Kisah
Beranda » Berita » Strategi Awal Kenabian: Mengungkap Rahasia Dakwah Sembunyi-Sembunyi

Strategi Awal Kenabian: Mengungkap Rahasia Dakwah Sembunyi-Sembunyi

ilustrasi by Meta AI.

SURAU.CO – Setelah menerima wahyu pertama, Nabi Muhammad SAW mengemban amanah kenabian yang sangat besar. Wahyu kedua, permulaan Surat Al-Muddatsir, memerintahkan beliau untuk bangkit dan memberi peringatan. Perintah ini menandai dimulainya fase dakwah Islam. Namun, dakwah ini tidak langsung terbuka. Rasulullah SAW memilih jalur yang bijak dan strategis: dakwah secara sembunyi-sembunyi.

Ayat-ayat awal Surat Al-Muddatsir menegaskan misi beliau:

“يَا أَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ (۱) قُمْ فَأَنْذِرْ (٢) وَرَبَّكَ فَكَبِّرْ (۳) وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ (٤) وَالرُّجْزَ فَاهْجُرْ (٥) وَلَا تَمْنُنْ تَسْتَكْثِرُ (٦) وَلِرَبِّكَ فَاصْبِرْ (٧)”

Artinya: “Hai orang yang berselimut, bangunlah, lalu berilah peringatan! Dan Tuhanmu agungkanlah! Pakaianmu bersihkanlah, dan perbuatan dosa tinggalkanlah, dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak. Dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah.” (QS. Al Muddatsir: 1-7)

Sebagian ulama menafsirkan, turunnya Surat Al-Alaq mengangkat beliau sebagai Nabi. Sementara turunnya Surat Al-Muddatsir mengangkat beliau sebagai Rasul. Ini menunjukkan perbedaan peran dan tanggung jawab. Sebagai Nabi, beliau menerima wahyu. Sebagai Rasul, beliau menyampaikan wahyu tersebut kepada umat.

Ilusi yang Menghambat Majunya Pendidikan Indonesia

Tahapan Strategis Dakwah Rasulullah

Para ulama sirah membagi periode dakwah Rasulullah SAW menjadi beberapa tahapan. Pembagian ini membantu kita memahami evolusi dakwah Islam. Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfury, dalam karyanya Ar-Rahiqul Makhtum, membagi masa dakwah Rasulullah berdasarkan periodenya. Periode Makkah (sekitar 13 tahun) mencakup dakwah sembunyi-sembunyi, dakwah terang-terangan, dan dakwah di luar Makkah. Periode Madinah (sekitar 10 tahun) meliputi peletakan dasar masyarakat Islam, konsolidasi dakwah, perdamaian, ekspansi, dan akhirnya kemenangan Islam.

Syaikh Mahmud Al-Misri dan Syaikh Said Ramadhan Al-Buthi memiliki pembagian serupa. Mereka mengidentifikasi empat tahap utama. Mulai dari dakwah sembunyi-sembunyi, lalu dakwah terang-terangan dengan lisan. Kemudian dakwah terang-terangan disertai peperangan membela diri. Akhirnya, dakwah terang-terangan disertai peperangan melawan penghalang dakwah. Pembagian ini menyoroti adaptasi strategi dakwah. Rasulullah SAW selalu menyesuaikan diri dengan kondisi dan tantangan.

Awal Mula Dakwah Sembunyi-Sembunyi

Setelah menerima perintah dakwah, Rasulullah SAW tidak langsung menyerukan Islam di depan umum. Beliau memulai dengan pendekatan personal dan rahasia. Beliau mendakwahi orang-orang terdekatnya terlebih dahulu. Orang-orang ini sangat mengenal integritas dan akhlak mulia beliau. Mereka tanpa ragu menerima seruan Islam.

Para individu pertama yang memeluk Islam adalah pilar-pilar awal komunitas Muslim. Khadijah, istri tercinta beliau, adalah Muslimah pertama. Ali bin Abu Thalib, keponakan yang tinggal bersamanya, juga termasuk yang awal. Zaid bin Haritsah, pembantu beliau, turut menyusul. Abu Bakar Ash-Shiddiq, sahabat karib beliau, menjadi salah satu pendukung utama. Anak-anak Rasulullah, seperti Zainab, Ummu Kultsum, Fatimah, dan Ruqayyah, juga masuk Islam.

Abu Bakar memiliki peran sangat sentral dalam dakwah awal ini. Beliau tidak hanya menerima Islam. Beliau juga sangat aktif mendakwahi teman-temannya. Banyak sahabat mulia yang memeluk Islam berkat ajakan Abu Bakar. Di antaranya ada Utsman bin Affan, Abdurrahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqash, Thalhah bin Ubaidillah, dan Zubair bin Awwam.

