SURAU.CO – Di sebuah dinding sederhana di pinggir jalan, tertulis pesan penuh makna:
“Ya Allah, ringankanlah seluruh anggota tubuh kami untuk terus semangat dalam beribadah kepada-Mu.”
Kalimat yang tampak sederhana itu sesungguhnya menyimpan kedalaman spiritual yang luar biasa. Ia bukan sekadar hiasan dinding atau mural kampung, melainkan doa kehidupan — jeritan hati seorang hamba yang ingin selalu kuat di jalan ibadah.
Ibadah Itu Butuh Kekuatan, Bukan Sekadar Keinginan
Beribadah bukan hanya urusan niat, tapi juga kekuatan. Ada kalanya tubuh lelah, pikiran penuh beban, hati dilanda malas, namun waktu shalat tetap tiba, panggilan adzan tetap terdengar. Di saat seperti itu, yang kita butuhkan bukan semangat sesaat, melainkan pertolongan Allah agar tubuh ini ringan dalam taat.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
> “Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat, dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyuk.”
(QS. Al-Baqarah: 45)
Ayat ini menegaskan, ibadah itu berat bagi hati yang jauh dari Allah. Tapi bagi yang hatinya dekat, setiap gerakan ibadah justru menjadi sumber ketenangan dan kekuatan.
Tubuh Ringan Karena Hati Lapang
Ketika hati penuh cinta kepada Allah, tubuh pun menjadi ringan untuk rukuk, sujud, dan berzikir. Lihatlah para sahabat Rasulullah ﷺ — mereka beribadah bukan karena dipaksa, tapi karena rindu. Malam mereka hidup dengan tahajud, siang mereka berjuang di jalan Allah.
Rasulullah ﷺ sendiri, meskipun telah dijamin surga, tetap bersungguh-sungguh dalam ibadah hingga kakinya bengkak. Ketika Aisyah radhiyallahu ‘anha bertanya, beliau menjawab:
> “Wahai Aisyah, tidakkah aku ingin menjadi hamba yang bersyukur?”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Inilah rahasia ringan dalam ibadah: rasa syukur yang mendalam dan cinta yang tulus kepada Sang Pencipta.
Setiap Anggota Tubuh Adalah Amanah Ibadah
Kalimat doa di dinding itu menyebut “seluruh anggota tubuh kami.”
Sungguh, setiap bagian tubuh memiliki peran dalam ibadah:
Mata untuk membaca ayat-ayat Allah dan menjauhi pandangan maksiat.
Lisan untuk berzikir, bershalawat, dan menjaga ucapan.
Tangan untuk menolong sesama dan memberi.
Kaki untuk melangkah ke masjid dan tempat kebaikan.
Hati untuk selalu ikhlas dan sabar.
Jika seluruh anggota tubuh kita bersinergi dalam ketaatan, hidup akan menjadi ringan dan bermakna. Karena setiap langkah menjadi dzikir, setiap kerja menjadi ibadah, setiap lelah menjadi ladang pahala.
Semangat Ibadah di Tengah Kesibukan Dunia
Kadang kita merasa letih dengan urusan dunia — pekerjaan, keluarga, tanggung jawab. Kesibukan bukan penghalang, tapi kesempatan beribadah dalam setiap aktivitas. Seorang mukmin sejati tidak menunggu waktu luang untuk beribadah, tapi menjadikan setiap waktu sebagai sarana ibadah.
Rasulullah ﷺ bersabda:
> “Amalan yang paling dicintai Allah adalah yang terus-menerus dilakukan meskipun sedikit.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Artinya, yang Allah cintai bukan hanya ibadah besar, tapi ketekunan dalam kebaikan kecil. Shalat tepat waktu, membaca Al-Qur’an satu halaman sehari, menolong tetangga, menahan amarah — semua itu ringan jika kita memohon pertolongan Allah.
Doa yang Harus Selalu Dihidupkan
Doa di dinding itu seharusnya menjadi doa kita setiap hari:
“Ya Allah, ringankanlah tubuh kami untuk terus beribadah kepada-Mu.”
Doa ini bisa kita panjatkan sebelum tidur, sebelum shalat, atau setiap kali merasa lelah dan futur. Karena hanya Allah yang bisa memberi kekuatan agar hati tetap hidup dan tubuh tetap semangat dalam ibadah.
Penutup: Ibadah Adalah Nafas Kehidupan
Saudaraku, jangan biarkan tubuh yang sehat menjadi berat untuk sujud.
Jangan biarkan waktu yang lapang menjadi kosong dari dzikir.
Sebab, hari demi hari kita semakin mendekat pada akhir perjalanan — dan hanya amal ibadah yang akan menemani kita.
Maka, mari kita hidupkan kembali semangat itu.
Bukan sekadar membaca doa di dinding, tapi menjadikannya gema di hati:
“Ya Allah, ringankanlah seluruh anggota tubuh kami untuk terus semangat dalam beribadah kepada-Mu.”
Semoga setiap hembusan napas kita menjadi ladang pahala bagi kita di sisi Allah. Aamiin ya Rabbal ‘alamin. (Tengku Iskandar, M.Pd – Duta Literasi Pena Da’i Nusantara Provinsi Sumatera Barat)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
