Kisah
Beranda » Berita » Ummu Hakim: Kisah Muslimah Pemberani, Pahlawan di Medan Perang

Ummu Hakim: Kisah Muslimah Pemberani, Pahlawan di Medan Perang

Ilustrasi by Meta AI.

SURAU.CO – Sejarah Islam mencatat banyak kisah heroik yang menggetarkan hati. Kisah para Shahabiyah, wanita-wanita mulia, senantiasa menginspirasi kita semua. Di antara mereka, Ummu Hakim binti Harits bin Hisyam adalah salah satu sosok yang sangat istimewa. Beliau merupakan seorang muslimah pemberani, yang keberaniannya sungguh luar biasa. Lebih dari itu, keteguhan imannya patut setiap muslimah contoh. Kisah hidupnya mengajarkan banyak hal berharga, meliputi iman yang kokoh, pengorbanan, dan perjuangan membela agama. Oleh karena itu, artikel ini akan membahas perjalanan hidup beliau dengan detail.

Ummu Hakim binti Harits berasal dari kabilah Quraisy. Beliau memiliki hubungan kekerabatan yang dekat dengan Ikrimah bin Abu Jahl, yang kemudian menjadi suaminya. Ironisnya, ayah Ikrimah adalah Abu Jahl, musuh bebuyutan Islam. Meskipun demikian, Ummu Hakim adalah muslimah awal yang memeluk Islam sebelum peristiwa Fathu Makkah. Beliau menghadapi banyak tantangan karena keluarganya memusuhi Nabi ﷺ. Namun demikian, ia tetap teguh pada imannya.

Kisah Keislaman dan Perjuangan yang Penuh Liku

Perjalanan Ummu Hakim menuju Islam tidaklah mudah, menunjukkan ketabahan luar biasa dalam dirinya.

Beliau memeluk Islam bersamaan dengan istrinya Abu Sufyan, yaitu Hindun binti Utbah. Mereka berdua datang kepada Nabi ﷺ dan berbaiat secara langsung. Setelah itu, Ummu Hakim berjuang keras membujuk suaminya, Ikrimah, agar masuk Islam. Ini terjadi setelah Fathu Makkah, ketika Ikrimah melarikan diri ke Yaman. Ummu Hakim menyusulnya, meyakinkan Ikrimah tentang pengampunan Nabi ﷺ. Akhirnya, Ikrimah pun kembali dan memeluk Islam.

Setelah peristiwa Fathu Makkah, Ikrimah dan Ummu Hakim menikah kembali. Mereka bersatu dalam naungan Islam. Ummu Hakim menemani suaminya berjihad di medan perang Syam.

Burnout dan Kelelahan Jiwa: Saatnya Pulang dan Beristirahat di Bab Ibadah

Ketika sampai di Marajus Shuffar, sebuah tempat di Syam, mereka hendak melangsungkan walimah (resepsi pernikahan). Saat itu, pasukan Romawi tiba-tiba menyerang secara mendadak. Pasukan muslimin kaget, sebab mereka belum siap sepenuhnya. Ikrimah bin Abu Jahl segera maju ke depan, berjuang membela Islam. Sayangnya, ia gugur sebagai syahid dalam pertempuran itu. Kehilangan ini merupakan duka besar bagi Ummu Hakim.

Namun demikian, pasukan Romawi terus menyerang. Mereka menyerbu tenda-tenda muslimin dan bahkan mengejar Ummu Hakim. Dalam situasi genting itu, Ummu Hakim mengambil tiang kemah. Ia memukuli tentara Romawi itu dengan gagah berani. Tiang kemah adalah satu-satunya senjatanya. Ia menunjukkan kekuatan luar biasa. Keberaniannya menyelamatkan dirinya sendiri. Ini terjadi di tengah walimahnya, yang tiba-tiba berubah menjadi medan perang.

Pernikahan Kedua dengan Khalid bin Sa’id: Kekuatan Cinta di Medan Perang

Setelah syahadah Ikrimah, Ummu Hakim kembali menikah. Ia menikah dengan Khalid bin Sa’id bin Al-Ash, seorang sahabat mulia.

Mereka melangsungkan walimah di tempat yang sama, di Marajus Shuffar. Setelah walimah, pasukan Romawi kembali menyerang. Perang kembali meletus dengan sengit. Khalid bin Sa’id segera maju ke medan perang. Sayangnya, ia juga gugur sebagai syahid. Ummu Hakim kembali kehilangan suami, kali ini untuk kedua kalinya dalam waktu singkat. Ini menunjukkan betapa beratnya ujian yang ia hadapi.

Pernikahan Ketiga dengan Umar bin Khattab: Teladan Ketabahan Seorang Muslimah

Setelah Khalid bin Sa’id wafat, Ummu Hakim menikah lagi. Ia menikah dengan Khalifah Umar bin Khattab. Pernikahan ini menunjukkan kedudukannya sebagai wanita mulia dan tangguh. Ia menghadapi berbagai cobaan hidup dengan tabah dan selalu tabah. Ia adalah teladan ketabahan sejati bagi seorang muslimah.

Seni Mengkritik Tanpa Melukai: Memahami Adab Memberi Nasihat yang Elegan

Pelajaran Abadi dari Ummu Hakim: Inspirasi Keberanian dan Iman

Kisah Ummu Hakim binti Harits memberi banyak sekali pelajaran. Pertama-tama, ia mengajarkan keberanian luar biasa. Keberanian dalam membela diri dan agama. Kedua, ia menekankan ketabahan hati dalam menghadapi cobaan hidup. Ketiga, ia menunjukkan kekuatan dakwah, bahkan kepada keluarga terdekat. Keempat, ia adalah bukti pengorbanan diri yang tulus demi Islam. Kelima, ia menginspirasi keteguhan iman di tengah kesulitan.

Secara keseluruhan, Ummu Hakim binti Harits adalah teladan yang luar biasa bagi setiap muslimah. Beliau merupakan Shahabiyah yang agung. Hidup beliau mencerminkan iman yang kokoh, juga keberanian, ketabahan, dan pengorbanan sejati. Semangat beliau dalam berdakwah kepada suami serta keberaniannya di medan perang dan walimah. Semua ini patut kita contoh dan terapkan dalam kehidupan kita. Semoga kita dapat mengambil hikmah dari kehidupannya yang penuh berkah. Semoga kita menjadi muslimah yang berbakti, yang mencintai Allah dan Rasul-Nya dengan sepenuh hati.


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement