SURAU.CO – Agama Islam bukanlah sekadar label. Sebaliknya, ia adalah sebuah perjalanan spiritual. Perjalanan ini memiliki tingkatan yang berbeda. Terdapat tiga tingkatan utama. Ini dijelaskan dalam hadis Jibril yang terkenal. Ketiga tingkatan itu adalah Islam, Iman, dan Ihsan. Masing-masing memiliki definisi dan konsekuensi unik. Oleh karena itu, memahami perbedaannya sangat penting.
Banyak orang mengira Islam, Iman, dan Ihsan adalah sama. Padahal, ketiganya memiliki cakupan yang berbeda. Mereka saling melengkapi. Namun demikian, mereka juga menunjukkan kedalaman seseorang dalam beragama. Mari kita bedah satu per satu.
Tingkat Pertama: Islam (Penyerahan Diri Secara Lahiriah)
Islam adalah tingkatan paling dasar. Secara harfiah, Islam berarti penyerahan diri. Ini adalah penyerahan diri kepada Allah. Penyerahan ini diwujudkan melalui perbuatan lahiriah. Rukun Islam adalah manifestasinya. Rukun Islam ada lima.
Pertama, mengucapkan dua kalimat syahadat. Kedua, mendirikan salat. Ketiga, menunaikan zakat. Keempat, berpuasa di bulan Ramadhan. Kelima, menunaikan ibadah haji bagi yang mampu. Dengan demikian, seseorang disebut Muslim jika memenuhi rukun-rukun ini. Ini adalah gerbang masuk ke dalam agama.
Contohnya, seseorang yang baru masuk Islam. Ia mulai dengan syahadat. Lalu, ia belajar shalat. Meskipun imannya belum terlalu dalam. Ia sudah masuk dalam kategori Muslim. Ini adalah pondasi awal.
Tingkat Kedua: Iman (Keyakinan dalam Hati)
Iman adalah tingkatan selanjutnya. Ia berada di atas Islam. Iman berarti keyakinan yang kuat dalam hati. Keyakinan ini tidak hanya di lisan atau perbuatan. Lebih dari itu, ia meresap ke dalam jiwa. Rukun Iman adalah pilarnya. Rukun Iman ada enam.
Pertama, beriman kepada Allah. Kedua, beriman kepada malaikat-Nya. Ketiga, beriman kepada kitab-kitab-Nya. Keempat, beriman kepada rasul-rasul-Nya. Kelima, beriman kepada hari akhir. Keenam, beriman kepada qada dan qadar. Dengan demikian, seorang Mukmin memiliki keyakinan kokoh. Keyakinan ini mendorongnya untuk beramal saleh.
Sebagai contoh, seorang yang shalat (Islam) namun juga meyakini sepenuh hati adanya hari pembalasan (Iman). Maka, shalatnya akan lebih khusyuk. Sebab, ia memahami makna di baliknya. Iman mendorong pengamalan Islam dengan lebih baik.
Tingkat Ketiga: Ihsan (Kesempurnaan Ibadah dan Pengawasan Diri)
Ihsan adalah tingkatan tertinggi. Ia adalah puncak spiritualitas. Ihsan berarti beribadah kepada Allah seolah-olah melihat-Nya. Apabila tidak bisa melihat-Nya, maka yakinlah bahwa Dia melihat kita. Ini adalah kesempurnaan dalam ibadah. Ini juga mencerminkan pengawasan diri yang tinggi.
Makna Ihsan sangat dalam. Ia mengubah cara kita berinteraksi. Baik interaksi dengan Allah maupun sesama manusia. Dalam ibadah, kita berusaha melakukan yang terbaik. Kita sangat teliti. Kita juga ingin mencapai kualitas tertinggi. Dalam muamalah, kita berbuat baik. Kita berbuat adil kepada semua orang.
Misalnya, seorang yang bersedekah (Islam). Ia ikhlas karena Allah (Iman). Selanjutnya, ia memberikan sedekah terbaiknya dengan cara paling baik (Ihsan). Ihsan menginspirasi kita. Ia membuat kita terus memperbaiki diri.
Keterkaitan Antara Islam, Iman, dan Ihsan
Ketiga tingkatan ini tidak berdiri sendiri. Sebaliknya, mereka saling berkaitan erat. Mereka membentuk sebuah siklus yang harmonis. Islam adalah pondasinya. Iman adalah penguatnya. Ihsan adalah penyempurnanya.
Seseorang tidak bisa mencapai Ihsan tanpa Iman. Demikian pula, tidak bisa memiliki Iman yang kuat tanpa Islam. Oleh karena itu, perjalanan ini bersifat progresif. Kita memulai dengan Islam. Lalu, kita memperdalam Iman kita. Akhirnya, kita berusaha mencapai Ihsan.
Mengapa Memahami Tingkatan Ini Penting?
Memahami tingkatan ini sangat penting. Pertama, ia membantu kita mengevaluasi diri. Di mana posisi kita saat ini? Apakah kita masih di tingkat Islam saja? Ataukah sudah memperdalam Iman? Atau sedang berusaha meraih Ihsan? Ini memotivasi kita untuk terus berkembang.
Kedua, ia menghindari kesalahpahaman. Kita tidak bisa mengatakan semua Muslim sama. Ada perbedaan kedalaman. Ketiga, ia memberikan peta jalan spiritual. Ini adalah panduan menuju kesempurnaan agama.
Pada akhirnya, Islam, Iman, dan Ihsan adalah peta jalan. Mereka membimbing kita. Mereka membawa kita pada kualitas diri terbaik. Ini adalah perjalanan seumur hidup. Sebuah perjalanan yang penuh pembelajaran.
Mari kita berusaha memahami. Mari kita juga mengamalkan. Semoga Allah SWT memudahkan kita. Semoga kita semua bisa meraih tingkatan Ihsan.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
