Khazanah
Beranda » Berita » Baitur Ridwan (بَيْعَةُ الرِّضْوَانِ) “Sumpah Setia di Bawah Pohon”

Baitur Ridwan (بَيْعَةُ الرِّضْوَانِ) “Sumpah Setia di Bawah Pohon”

Baitur Ridwan (بَيْعَةُ الرِّضْوَانِ) “Sumpah Setia di Bawah Pohon”
Baitur Ridwan (بَيْعَةُ الرِّضْوَانِ) “Sumpah Setia di Bawah Pohon”

 

SURAU.CO – Pendahuluan: Salah satu peristiwa bersejarah dan penuh makna dalam sirah Nabi Muhammad ﷺ adalah Bai‘atur Ridwan, yaitu sumpah setia para sahabat kepada Rasulullah ﷺ di bawah sebuah pohon di Hudaibiyah. Peristiwa ini bukan hanya menjadi saksi keteguhan iman kaum Muslimin, tetapi juga simbol kecintaan dan kesetiaan yang luar biasa terhadap Nabi dan perjuangan Islam.

Allah sendiri mengabadikan peristiwa ini dalam Al-Qur’an, menandakan betapa agungnya momen tersebut:

> لَقَدْ رَضِيَ اللَّهُ عَنِ الْمُؤْمِنِينَ إِذْ يُبَايِعُونَكَ تَحْتَ الشَّجَرَةِ

“Sungguh, Allah telah ridha terhadap orang-orang mukmin ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon…”
(QS. Al-Fath: 18)

Burnout dan Kelelahan Jiwa: Saatnya Pulang dan Beristirahat di Bab Ibadah

Latar Belakang Peristiwa

Pada tahun ke-6 Hijriah, Rasulullah ﷺ berangkat dari Madinah bersama sekitar 1.400 sahabat dengan niat menunaikan umrah ke Baitullah di Makkah. Mereka membawa hewan kurban sebagai tanda bahwa kedatangan mereka bukan untuk berperang.

Namun, kaum Quraisy menolak memberikan izin masuk dan mengutus pasukan untuk menghadang. Maka Rasulullah ﷺ dan para sahabat berhenti di daerah Hudaibiyah, di pinggiran kota Makkah.

Untuk menghindari pertumpahan darah, Rasulullah ﷺ mengutus Utsman bin Affan رضي الله عنه ke Makkah sebagai utusan untuk menyampaikan maksud damai. Kaum Quraisy membunuh Utsman.

Berita ini mengguncang hati para sahabat. Maka Rasulullah ﷺ mengumpulkan mereka dan menyeru untuk bersumpah setia berjuang sampai mati.

Isi dan Makna Bai‘atur Ridwan

Dalam peristiwa itu, para sahabat membaiat Rasulullah ﷺ di bawah sebuah pohon samurah, menyatakan kesetiaan penuh kepada beliau dalam menghadapi kaum Quraisy bila benar-benar terjadi penyerangan.

Seni Mengkritik Tanpa Melukai: Memahami Adab Memberi Nasihat yang Elegan

Isi baiat itu bukan sekadar janji untuk berperang, tetapi:

  1. Ketaatan total kepada Rasulullah ﷺ, baik dalam suka maupun duka.
  2. Kesetiaan membela Islam sampai titik darah terakhir.
  3. Tidak lari dari medan jihad.
  4. Menyerahkan diri sepenuhnya kepada ketetapan Allah dan Rasul-Nya.

Baiat ini disebut “Bai‘atur Ridwan”, karena Allah menurunkan ridha-Nya atas orang-orang yang berjanji setia itu.

Pengakuan Langsung dari Allah

Allah Ta‘ala berfirman dalam lanjutan ayat:

> فَعَلِمَ مَا فِي قُلُوبِهِمْ فَأَنزَلَ السَّكِينَةَ عَلَيْهِمْ وَأَثَابَهُمْ فَتْحًا قَرِيبًا

“Maka Allah mengetahui apa yang ada dalam hati mereka, lalu Dia menurunkan ketenangan atas mereka dan memberikan kepada mereka kemenangan yang dekat.”
(QS. Al-Fath: 18)

Mengubah Insecure Menjadi Bersyukur: Panduan Terapi Jiwa Ala Imam Nawawi

Kemenangan yang dimaksud sebagian mufassir adalah Perjanjian Hudaibiyah, yang kemudian membuka jalan bagi Fathu Makkah (penaklukan Makkah) dua tahun kemudian.

