SURAU.CO – Shalat adalah tiang agama, dan di antara bentuk kasih sayang Allah kepada hamba-Nya, Dia tidak hanya memerintahkan shalat wajib, tetapi juga membuka pintu luas bagi amalan tambahan: shalat sunnah. Ia bukan sekadar pelengkap, tapi jalan menuju cinta Allah, penebus kekurangan, dan peneguh hubungan spiritual antara hamba dan Rabb-nya.
Shalat Sunnah sebagai Penutup Kekurangan Shalat Wajib
Rasulullah ﷺ bersabda:
> “Sesungguhnya amalan hamba yang pertama kali dihisab pada hari kiamat adalah shalat. Jika shalatnya baik, maka beruntunglah ia. Jika shalatnya rusak, maka celakalah ia. Dan jika dalam shalat wajibnya terdapat kekurangan, maka Allah berfirman: ‘Lihatlah apakah hamba-Ku memiliki shalat sunnah, maka sempurnakanlah kekurangannya dengan shalat sunnahnya.’”
(HR. Abu Dawud, no. 864)
Hadits ini menunjukkan bahwa shalat sunnah berfungsi sebagai pelengkap (junnah) terhadap kekurangan dalam shalat wajib. Tidak ada manusia yang sempurna dalam kekhusyukan, gerakan, atau bacaan shalatnya. Maka, shalat sunnah menjadi bentuk kasih sayang Allah yang memungkinkan hamba menutup kekurangannya.
Shalat Sunnah sebagai Jalan Mendekatkan Diri kepada Allah
Dalam hadits qudsi yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Allah Ta’ala berfirman:
> “Hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan-amalan sunnah hingga Aku mencintainya…”
(HR. Bukhari, no. 6502)
Kalimat “hingga Aku mencintainya” adalah puncak dari seluruh perjalanan ibadah seorang hamba. Ketika cinta Allah telah dicapai, maka doa didengar, langkah dijaga, dan hidup menjadi berkah. Orang yang rajin shalat sunnah, sesungguhnya sedang membangun hubungan pribadi dengan Allah — hubungan cinta yang lahir dari kerelaan, bukan kewajiban semata.
Keutamaan Shalat Sunnah di Rumah
Dari Zaid bin Tsabit radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda:
> “Shalatlah kalian, wahai manusia, di rumah-rumah kalian, karena sebaik-baiknya shalat adalah shalat seseorang di rumahnya, kecuali shalat wajib.”
(HR. Bukhari, no. 731; Muslim, no. 781)
Shalat sunnah yang dilakukan di rumah menghidupkan suasana ibadah dalam keluarga. Rumah yang di dalamnya ada shalat, dzikir, dan doa, akan bercahaya di sisi Allah, sebagaimana masjid-masjid bercahaya di bumi.
Para ulama menjelaskan bahwa hikmah shalat sunnah di rumah antara lain:
Menjadikan rumah sebagai tempat ibadah, bukan hanya tempat istirahat.
Melatih keikhlasan, karena jauh dari pandangan manusia.
Mendidik keluarga dengan teladan nyata, tanpa harus berkata-kata banyak.
Imam Nawawi rahimahullah mengatakan:
> “Shalat sunnah di rumah lebih utama, karena lebih jauh dari riya’ dan lebih dekat kepada keikhlasan.”
(Syarh Shahih Muslim)
Ragam Shalat Sunnah dan Pahalanya
1. Shalat Rawatib
Shalat sunnah yang menyertai shalat wajib. Rasulullah ﷺ bersabda:
> “Tidaklah seorang hamba muslim melakukan shalat sunnah 12 rakaat dalam sehari semalam, melainkan Allah akan membangunkan untuknya rumah di surga.”
(HR. Muslim, no. 728)
Dua rakaat sebelum Subuh, empat sebelum Zuhur dan dua sesudahnya, dua sesudah Maghrib, dan dua sesudah Isya.
2. Shalat Dhuha
Waktu terbaik antara matahari naik hingga menjelang Zuhur. Rasulullah ﷺ bersabda:
> “Pada tiap-tiap sendi manusia wajib dikeluarkan sedekah setiap harinya… dan semuanya itu dicukupi oleh dua rakaat Dhuha.”
(HR. Muslim, no. 720)
3. Shalat Tahajud dan Witir
Dilakukan di malam hari, sebagai puncak kedekatan seorang hamba kepada Rabb-nya.
> “Dan pada sebagian malam hari bertahajudlah kamu sebagai ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji.”
(QS. Al-Isra’: 79)
4. Shalat Sunnah Mutlak
Shalat sunnah tanpa waktu dan sebab tertentu, dilakukan kapan pun (selain waktu terlarang). Dan Shalat ini menjadi tanda cinta seorang hamba kepada ibadah.
Buah Spiritualitas dari Shalat Sunnah
Siapa yang membiasakan shalat sunnah akan merasakan perubahan dalam jiwanya:
Hati menjadi lembut dan tenang, karena sering berkomunikasi dengan Allah.
Kehidupan lebih teratur, karena terbiasa menjaga waktu.
Dijauhkan dari kesombongan, karena merasa selalu butuh kepada Allah.
Mendapat cahaya di dunia dan akhirat, sebagaimana Rasulullah ﷺ bersabda:
> “Shalat adalah cahaya.” (HR. Muslim, no. 223)
Shalat sunnah bukan sekadar tambahan pahala, tetapi penjernih hati dan penyegar ruhani. Ia membuat seorang mukmin kuat menghadapi tekanan dunia, sebab hatinya telah tertambat pada Allah.
Menghidupkan Sunnah di Tengah Kesibukan Dunia
Bagi sebagian orang, meluangkan waktu untuk shalat sunnah terasa sulit di tengah kesibukan. Namun sesungguhnya, tidak ada amalan yang lebih ringan dilakukan namun berdampak besar daripada menambah dua rakaat sebelum atau sesudah shalat wajib.
Mulailah dengan:
Dua rakaat sebelum Subuh. Rasulullah ﷺ bersabda:
> “Dua rakaat sebelum Subuh lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (HR. Muslim, no. 725)
Dua rakaat Dhuha setiap pagi.
Shalat Witir sebelum tidur jika sulit bangun malam.
Sedikit demi sedikit, tetapi dilakukan terus-menerus dengan ikhlas, jauh lebih dicintai oleh Allah.
> “Amalan yang paling dicintai Allah adalah amalan yang terus-menerus meskipun sedikit.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Penutup
Shalat sunnah bukan kewajiban, tetapi pintu menuju cinta Allah. Ia adalah taman keindahan ruhani tempat seorang mukmin melepas lelah, menata hati, dan menguatkan iman.
Barang siapa menjaga shalat sunnah, maka Allah akan menjaga shalat wajibnya. Barang siapa melalaikannya, maka perlahan ia kehilangan semangat beribadah.
Mari kita hidupkan rumah-rumah kita dengan shalat sunnah. Jadikan setiap sujud di rumah sebagai cahaya yang menerangi hati, menenangkan keluarga, dan mengundang kebeersamaan. (Oleh: Tengku Iskandar – Duta Literasi Pena Da’i Nusantara Provinsi Sumatera Barat)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