Buah dari Kesabaran: Ketika Ujian Menjadi Jalan Menuju Kedewasaan

Jumlah Assabiqunal Awwalun atau golongan pertama masuk Islam terus bertambah. Ibnu Hisyam mencatat lebih dari 40 orang. Mereka datang dari berbagai latar belakang. Mayoritas adalah pemuda. Namun, banyak juga berasal dari kalangan bangsawan dan terpandang. Ini menunjukkan daya tarik Islam yang melampaui status sosial. Para Assabiqunal Awwalun ini menjadi fondasi kokoh bagi perkembangan Islam. Mereka adalah individu-individu pemberani yang siap menghadapi segala risiko.

Fokus Ajaran Awal: Akidah, Tazkiyah, dan Ibadah

Pada fase dakwah sembunyi-sembunyi, penekanan utama adalah pembentukan akidah yang murni. Rasulullah SAW menanamkan keyakinan tauhid yang kuat. Beliau juga mengajarkan tazkiyah an-nafs, yaitu penyucian jiwa. Selain itu, perintah salat juga sudah mulai turun. Namun, salat yang diwajibkan belum lima waktu. Salat dilakukan pada pagi dan petang hari.

Al-Qur’an mengisyaratkan hal ini dalam Surat Al-Mu’min ayat 55:

“وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ بِالْعَشِيِّ وَالْإِبْكَارِ”

Artinya: “Dan bertasbihlah seraya memuji Rabbmu pada waktu pagi dan petang.” (QS. Al Mu’min: 55)

Akar Yang Merintih, Daun Yang Merangas: Sebuah Risalah Rindu

Jibril AS sendiri mengajarkan Rasulullah cara berwudu dan salat. Setelah itu, Rasulullah SAW mengajarkannya kepada Khadijah dan para sahabat lainnya. Mereka menunaikan salat secara rahasia. Mereka bahkan sering pergi ke lembah-lembah terpencil. Ini semua agar tidak menarik perhatian orang-orang Quraisy. Tahap ini sangat krusial. Ini membentuk karakter spiritual Muslim awal. Mereka terbiasa dengan ibadah yang mendalam dan menjauhi riya.

Reaksi Awal Kaum Quraisy: Anggapan Gerakan Spiritual Biasa

Kaum Quraisy mulai mendengar desas-desus tentang gerakan baru ini. Namun, mereka belum memberikan perhatian serius. Mereka menganggapnya sebagai gerakan spiritual semata. Ini mirip dengan apa yang dilakukan oleh individu seperti Amr bin Naufal atau Qus bin Saidah. Mereka mengira Muhammad hanya fokus pada aspek keagamaan pribadi.

Informasi yang mereka terima sangat terbatas. Dakwah sembunyi-sembunyi berhasil menjaga kerahasiaan. Kaum Quraisy mendengar tentang ajaran yang memurnikan iman kepada Allah. Mereka mendengar tentang ibadah tanpa menyekutukan-Nya. Mereka juga mendengar tentang penyucian jiwa dan perbuatan baik. Namun, mereka belum memahami sepenuhnya skala dan implikasi dakwah ini. Ini memberi waktu bagi komunitas Muslim awal untuk tumbuh dan menguat.

Hikmah di Balik Dakwah Sembunyi-Sembunyi

Dakwah pada dasarnya bersifat terbuka. Namun, dalam kondisi awal yang lemah, strategi sembunyi-sembunyi membawa banyak hikmah. Syaikh Ramadhan Al-Buthi dan ulama lainnya menjelaskan manfaat besar dari pendekatan ini.

Jika Rasulullah SAW langsung berdakwah secara terang-terangan, kaum Quraisy pasti akan melancarkan permusuhan frontal. Mereka akan menghancurkan dakwah ini sebelum sempat berkembang. Dakwah sembunyi-sembunyi berhasil menyembunyikan identitas para pengikut awal. Mereka juga tidak mengetahui secara jelas apa yang didakwahkan Rasulullah SAW.

Strategi ini bukan karena Rasulullah SAW takut mati. Beliau adalah pribadi yang sangat berani dan sabar. Beliau telah diperintahkan untuk bersabar sejak awal. Namun, beliau ingin memastikan dakwah ini bersemi dan tidak tercerabut. Beliau juga ingin melindungi para pengikutnya yang masih lemah dan rentan. Terutama di tahun-tahun awal rintisan dakwah. Ini menunjukkan kecerdasan strategis Rasulullah SAW yang dibimbing langsung oleh Allah SWT. Beliau menggabungkan keberanian spiritual dengan kebijaksanaan taktis.


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.