Khazanah
Beranda » Berita » Rahasia Kebahagiaan Abadi: Memelihara Hati Menjemput Cahaya Hidayah Menurut Bidayatul Hidayah

Rahasia Kebahagiaan Abadi: Memelihara Hati Menjemput Cahaya Hidayah Menurut Bidayatul Hidayah

Ilustrasi seorang muslim yang bemunajat kepada Allah.
Ilustrasi seorang muslim yang bemunajat kepada Allah.

SURAU.COImam Abu Hamid Al-Ghazali, dalam karyanya yang monumental, Bidayatul Hidayah mengajak kita untuk mengingat bahwa Tuhan yang menguasai dunia dan akhirat itu hanyalah satu, yakni Allah Yang Maha Esa. Oleh karena kasih sayang Allah meliputi secara menyeluruh, baik di dunia ataupun di akhirat. Maka pada dasarnya ketaatan yang kita lakukan sama sekali tidak menambah sesuatu dari pemberian Allah.

Adapun pemberian Allah yang telah Dia berikan kepada kita antara lain meliputi kemampuan untuk melakukan amal-amal saleh dengan ringan dan mudah. Amal-amal ini mengantarkan kita untuk mendapatkan kebahagiaan lahir dan batin, yaitu kenikmatan yang kekal abadi kelak di akhirat. Di samping itu, Dia memberikan kita ketabahan dan kesabaran untuk meninggalkan segala kesenangan dan keinginan hawa nafsu selama kita mengarungi hidup dan kehidupan di dunia. Yang demikian ini merupakan puncak pemberian dari Allah Swt.

Ikhtiar Agar Hati Tak Terbujuk Setan

Oleh karena itu, hendaklah kita berusaha agar hati dan hawa nafsu tidak mudah terkena bujuk rayu setan, sehingga tidak tergelincir kepada ahli kebatilan, yakni mereka yang tidak mau melakukan amal kebajikan. Hendaklah kita senantiasa mengikuti orang-orang yang teguh dan tabah hati, serta kuat akal di dalam mengabdikan diri kepada Allah, yaitu mereka para Nabi dan para salihin.

Jika kita tidak mau menanam amal kebajikan sewaktu di dunia, maka jangan mengharapkan buahnya di akhirat. Sebab, sesungguhnya dunia merupakan tempat bercocok tanam yang hasilnya dapat kita ketam di akhirat kelak. Allah swt. telah menegaskan, bahwa barangsiapa yang ingin bertemu dengan keridaan-Nya, hendaknya ia memperbanyak amal saleh.

Karena itu, semoga orang-orang yang dengan tekun tetap melakukan salat, puasa, memperbanyak mujahadah (perjuangan batin). Selain itu harus kuat menghadapi cobaan, tantangan iman, dan takwa, selalu mendapatkan ampunan dari sisi-Nya. Semoga pula, seluruh amal mereka diterima di sisi-Nya.

Burnout dan Kelelahan Jiwa: Saatnya Pulang dan Beristirahat di Bab Ibadah

Lima Obat Hati

Selanjutnya, informasi yang telah kita sampaikan di atas merupakan seruan bagi kita untuk menjaga anggota badan dari segala perbuatan maksiat, yang dapat menghancurkan seluruh amal kebajikan. Perlu diingat, perbuatan yang kita lakukan dengan anggota badan yang nampak itu merupakan realisasi dari apa yang terkandung di dalam hati. Hati merupakan sentral dari segala perbuatan, tindakan, dan perilaku umat manusia.

Untuk memelihara hati dari noda maksiat, sebagian ulama menyampaikan pendapatnya bahwa hati dapat menjadi baik jika kita melakukan lima perkara, yakni: Mampu menahan lapar, senantiasa membaca Qur’an dengan artinya, Ber-tadharru’ (merendahkan diri) hingga mencucurkan air mata di tengah malam, ketika seluruh insan lelap tidur. Kemudian Melakukan salat (sunah) malam, serta bergaul dengan para salihin.

Kedudukan Penting Hati

Hati, yang dalam bahasa Arab disebut dengan Qalbun, adalah berupa segumpal daging. Meskipun bentuknya kecil, derajat dan kedudukannya sangatlah agung. Karena keagungannya, sampai ada perkataan (hadis):

“Apabila hati baik, maka seluruh badan pun baik. Tetapi, kalau hati rusak, maka seluruh tubuh pun menjadi rusak pula.”

Karena itu, hendaklah kita selalu berusaha memperbaiki hati dengan sungguh-sungguh. Hal ini demiseluruh amal perbuatan yang kita lakukan dengan anggota badan menjadi baik. Dengan demikian, kebahagiaan lahir dan batin dapat kita capai dengan baik.

Seni Mengkritik Tanpa Melukai: Memahami Adab Memberi Nasihat yang Elegan

Perlu kita ingat, sebaik-baik aktivitas hati adalah senantiasa merasa bahwa Allah melihat dan mengawasi kita dalam segala tindakan. Baik dalam keadaan apa pun dan di mana saja kita berada. Hendaklah dalam segala tingkah laku dan usaha kita bertujuan semata-mata untuk mencari rida Allah. Karena kita menyadari bahwa Allah selalu mengawasi kita.(St.Diyar)

Referensi: Abu Hamid Muhammad ibn Muhammad ibn Muhammad ibn Ghazali at-Thusi , Bidayatul Hidayah


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement