Opinion
Beranda » Berita » Demokrasi: Sistem yang Korup dari Dasar Pemikiran

Demokrasi: Sistem yang Korup dari Dasar Pemikiran

Demokrasi: Sistem yang Korup dari Dasar Pemikiran
Demokrasi: Sistem yang Korup dari Dasar Pemikiran

 

SURAU.CO – Pendahuluan: Demokrasi sering dijadikan simbol kemajuan dan keadilan oleh dunia modern. Namun jika dikaji secara mendalam dari segi akidah, filsafat, dan sejarah, demokrasi bukanlah sistem yang netral melainkan sistem yang korup sejak akar pemikirannya. Ia lahir dari ideologi sekuler yang menyingkirkan peran Allah sebagai sumber hukum dan kedaulatan.

𝗔𝘀𝗮𝗹 𝗙𝗶𝗹𝘀𝗮𝗳𝗮𝘁 𝗗𝗲𝗺𝗼𝗸𝗿𝗮𝘀𝗶

Demokrasi muncul dari peradaban Yunani kuno, yang berpijak pada rasionalisme dan humanisme dua pilar utama sekularisme Barat.

𝗥𝗮𝘀𝗶𝗼𝗻𝗮𝗹𝗶𝘀𝗺𝗲 menuhankan akal manusia sebagai sumber kebenaran.

𝗛𝘂𝗺𝗮𝗻𝗶𝘀𝗺𝗲 menjadikan manusia sebagai pusat nilai dan ukuran moral.

Membangun Etos Kerja Muslim yang Unggul Berdasarkan Kitab Riyadus Shalihin

Dari sinilah muncul prinsip “kedaulatan di tangan rakyat”, menggantikan konsep “kedaulatan mutlak milik Allah” yang diajarkan wahyu.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala Berfirman:
“Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah.”
(QS. Yusuf [12]: 40)

Maka sejak awal, demokrasi telah menggusur Allah dari posisi tertinggi dalam urusan hukum dan kepemimpinan manusia. Inilah bentuk kekufuran pemikiran yang paling halus dan berbahaya.

𝗗𝗲𝗺𝗼𝗸𝗿𝗮𝘀𝗶: 𝗣𝗲𝗻𝘆𝗲𝗹𝗲𝘄𝗲𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗞𝗼𝗻𝘀𝗲𝗽 𝗞𝗲𝗱𝗮𝘂𝗹𝗮𝘁𝗮𝗻

Dalam Islam, kedaulatan berada di tangan syariat, bukan manusia.
Namun demokrasi menempatkan rakyat sebagai sumber hukum, artinya hukum bisa berubah sesuai kehendak mayoritas bukan berdasarkan wahyu.

Rasulullah ﷺ bersabda:
“Barangsiapa berhukum bukan dengan apa yang diturunkan Allah, maka ia termasuk kafir.”
(HR. Ahmad, lihat juga QS. Al-Ma’idah: 44)

Frugal Living Ala Nabi: Menemukan Kebahagiaan Lewat Pintu Qanaah

Dengan demikian, demokrasi bukan hanya cacat praktiknya, tapi rusak secara konseptual dan teologis. Ia mengajarkan bahwa manusia boleh membuat hukum tanpa petunjuk Allah yang berarti menyaingi kekuasaan-Nya.

𝗞𝗼𝗿𝘂𝗽𝘀𝗶 𝗱𝗮𝗹𝗮𝗺 𝗣𝗲𝗹𝗮𝗸𝘀𝗮𝗻𝗮𝗮𝗻 𝗣𝗲𝗺𝗶𝗹𝘂

Korupsi demokrasi bukan hanya dalam tataran ide, tetapi juga tertanam dalam mekanisme pelaksanaannya, terutama dalam pemilihan umum (pemilu) yang dianggap sebagai puncak kedaulatan rakyat.

Secara lahiriah, pemilu tampak sebagai proses keadilan satu suara untuk satu orang. Namun secara hakikat, pemilu adalah proses korupsi terhadap makna hak dan kewajiban manusia:

Suara umat yang awalnya satu kesatuan di bawah tauhid, terpecah menjadi jutaan kotak suara, masing-masing dipengaruhi kepentingan pribadi, materi, dan ideologi buatan manusia.

Kebenaran dan keadilan tidak lagi ditentukan oleh wahyu, tetapi oleh angka terbanyak. Suara terbanyak bukan kebenaran terbukti yang menentukan hukum dan pemimpin.

Menyelaraskan Minimalisme dan Konsep Zuhud: Relevansi Kitab Riyadhus Shalihin di Era Modern

Maka hak untuk menegakkan hukum Allah tergantikan dengan kewajiban tunduk pada hasil mayoritas, sekalipun hasil itu bertentangan dengan syariat.

