SURAU.CO. Kehidupan dunia adalah ujian, yang datang dalam berbagai bentuk seperti kesulitan (keburukan) maupun kenikmatan (kebaikan). Tujuannya adalah untuk menguji kemampuan manusia dalam menghadapi masalah, kesetiaan iman, dan kesabaran, serta untuk mengukur seberapa dekat hubungan mereka dengan Allah SWT. Selanjutnya, manusia perlu memahami hal ini agar bisa bersabar menghadapi ujian, tidak berputus asa, dan menjadikannya sarana untuk mendekatkan diri kepada Tuhan.
Kehidupan di dunia pada hakikatnya adalah ujian dari Allah SWT untuk menguji keimanan hamba-Nya. Oleh sebab itu, ujian ini tidak hanya datang dalam bentuk kesusahan, tetapi juga dalam bentuk kesenangan. Dengan demikian, segala sesuatu yang kita alami baik atau buruk merupakan cobaan untuk mengukur keteguhan iman dan kualitas amal kita.
Tujuan hidup di dunia adalah ujian untuk menguji kualitas iman dan amal seseorang, bukan tujuan akhir. Tuhan memberikan ujian untuk menguji apakah keimanan seseorang hanya di lisan, atau benar-benar tercermin dalam perilaku. Dengan mikian, ini untuk mengetahui siapa yang benar-benar beriman dan siapa yang dusta. Allah memberikan ujian baik kesulitan maupun kemudahan untuk melihat siapa yang terbaik amalnya dan meningkatkan derajat mereka di sisi-Nya..
Ujian membantu manusia menyadari bahwa segalanya bersifat sementara dan bisa diambil kapan saja oleh Allah, sehingga tumbuh sikap rendah hati dan tidak sombong, serta tidak meremehkan orang lain. Selanjutbnya, setiap ujian bertujuan agar manusia kembali kepada kebenaran dan petunjuk dari Allah. Hidup tanpa petunjuk diibaratkan berjalan tanpa arah. Kehidupan di dunia hanyalah tempat persinggahan sementara. Ujian-ujian yang dihadapi adalah bagian dari proses mengumpulkan amal ibadah yang akan menentukan nasib di akhirat kelak
Makna dan tujuan kehidupan sebagai ujian
Pertama, Menguji kemampuan dan kesetiaan:
Allah menguji manusia dengan berbagai cobaan untuk melihat bagaimana mereka menyelesaikannya, serta menguji kesetiaan dan keimanan mereka.
Kedua, Mempersiapkan kehidupan akhirat:
Manusia harus berusaha dan berjuang melewati berbagai cobaan di dunia untuk bisa mendapatkan surga, karena surga tidak akan didapatkan tanpa perjuangan tersebut.
Ketiga, Bentuk ujian yang beragam:
Ujian bisa berupa hal yang tidak menyenangkan (seperti ketakutan, kelaparan, kekurangan harta dan jiwa) atau hal yang menyenangkan (seperti kekayaan).
Cara menyikapi ujian hidup
Bersabar dan berharap pahala:
Alih-alih bersedih atau marah, bersabarlah dalam ketaatan dan berharap pahala dari Allah SWT.
Mendekatkan diri kepada Allah:
Meminta pertolongan kepada Allah dan mendekatkan diri kepada-Nya adalah kunci untuk menghadapi kesulitan.
Mencari ilmu:
Memahami persoalan hidup melalui ilmu dapat membantu dalam mencari solusi dan cara terbaik untuk menghadapinya.
Mencari hikmah:
Setiap ujian memiliki hikmah, termasuk sebagai wujud kasih sayang Allah kepada hambanya.
Menghadapi kedua sisi:
Sadarilah bahwa kehidupan dunia memiliki dua aspek, yaitu kenikmatan dan ujian. Sikapi keduanya dengan rasa syukur dan tanggung jawab agar semakin dekat dengan Sang Pencipta.
Dasar ajaran Islam
Konsep kehidupan sebagai ujian berakar kuat dalam ajaran Al-Qur’an dan hadis:
- Surah Al-Mulk ayat 2: “Dia yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya”.
- Surah Al-Anbiya ayat 35: “Dan Kami akan menguji kalian dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan”.
- Surah Al-Baqarah ayat 155-157: Ayat ini menjelaskan bahwa Allah akan menguji manusia dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Lalu orang yang sabar akan mendapat kabar gembira.
- Surah Muhammad ayat 31: Allah menegaskan bahwa Dia akan menguji orang-orang yang beriman untuk mengetahui siapa yang benar-benar berjihad dan bersabar.
- Hadis riwayat Tirmidzi: Manusia yang paling berat ujiannya adalah para nabi, lalu orang-orang saleh, dan seterusnya.
Bentuk-bentuk ujian dalam kehidupan
Ujian yang diberikan oleh Allah SWT hadir dalam berbagai rupa, seperti:
- Ujian kesusahan: Kelaparan, kekurangan harta, penyakit, kehilangan orang yang dicintai, ketakutan, dan musibah.
- Ujian kesenangan: Kekayaan, jabatan, dan kenikmatan duniawi lainnya. Hal-hal ini juga menguji apakah seseorang akan bersyukur atau justru menjadi lalai.
Hikmah di balik ujian
Ujian yang diberikan oleh Allah SWT bukanlah tanpa tujuan. Ada banyak hikmah yang dapat diambil:
- Mengukur keimanan: Ujian adalah cara untuk melihat seberapa kokoh iman seseorang dalam menghadapi cobaan.
- Menghapus dosa dan mengangkat derajat: Bagi seorang mukmin, ujian dapat menjadi sarana untuk menghapus dosa-dosa dan meningkatkan kedudukan di sisi Allah.
- Persiapan dan pembelajaran: Ujian mempersiapkan dan mendewasakan manusia agar lebih layak untuk menerima apa yang diinginkan.
- Kembali kepada Allah: Ujian mengingatkan manusia bahwa pada akhirnya, semua akan kembali kepada Allah SWT. Orang beriman akan berserah diri setelah berusaha sebaik mungkin.
- Penyaring kualitas diri: Ujian dapat menjadi “saringan” untuk memisahkan antara hamba yang benar-benar beriman dan yang tidak.
Cara menghadapi ujian
Menyadari bahwa dunia adalah tempat ujian dapat mengubah perspektif dalam menghadapi kesulitan:
- Bersabar: Sabar adalah kunci utama. Orang yang sabar akan mendapatkan kabar gembira dari Allah.
- Bersyukur: Kita harus bersyukur tidak hanya saat diberi kesenangan, tetapi juga ketika diuji, karena di dalamnya terkandung hikmah.
- Meminta pertolongan Allah: Dengan salat dan berdoa, seorang hamba memohon kekuatan dan pertolongan dari Allah dalam menghadapi cobaan.
- Mengevaluasi diri: Ujian dapat menjadi pengingat untuk bertaubat, berhenti dari kedurhakaan, dan memperbaiki diri.
- Mengingat bahwa dunia itu sementara: Kehidupan dunia hanya sebentar, sedangkan akhirat adalah kehidupan yang kekal. Dengan mengingat akhirat, cobaan di dunia terasa lebih ringan.
(mengutip dari berbagai sumber)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
