Opinion
Beranda » Berita » Bukan Islam yang Dimoderasi, tapi Barat yang Harus Di Islamisasi

Bukan Islam yang Dimoderasi, tapi Barat yang Harus Di Islamisasi

Bukan Islam yang Dimoderasi, tapi Barat yang Harus Di Islamisasi
Bukan Islam yang Dimoderasi, tapi Barat yang Harus Di Islamisasi

 

SURAU.CO – Ilmu dari Islam, Tapi Iman Mereka Hilang. Barat hari ini membanggakan sains dan teknologi seolah-olah mereka adalah pembawa cahaya peradaban. Padahal akar ilmu yang mereka agungkan bersumber dari tangan-tangan para ulama dan ilmuwan Muslim.

Dari Al-Khawarizmi yang melahirkan aljabar, Ibnu Sina dengan Al-Qanun fi ath-Thibb yang menjadi rujukan kedokteran Eropa berabad-abad, Ibnu Haytham sang pelopor optik modern,
hingga Al-Battani, ahli astronomi yang menjadi referensi bagi Copernicus.

Namun, setelah menyalin dan memodifikasi, Barat menghapus jejak spiritualitas Islam dari ilmu itu. Mereka mengambil ilmu tapi meninggalkan iman, memegang akal tapi menolak wahyu.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala Berfirman:

Burnout dan Kelelahan Jiwa: Saatnya Pulang dan Beristirahat di Bab Ibadah

> “Mereka mengetahui yang lahir (tampak) dari kehidupan dunia, tetapi mereka lalai terhadap kehidupan akhirat.”

(QS. Ar-Rum: 7)

Inilah wajah modernitas Barat: terang di laboratorium, gelap di hati dan makna hidup.

Ketika Ilmu Tanpa Iman: Lahirlah Kerusakan Moral

Ilmu yang terpisah dari iman seperti api tanpa kendali membakar, bukan menerangi.
Dengan alasan kebebasan, Barat telah merusak fitrah manusia.

Zina dilegalkan dan dijadikan budaya hiburan.
LGBT dipromosikan sebagai hak asasi.
Angka perceraian dan aborsi meningkat tajam.
Keluarga hancur, anak-anak kehilangan figur ayah dan ibu.

Seni Mengkritik Tanpa Melukai: Memahami Adab Memberi Nasihat yang Elegan

Mereka membela penyimpangan dengan logika, bukan dengan fitrah.
Padahal Allah telah memperingatkan:

> “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.”

(QS. Al-Isra’: 32)

Peradaban yang kehilangan rasa malu, kehilangan ruhnya.
Mereka bisa menciptakan pesawat untuk terbang ke langit, namun tak mampu menundukkan pandangan dan menjaga aurat di bumi.

Istilah “Moderat” yang Dipelintir

Kini muncul narasi dari think-tank Barat: “Islam harus dimoderasi.”
Mereka ingin menjadikan Islam ramah terhadap liberalisme dan sekularisme,
padahal Islam sudah sempurna, tidak perlu dikurangi atau disesuaikan.

Mengubah Insecure Menjadi Bersyukur: Panduan Terapi Jiwa Ala Imam Nawawi

Allah Subhanahu Wa Ta’ala Berfirman:

> “Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu…” 

(QS. Al-Mā’idah: 3)

Istilah moderasi Islam adalah politik bahasa untuk menjinakkan ajaran Islam agar tunduk pada nilai-nilai Barat.
Padahal yang seharusnya dimoderasi adalah Barat yang melampaui batas dalam kebebasan dan kesesatan.

Saatnya Dunia Diislamisasi, Bukan Islam Dibaratisasi

Islam tidak datang untuk meniru, melainkan untuk memimpin dan menuntun.
Rasulullah ﷺ diutus bukan hanya untuk satu bangsa, tetapi untuk seluruh manusia:

Allah Subhanahu Wa Ta’ala Berfirman;

> “Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan petunjuk dan agama yang benar untuk dimenangkan atas segala agama.”

(QS. At-Taubah: 33)

Barat mungkin unggul dalam teknologi, tapi Islam unggul dalam arah dan tujuan hidup.
Ilmu mereka tanpa nilai, sementara Islam menyatukan akal dan wahyu, sains dan adab, kebebasan dan tanggung jawab.