Kedudukan Para Sahabat yang Berbaiat

Para sahabat yang ikut dalam baiat ini memiliki keutamaan yang sangat tinggi di sisi Allah. Dalam banyak riwayat disebutkan bahwa tidak seorang pun di antara mereka akan masuk neraka.

Rasulullah ﷺ bersabda:

> “Tidak akan masuk neraka seorang pun dari mereka yang berbaiat di bawah pohon.”
(HR. Muslim)

Jumlah mereka yang hadir diperkirakan antara 1.400 hingga 1.500 orang. Di antara yang terkenal adalah Abu Bakar, Umar, Ali, Abdurrahman bin ‘Auf, Sa‘ad bin Abi Waqqash, Bilal, dan sahabat-sahabat besar lainnya.

Pohon yang Diberkahi

Banyak riwayat menyebut bahwa peristiwa itu terjadi di bawah pohon samurah. Setelah Rasulullah ﷺ wafat, lokasi pohon itu sempat dicari kembali, namun Umar bin Khattab رضي الله عنه memerintahkan untuk menebangnya agar tidak dijadikan tempat ibadah atau kesyirikan oleh generasi setelahnya.

Langkah Umar ini menunjukkan prinsip tauhid yang murni: menghormati peristiwa bersejarah boleh, tetapi tidak boleh mengkultuskan tempat atau benda hingga menjurus kepada penyembahan selain Allah.

Buah dari Bai‘atur Ridwan

  1. Lahirnya Perjanjian Hudaibiyah
    Setelah baiat, kaum Quraisy menyadari keseriusan kaum Muslimin. Akhirnya mereka mengirim delegasi untuk berdamai dengan Rasulullah ﷺ. Dari sinilah lahir perjanjian yang membuka peluang dakwah Islam meluas tanpa perang.

  2. Kemenangan Fathu Makkah
    Dua tahun setelah itu, perjanjian tersebut dilanggar oleh Quraisy. Rasulullah ﷺ pun memimpin 10.000 pasukan menaklukkan Makkah—dengan damai.
    Inilah kemenangan besar yang dijanjikan Allah sebagai buah dari kesabaran di Hudaibiyah.

  3. Teladan Kesetiaan dan Keikhlasan
    Baiat ini menjadi contoh bahwa loyalitas kepada Rasulullah ﷺ dan ketaatan kepada perintah Allah adalah sumber kekuatan sejati umat Islam.

Nilai-Nilai Iman dari Bai‘atur Ridwan

  1. Ridha Allah adalah puncak tujuan hidup seorang mukmin.
    Ketika Allah menurunkan firman “لَقَدْ رَضِيَ اللَّهُ…”, itu berarti ridha-Nya turun atas mereka yang siap berkorban tanpa pamrih.

  2. Ketaatan tanpa syarat kepada Rasulullah ﷺ.
    Sahabat tidak bertanya mengapa, tidak meminta bukti, dan tidak menunda. Mereka langsung menyambut seruan Nabi ﷺ.

  3. Kekuatan ukhuwah dan kesatuan barisan.
    Tidak ada perpecahan di antara mereka. Setiap orang siap berdiri bersama saudaranya demi mempertahankan kehormatan Islam.

  4. Keteguhan di saat genting.
    Berita terbunuhnya Utsman adalah ujian berat, namun mereka memilih istiqamah, bukan panik atau menyerah.

  5. Tawakkal kepada Allah setelah ikhtiar.
    Rasulullah ﷺ tidak terburu-buru menyerang, tetapi menunggu petunjuk Allah. Inilah adab seorang pemimpin yang bijak dan penuh hikmah.

Penutup

Bai‘atur Ridwan adalah simbol keimanan yang hidup — bahwa pengorbanan, kesetiaan, dan ketaatan mutlak kepada Rasulullah ﷺ adalah jalan menuju keridhaan Allah.

Peristiwa ini mengajarkan kita bahwa ridha Allah tidak datang tanpa ujian, dan kesetiaan kepada Rasulullah ﷺ tidak berhenti pada lisan, tetapi harus nyata dalam amal dan perjuangan.

Semoga Allah menjadikan kita termasuk orang-orang yang berpegang teguh pada perjanjian iman, yang setia di bawah bendera Rasulullah ﷺ, hingga kelak mendapat syafaat dan minum dari Telaga al-Kautsar bersama beliau di hari kebangkitan.

“Ya Allah, jadikan kami termasuk golongan yang Engkau ridai sebagaimana Engkau ridha kepada para sahabat yang berbaiat di bawah pohon itu.” (Tengku Iskandar, M. Pd – Duta Literasi Pena Da’i Nusantara Provinsi Sumatera Barat)


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement