SURAU.CO. Kisah ini dinukil dari kitab Tadzkirul Aulia, karya SyekH Faridudin Athar. Syahdan Syekh Abu Amr, seorang ahli tafsir terkemuka sedang mengajarkan Al-Ouran yang sezaman dengan sufi besar Hasan al Basri tiba-tiba kedatangan seorang pemuda. Namun ada yang aneh setelah pertemuan tersebut. Abu Amr mendadak menjadi lupa setiap kata dan huruf dalam al Quran. Abu Amr .
Kejadian tersebut membuat Abu Amr menjadi gelisah. Dirinya menyesal apa yang telah menimpanya. Tidak lama kemudian beliau pergi ke Syekh Hasan al Basri untuk mengadukan apa yang beliau alami. Sesampainya di Bashrah, tempat Syekh Hasan al Basri berada, Abu Amr langsung mengadukam kegalauan hatinya itu.
Sambil menangis Abu Amr berkisah tentang apa yang ia alami. “Guru, begitulah kejadiannya. Setiap kata dan huruf Al- Ouran telah hilang dari ingatanku.” Mendengar kisah tersebut, Syekh Hasan begitu terharu dan berkata, “Sekarang ini adalah musim haji. Pergilah ke Tanah Suci dan tunaikan ibadah haji. Sesudah itu pergilah ke Masjid Khaif. Nanti di masjid itu engkau akan bertemu dengan seorang tua. Namun jika telah bertemu janganlah engkau langsung menyapanya. Namun tunggulah sampai orang tersebut keasyikannya beribadah selesai. Setelah itu barulah engkau mohonkan agar orang itu mau berdoa untukmu.”
Bertemu dengan Orang Tua di Masjid Khaif
Syekh Abu ‘Amr kemudian menuruti nasehat Syekh Hasan al Basri. Beliau kemudian berangkat menunaikan haji. Tidak lupa setelah haji pergi ke masjid Khaif. Lalu apa yang terjadi? Ternyata benar ada seorang tua sedang khusyuk beribadah di pojok ruangan masjid Khaif.
Syekh Abu “Amr juga melihat seorang tua tersebut sangat dimuliakan dan beberapa orang yang duduk mengelilingi dirinya. Namun kemudian masuklah seorang lelaki yang berpakaian putih bersih. Orang-orang yang ada dalam masjid memberi jalan kepadanya. Setelah itu keduanya salin mengucapkan salam. Dan mereka pun berbincang-bincang.
Ketika waktu shalat telah tiba, lelaki tersebut minta diri untuk meninggalkan tempat itu. Tidak berapa lama kemudian yang lain-lainnya pun pergi pula. Masjid menjadi sepi. Saat itu hanya Syekh Abu Amr dan orang tua tersebut yang ada.
Dengan rasa penasaran Syekh Abu ‘Amr menghampirinya. Setelah itu beliau mengucapkan salam. “Dengan Nama Allah, tolonglah diriku ini,” Abu
‘Amr berkata sambil menangis. Kemudian Syekh Abu Amr menerangkan peristiwa apa yang tengah menimpa dirinya.
Mendengar hal tersebut, orang tua sangat prihatin dan merasa iba. Lalu orang tua itu menengadahkan kepala dan berdoa. Yang terjadi adalah keajaiban. Sebelum SyekH abu Amr menunduk untuk mengamini doa semua kata dan huruf Al Our’an telah dapat diingat lagi. Kemudian Syekh Abu Amr bersujud karena begitu syukurnya.
Membuka Selubung
Lalu lelaki tersebut berkata lagi” Siapa yang telah menyuruhmu untuk menghadap kepadaku?”
“Hasan dari Bashrah,” jawab Abu Amar.
“Jika seseorang telah mempunyai imam seperti Hasan.”
Lelaki tua tersebut kaget. Kemudian ia berkata, “ Mengapa ia memerlukan imam yang lain? Tapi baiklah, Hasan telah menunjukkan siapa diriku ini dan kini akan kutunjukkan siapakah dia sebenarnya. Ia telah membuka selubung diriku dan kini kubuka pula selubung dirinya.”
Kemudian orang tua meneruskan perkataannya, “Lelaki yang berjubah putih tadi, yang datang ke sini setelah waktu shalat Ashar. Dan kemudian terlebih dahulu meninggalkan tempat ini. Lelaki yang serta mendapatkan penghormatan orang-orang tadi. Orang itu adalah Hasan. Setiap hari setelah melakukan salat Ashar di Bashrah, ia berkunjung ke sini. Dalam masjid ini ia berbincang-bincang bersamaku. Setelah itu kembali lagi ke Bashrah untuk shalat Maghrib di sana. Jika seseorang telah mempunyai imam seperti Hasan, mengapa ia masih merasa perlu memohonkan doa dari diriku ini?”
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