Mereka harus mengumandangkan kembali seruan itu dengan lantang:
𝘽𝙪𝙠𝙖𝙣 𝙄𝙨𝙡𝙖𝙢 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙙𝙞𝙢𝙤𝙙𝙚𝙧𝙖𝙨𝙞, 𝙩𝙖𝙥𝙞 𝘽𝙖𝙧𝙖𝙩 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙝𝙖𝙧𝙪𝙨 𝙙𝙞𝙞𝙨𝙡𝙖𝙢𝙞𝙨𝙖𝙨𝙞.
𝙆𝙖𝙧𝙚𝙣𝙖 𝙝𝙖𝙣𝙮𝙖 𝙄𝙨𝙡𝙖𝙢 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙢𝙖𝙢𝙥𝙪 𝙢𝙚𝙣𝙖𝙩𝙖 𝙙𝙪𝙣𝙞𝙖 𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙠𝙚𝙖𝙙𝙞𝙡𝙖𝙣 𝙙𝙖𝙣 𝙠𝙚𝙩𝙚𝙣𝙖𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙨𝙚𝙟𝙖𝙩𝙞

Penutup: Cahaya Kebenaran Akan Kembali Terbit dari Timur

Peradaban Islam pernah menerangi dunia dari Baghdad, Kairo, Kordoba hingga Samarkand.
Kini saatnya cahaya itu kembali menyala bukan dengan meniru Barat, melainkan dengan menegakkan Islam secara kaffah dalam seluruh aspek kehidupan: pendidikan, ekonomi, politik, dan hukum.

Umat Islam tidak butuh pujian Barat.
Mereka membutuhkan keyakinan, keberanian, dan kesatuan di bawah kalimat tauhid:

𝗟𝗮̄ 𝗶𝗹𝗮̄𝗵𝗮 𝗶𝗹𝗹𝗮𝗹𝗹𝗮̄𝗵, 𝗠𝘂𝗵𝗮𝗺𝗺𝗮𝗱𝘂𝗿 𝗥𝗮𝘀𝘂̄𝗹𝘂𝗹𝗹𝗮̄𝗵.

𝗗𝗮𝗳𝘁𝗮𝗿 𝗣𝘂𝘀𝘁𝗮𝗸𝗮

  1. Ahmad, Zainal Abidin. Ilmu dan Peradaban Islam: Sumbangan Ulama terhadap Dunia Modern. Jakarta: Bulan Bintang, 2010.

  2. Nasr, Seyyed Hossein. Science and Civilization in Islam. Harvard University Press, 1968.

  3. Al-Attas, Syed Muhammad Naquib. Islam and Secularism. Kuala Lumpur: ISTAC, 1993.

  4. Ibn Khaldun. Muqaddimah. Beirut: Dar al-Fikr, 2001.

  5. Al-Qur’an al-Karim, Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir al-Misbah.

  6. Hitti, Philip K. History of the Arabs. London: Macmillan, 1970.

  7. Gibb, H.A.R. The Legacy of Islam. Oxford University Press, 1931.

Seruan Dakwah dan Aksi Peradaban

Seruan Global Umat Islam:
Bangkitlah wahai generasi pewaris ilmu dan iman!
Kembalilah kepada Al-Qur’an dan Sunnah, karena di sanalah letak kemuliaan dan peradaban.

Jadikan ilmu bukan sekadar pengetahuan, tapi jalan menuju taqwa.
Sebarkan dakwah ini ke seluruh penjuru dari masjid, madrasah, kampus, hingga dunia maya.

Serukan dengan satu suara:

“𝗕𝘂𝗸𝗮𝗻 𝗜𝘀𝗹𝗮𝗺 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗱𝗶𝗺𝗼𝗱𝗲𝗿𝗮𝘀𝗶, 𝘁𝗮𝗽𝗶 𝗕𝗮𝗿𝗮𝘁 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗵𝗮𝗿𝘂𝘀 𝗱𝗶𝗶𝘀𝗹𝗮𝗺𝗶𝘀𝗮𝘀𝗶!”

Karena hanya Islam yang mampu membawa dunia dari kegelapan menuju cahaya,
dari kerusakan menuju kebenaran, dari kesesatan menuju keadilan Ilahi.

𝙂𝙚𝙧𝙖𝙠𝙖𝙣 𝙍𝙖𝙠𝙮𝙖𝙩 𝘽𝙚𝙧𝙨𝙖𝙩𝙪 𝘽𝙚𝙧𝙖𝙣𝙩𝙖𝙨 𝙃𝘼𝙈𝘼 𝙋𝙊𝙇𝙄𝙏𝙄𝙆 𝘿𝙚𝙢𝙤𝙠𝙧𝙖𝙨𝙞 𝙎𝙚𝙠𝙪𝙡𝙚𝙧 𝙬𝙖𝙧𝙞𝙨𝙖𝙣 𝙋𝙚𝙙𝙖𝙡𝙖𝙢𝙖𝙣 𝙋𝘼𝙂𝘼𝙉 𝙔𝙪𝙣𝙖𝙣𝙞 𝙆𝙐𝙉𝙊

Islam — Sumber Ilmu Pengetahuan dan Cahaya Akhir Zaman.

#BukanIslamYangDimoderasi #BaratHarusDiislamisasi #SaatnyaDuniaDiislamisasi #IslamKaffahUntukPeradaban #IslamMenuntunBukanMeniru #KhilafahPeradabanBukanAncaman #BangkitBersamaIslam #CahayaKebenaranDariTimur #DakwahPeradabanIslam #UmatPemimpinDunia. (Rahmat Daily)


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement