>Munafik tersenyum ramah, tapi hatinya menyimpan dengki.
Seseorang lebih mudah memaafkan kesalahan besar daripada menghadapi orang yang dua wajah.
Sebab dengan orang munafik, kita tidak pernah tahu mana yang benar dan mana yang pura-pura.
Tanda Munafik yang Menghancurkan
Rasulullah ﷺ menyebutkan tiga ciri utama:
- Jika berbicara, ia berdusta.
- Dan jika berjanji, ia mengingkari.
- Jika diberi amanah, ia berkhianat.
Tiga sifat ini cukup untuk melumpuhkan orang terbaik sekalipun.
Dusta menghancurkan kehormatan.
Ingkar janji menghancurkan hubungan.
Khianat menghancurkan kepercayaan.
Karena itu sifat munafik tidak hanya merusak individu, tetapi merusak masyarakat secara sistematis.
Munafik Adalah Sumber Fitnah
Kebanyakan fitnah yang merusak umat lahir dari orang munafik:
memecah-belah yang bersatu,
menghasut yang tenang,
menyebar rumor tanpa bukti,
menebar api di tengah kaum muslimin.
Orang kafir menyerang dari luar, tetapi munafik menyerang dari dalam.
Itulah mengapa Allah menjanjikan azab paling keras bagi mereka.
Munafik Menghancurkan Diri Sendiri
Sebelum merusak orang lain, kemunafikan lebih dahulu merusak pelakunya:
hatinya gelap,
pikirannya kacau,
lisannya tidak dipercaya,
hidupnya tanpa ketenangan.
Ia menipu manusia, tetapi tidak pernah bisa menipu Allah. Ia berpura-pura baik, tetapi keburukannya menumpuk dalam catatan amal.
Allah menyebut mereka berada di “tingkatan paling bawah dari neraka.”
Itu bukan ancaman ringan.
Munafik Menghancurkan Umat
Tidak sedikit kehancuran umat Islam dimulai dari:
pemimpin munafik,
penulis yang menipu,
tokoh berdua wajah,
orang yang menutup-nutupi kebenaran.
Mereka berdiri bersama umat di luar, tetapi menyerahkan rahasia umat kepada musuh. Mereka berbicara tentang kebaikan, tetapi bersekongkol dalam keburukan.
Umat Islam hanya bisa bangkit jika bersih dari kemunafikan dan berdiri bersama kejujuran.
Lawan Kemunafikan Dengan Kejujuran
Obat dari penyakit munafik adalah kejujuran, sebab dua sifat ini saling bertolak belakang. Orang yang jujur tidak akan mudah terjerumus dalam kemunafikan.
Jujur dalam niat menghapus riya’.
>Jujur dalam perkataan menghapus dusta.
>Jujur dalam amal menghapus kepalsuan.
>Jujur dalam hati menghapus kemunafikan.
Kejujuran memang berat, tetapi itu jalan selamat. Kemunafikan tampak mudah, tetapi itu jalan kehancuran.
Penutup: Jauhi Munafik, Jangan Menjadi Bagian Darinya
Munafik selalu membawa kehancuran, kapan pun dan di mana pun.
Ia menghancurkan dari dalam seperti rayap yang memakan kayu hingga rapuh tak terlihat.
Karena itu Allah memerintahkan kita:
Menjauhi sifat munafik, Mewaspadai orang munafik, Dan berpegang teguh pada orang-orang yang jujur.
Semoga Allah melindungi kita dari kemunafikan dalam hati, lisan, dan amal.
Dan menjadikan kita bagian dari hamba-hamba-Nya yang jujur dan terpercaya. Aamiin. (Tengku Iskandar, M. Pd – Duta Literasi Pena Da’i Nusantara Provinsi Sumatera Barat)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
