SURAU.CO. Sebuah masjid berusia tua berdiri kokoh di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Bangunan yang telah ada beberapa abad lalu ini menyimpan saksi bisu penyebaran Islam yang menakjubkan. Masjid bernama Ar Ramli berdiri kokoh hingga sekarang dan menjadi cagar budaya bagi sebagai masyarakat. Dengan arsitekturnya yang khas, masjid ini bukan sekadar tempat ibadah, melainkan warisan sejarah yang merekam jejak syiar Sunan Gunung Jati dan Eyang Sobarudin.
Berdasarkan riwayat, masjid Ar Ramli memiliki hubungan erat dengan Syekh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati. Salah satu Wali Songo ini konon yang memberikan masjid ini kepada Eyang Sobarudin. Nama yang disebut terakhir adalah seorang tokoh ulama yang mendirikan pesantren di wilayah Kadu Gede, Kuningan
Kiai Syekh Sobaruddin adalah salah satu waliyullah utusan dari Kesultanan Cirebon. Beliau mendapatkan mendapat tugas untuk dakwah di wilayah Kadu Gede dan sekitarnya. Kemudian beliau mendirikan pondok pesantren dan beliau sendiri yang mengajarkan ilmu ilmu agama kepada para santri hingga wafat.
Kekhasan Arsitektur
Masjid Ar Ramli terletak di Desa puhun. Kecamatan Katu Gede ini adalah bagian dari komplek pesantren tua yang berada dalam wilayah tersebut. Pada bangunan masjid ini terdapat jejak syiar Syekh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati. Keunikan arsitekturnya menjadi salah salah satu daya tarik utama Masjid Ar Ramli yang memberakan dengan masjid-masjid modern pada umumnya. Bangunan ini kental dengan pengaruh arsitektur Kesultanan Cirebon.
Pada masjid Ar Ramli tidak akan menemukan kubah melengkung di atap. Sebaliknya, masjid ini menggunakan atap berbentuk limas yang menjadi ciri khas bangunan nusantara masa lampau. Keaslian bangunan juga terlihat jelas pada interior masjid. Terdapat enam pilar kayu jati penyangga utama yang diperkirakan telah berusia ratusan tahun, namun masih berdiri kokoh menopang bangunan. Selain itu, seni ukir khas Cirebon yang terdapat pada atap dan penyangga kayu di bagian dalam masjid semakin mempertegas nilai seni dan sejarah yang dikandungnya.
Pada keenam pilarnya ada terdapat ukiran khas dengan Keraton Cirebon. Bentuknya persegi dan yang memiliki arti penting bagi umat Islam. Enam tiang itu sesuai rukun iman yang wajib bagi umat Islam. Rukun iman tersebut iman kepada Allah SWT, iman kepada malaikat, iman kepada kitab Allah, iman kepada Rasulullah. Setelah itu, umat Islam wajib iman kepada hari kiamat serta iman kepada qada dan qadar Allah. Konon yang membuat ukiran tersebut berasal dari Garut atas perintah Syekh Syarif Hidayatullah.
Mempertahankan Tradisi Ratusan Tahun
Arus modernisasi masjid saat ini tidak menjadikan pengurus dan jemaah Masjid Ar Ramli untuk melakukan banyak perubahan. Bahkan mereka berkomitmen untuk merawat tidak hanya fisik bangunan, tetapi juga tradisi yang menyertainya. Terbukti kolam wudu asli masih terpakai untuk hingga kini. Kolam tersebut telah digunakan untuk bersuci sejak awal berdirinya masjid dan masih terawat hingga sekarang.
Selain itu masjid Ar Ramli masih mempertahankan penggunaan kentungan kayu sebagai alat penanda masuknya waktu salat. Suara khas pukulan kentungan ini menjadi penanda tradisional yang membedakannya dengan masjid-masjid lain yang sepenuhnya beralih ke pengerasan suara elektronik.
Meski telah melalui beberapa kali proses yang diusulkan demi menjaga kenyamanan jemaah, upaya pelestarian tetap menjadi prioritas utama. Bagian-bagian vital yang memiliki nilai sejarah tinggi, seperti struktur pilar jati dan ornamen ukiran, tetap terjaga keasliannya. Keberadaan Masjid Ar Ramli menjadi pengingat penting bagi generasi muda akan kekayaan sejarah Islam di tanah Pasundan Meski telah mengalami beberapa kali renovasi Masjid Ar Ramli atau Masjid Kasepuhan ini tetap mempertahankan keasliannya. Selain itu masjid ini juga menjadi tempat kegiatan kaum muslimin.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