Inilah bentuk korupsi maknawi yang paling berbahaya: korupsi terhadap hakikat hak dan kewajiban sebagai hamba Allah.
Suara manusia dijadikan alat untuk menyaingi ketetapan Ilahi, padahal:

Allah Subhanahu Wa Ta’ala Berfirman:
“Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah.”
(QS. Al-An‘am [6]: 116)

Maka pemilu dalam sistem demokrasi sejatinya bukan sekadar kontestasi politik, tetapi pengesahan terhadap kedaulatan manusia di atas hukum Allah.
Inilah sumber korupsi terbesar yang menodai seluruh sistem kehidupan mulai dari ekonomi, hukum, hingga moral bangsa.

𝗗𝗲𝗺𝗼𝗸𝗿𝗮𝘀𝗶 𝗱𝗮𝗻 𝗞𝗼𝗿𝘂𝗽𝘀𝗶 𝗣𝗲𝗺𝗶𝗸𝗶𝗿𝗮𝗻

Korupsi demokrasi tidak berhenti pada uang dan jabatan, tetapi lebih dalam yaitu korupsi pemikiran (intellectual corruption):

Kebenaran diukur dari suara terbanyak, bukan dari wahyu Allah.

Mereka menentukan moral berdasarkan opini publik, bukan taqwa dan syariat.

Mereka memilih pemimpin karena popularitas, bukan ketaatan kepada Allah.

Dari sinilah muncul sistem yang melahirkan pemimpin zalim, hukum yang tidak adil, dan masyarakat yang kehilangan arah ruhani.

𝗗𝗲𝗺𝗼𝗸𝗿𝗮𝘀𝗶: 𝗝𝗮𝗹𝗮𝗻 𝗠𝗲𝗻𝘂𝗷𝘂 𝗦𝗲𝗸𝘂𝗹𝗮𝗿𝗶𝘀𝗺𝗲 𝗱𝗮𝗻 𝗞𝗮𝗽𝗶𝘁𝗮𝗹𝗶𝘀𝗺𝗲

Demokrasi modern adalah mesin ideologi Barat untuk menancapkan sekularisme (pemisahan agama dari kehidupan) dan kapitalisme (dominasi ekonomi oleh segelintir elit).

Mereka menjerumuskan manusia atas nama kebebasan:

𝗥𝗶𝗯𝗮 𝗱𝗮𝗻 𝗲𝗸𝘀𝗽𝗹𝗼𝗶𝘁𝗮𝘀𝗶 𝗲𝗸𝗼𝗻𝗼𝗺𝗶,
𝗞𝗲𝗯𝗲𝗯𝗮𝘀𝗮𝗻 𝗺𝗼𝗿𝗮𝗹 𝘁𝗮𝗻𝗽𝗮 𝗯𝗮𝘁𝗮𝘀,
𝗞𝗲𝗵𝗶𝗹𝗮𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗿𝗮𝘀𝗮 𝘁𝗮𝗸𝘂𝘁 𝗸𝗲𝗽𝗮𝗱𝗮 𝗔𝗹𝗹𝗮𝗵.

Sistem ini tampak indah dalam jargon, tapi sejatinya menjadi alat penjajahan gaya baru atas umat Islam.

𝗜𝘀𝗹𝗮𝗺: 𝗦𝗶𝘀𝘁𝗲𝗺 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗦𝘂𝗰𝗶 𝗱𝗮𝗿𝗶 𝗞𝗼𝗿𝘂𝗽𝘀𝗶

Berbeda dengan demokrasi, Islam menegakkan sistem Khilafah di mana:

𝗞𝗲𝗱𝗮𝘂𝗹𝗮𝘁𝗮𝗻 𝗯𝗲𝗿𝗮𝗱𝗮 𝗱𝗶 𝘁𝗮𝗻𝗴𝗮𝗻 𝘀𝘆𝗮𝗿𝗶𝗮𝘁 𝗔𝗹𝗹𝗮𝗵,
𝗞𝗲𝗸𝘂𝗮𝘀𝗮𝗮𝗻 𝗯𝗲𝗿𝗮𝗱𝗮 𝗱𝗶 𝘁𝗮𝗻𝗴𝗮𝗻 𝘂𝗺𝗮𝘁 𝗺𝗲𝗹𝗮𝗹𝘂𝗶 𝗯𝗮𝗶‘𝗮𝘁,
𝗣𝗲𝗺𝗶𝗺𝗽𝗶𝗻 𝘄𝗮𝗷𝗶𝗯 𝘁𝘂𝗻𝗱𝘂𝗸 𝗸𝗲𝗽𝗮𝗱𝗮 𝗔𝗹-𝗤𝘂𝗿’𝗮𝗻 𝗱𝗮𝗻 𝗦𝘂𝗻𝗻𝗮𝗵.

