SURAU.CO-As’ad ibn Zurarah adalah sahabat Nabi dari kalangan Anshar, yang berasal dari kabilah Khazraj, keturunan Bani Najjar. Ayahnya bernama Zurarah ibn Udas ibn Ubaid. Ia memiliki nama panggilan Abu Umamah. Ada juga yang memanggilnya dengan sebutan As’adul Khair—orang baik yang paling bahagia. Ibn al-Atsir mengatakan dalam buku biografi Abu Umamah bahwa ia termasuk di antara orang Anshar pertama yang memeluk Islam.
Proses Keislaman Abu Umamah
Al-Waqidi menceritakan proses keislaman As’ad ibn Zurarah. Suatu hari, As’ad ibn Zurarah melakukan perjalanan ke Makkah bersama Dzakwan ibn Abdu Qais dengan tujuan untuk menemui Utbah ibn Rabiah. Setibanya di Makkah, mereka mendengar kabar tentang Rasulullah Saw., dan kemudian mereka mendatangi beliau. Maka, Nabi Saw. mengajak mereka untuk memeluk Islam dan beliau membacakan firman Allah. Mereka berdua menerima seruan Rasulullah dan menyatakan keislaman mereka. Setelah itu, mereka kembali ke Yatsrib dan membatalkan pertemuan dengan Utbah.
Dengan demikian, As’ad ibn Zurarah dan Dzakwan ibn Abdu Qais menjadi orang yang pertama kali mengenalkan Islam kepada penduduk Yatsrib.
Menjadi Imam Salat Jumat Pertama
Ibn Ishaq berpendapat lain dan mengatakan bahwa As’ad ibn Zurarah masuk Islam bersama rombongan orang Yatsrib yang mengikuti Baiat Aqabah pertama. Rombongan ini terdiri atas dua belas orang laki-laki. Adapun pada saat Baiat Aqabah kedua dihadiri oleh 70 orang laki-laki dan dua orang wanita, yaitu Ummu Amarah dan Ummu Manik. Dalam kesempatan itu pulalah mereka memilih dua belas orang yang menjadi pimpinan orang Yatsrib; tiga orang dari suku Aus dan sembilan orang dari suku Khazraj. Mereka bertugas menjadi penanggung jawab kaumnya masing-masing untuk menyampaikan penjelasan tentang Islam. Ada perbedaan pendapat tentang siapa orang yang pertama berbaiat kepada Rasulullah Saw. saat itu. Sebagian mengatakan, orang itu adalah Abu Umamah, tetapi sebagian lain menyebutkan al-Barra ibn Ma‘rur.
Abu Umamah adalah orang yang pertama kali mengimami salat Jumat di Madinah pada saat terjadi pengusiran Bani Bayadhah. Saat itu, lebih dari empat puluh orang mengikuti salat Jumat.
Wafatnya As’ad ibn Zurarah dan Pengganti Kepemimpinan
As’ad ibn Zurarah wafat pada bulan Syawal tahun pertama Hijriah, beberapa bulan sebelum terjadi Perang Badar—yang terjadi pada bulan Ramadan tahun kedua Hijriah. Ia meninggal karena sakit yang saat itu ia derita. Baginda Nabi Saw. sempat menyentuhnya dengan tangan beliau hingga akhirnya Abu Umamah tutup usia. Ketika ia wafat, pembangunan Masjid Nabawi Madinah belum lagi tuntas.
Pada saat orang Yatsrib yang mengikuti Baiat Aqabah kedua berpamitan kepada Rasulullah Saw. dan kembali ke negeri mereka, Nabi Saw. mengutus Mush‘ab ibn Umair untuk membacakan Al-Qur’an dan mengajarkan agama kepada penduduk Yatsrib. Ketika utusan Rasulullah itu tiba di Yatsrib, ia bertamu ke rumah As’ad ibn Zurarah, sehingga rumahnya menjadi pusat penyebaran Islam pertama di Yatsrib.
Setelah Abu Umamah wafat, serombongan orang dari Bani Najjar datang menghadap Rasulullah Saw. dan menceritakan kematian pimpinan mereka. Nabi Saw. menjawab, “Kalian adalah sanak saudaraku. Maka, akulah pemimpin suku kalian.” Tentu saja, jawaban Rasulullah Saw. itu membuat senang dan gembira orang-orang Bani Najjar, karena mereka merasa diistimewakan dibanding suku-suku lainnya.
Abu Umamah telah banyak berjasa mengokohkan sendi-sendi keislaman dan dakwahnya di Madinah. Semoga Allah memberinya rahmat.(St.Diyar)
Referensi:Muhammad Raji Hasan Kinas, Ensiklopedia Biografi Sahabat Nabi, 2012
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