Allah menetapkan hukum, sehingga manusia tidak bisa mengubahnya.

Kesimpulan

Demokrasi bukan hanya gagal dalam praktiknya, tetapi telah rusak sejak akar pemikirannya.
Ia menciptakan korupsi pada tiga tingkat:

𝟭. 𝗞𝗼𝗿𝘂𝗽𝘀𝗶 𝗮𝗸𝗶𝗱𝗮𝗵, dengan menolak kedaulatan Allah.
𝟮. 𝗞𝗼𝗿𝘂𝗽𝘀𝗶 𝗽𝗲𝗺𝗶𝗸𝗶𝗿𝗮𝗻, dengan menuhankan suara mayoritas.
𝟯. 𝗞𝗼𝗿𝘂𝗽𝘀𝗶 𝗽𝗲𝗹𝗮𝗸𝘀𝗮𝗻𝗮𝗮𝗻, Mereka memecah belah umat, lalu menghitung suara, bukan mengukur kebenaran.

Oleh karena itu, umat Islam wajib sadar dan berjuang untuk kembali kepada sistem ilahi yang suci dan adil Syariat Islam dalam bingkai Khilafah.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala Berfirman:
 “Barangsiapa mencari selain Islam sebagai sistem hidup, maka tidak akan diterima darinya, dan ia di akhirat termasuk orang yang merugi.”
(QS. Ali Imran [3]: 85)

Daftar Pustaka Ringkas
1. Al-Qur’an al-Karim
2. Al-Maududi, Islamic Way of Life
3. Sayyid Qutb, Ma’alim fi al-Thariq
4. Taqiyuddin an-Nabhani, Nizham al-Islam
5. Maryam Jameelah, Islam and Modernism

𝗦𝗘𝗥𝗨𝗔𝗡 𝗗𝗔𝗞𝗪𝗔𝗛 𝗨𝗡𝗧𝗨𝗞 𝗨𝗠𝗔𝗧

Wahai kaum Muslimin!
Sadarlah bahwa demokrasi bukan jalan keadilan, tetapi jalan penyesatan.
Sistem ini korup sejak dasar pemikirannya menuhankan suara manusia dan menyingkirkan hukum Allah dari kehidupan.

Mereka memecah suara umat ke dalam kotak-kotak suara, lalu memilih yang terbanyak, bukan yang benar.
Inilah sumber kerusakan dan kehancuran umat

Kembalilah kepada sistem yang suci Syariat Allah dan kepemimpinan Islam.
Hanya dengan itu keadilan, kemuliaan, dan keberkahan akan tegak kembali di muka bumi.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala Berfirman:
“𝗠𝗲𝗻𝗲𝘁𝗮𝗽𝗸𝗮𝗻 𝗵𝘂𝗸𝘂𝗺 𝗶𝘁𝘂 𝗵𝗮𝗻𝘆𝗮𝗹𝗮𝗵 𝗵𝗮𝗸 𝗔𝗹𝗹𝗮𝗵.”
(QS. Yusuf [12]: 40)

Bangkitlah wahai kaum Muslimin!
Sebarkan kebenaran, tegakkan kembali Islam kaffah. Jangan biarkan ideologi kufur menipu umat dengan slogan damai palsu.

Sebarkan dakwah ini di setiap majelis, grup, dan media. Karena satu kalimat haq bisa membongkar seribu dusta globalisme.

𝙂𝙚𝙧𝙖𝙠𝙖𝙣 𝙍𝙖𝙠𝙮𝙖𝙩 𝘽𝙚𝙧𝙨𝙖𝙩𝙪 𝘽𝙚𝙧𝙖𝙣𝙩𝙖𝙨 𝙃𝘼𝙈𝘼 𝙋𝙊𝙇𝙄𝙏𝙄𝙆 𝘿𝙚𝙢𝙤𝙠𝙧𝙖𝙨𝙞 𝙎𝙚𝙠𝙪𝙡𝙚𝙧 𝙬𝙖𝙧𝙞𝙨𝙖𝙣 𝙋𝙚𝙙𝙖𝙡𝙖𝙢𝙖𝙣 𝙋𝘼𝙂𝘼𝙉 𝙔𝙪𝙣𝙖𝙣𝙞 𝙆𝙐𝙉𝙊

Islam — Sumber Ilmu Pengetahuan dan Cahaya Akhir Zaman

#IslamKaffah #TolakDemokrasiKufur #KembaliKeSyariat #IslamSolusiUmat #SyariatDiAtasSegalanya #TegakkanKhilafah #SuaraTauhidBukanKotakSuara #DakwahMenyatukanUmat #LawanSekulerisme #IslamRahmatBukanDemokrasi. (Rahmat Daily)


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement