SURAU.CO-Utsman ibn Thalhah adalah seorang sahabat Nabi yang berasal dari suku Quraisy, keturunan Bani Hajabi. Nama lengkapnya adalah Utsman ibn Thalhah ibn Abu Thalhah. Ayahnya, Thalhah ibn Abu Thalhah, dan pamannya, Utsman ibn Abu Thalhah, tewas pada Perang Uhud saat mereka masih memeluk agama kafir. Dalam perang tanding yang terjadi saat itu, Ali ibn Abu Thalib menjatuhkan Thalhah, sementara Hamzah ibn Abdul Muthalib membunuh Utsman.
Secara keseluruhan, ada empat orang dari Bani Thalhah yang meninggal dalam keadaan kafir pada perang tersebut: Musafi, al-Jullas, al-Harits, dan Kilab. Dalam pertempuran yang sengit itu, Ashim ibn Tsabit ibn Abu al-Aqlah menumbangkan Musafi dan al-Jullas, al-Zubair membunuh Kilab, dan Qurman menewaskan al-Harits.
Ibu Utsman ibn Thalhah bernama Salafah binti Sa‘d ibn Syahid. Berbeda dengan suaminya yang gugur dalam keadaan kafir, ibunda Utsman justru memeluk Islam setelah peristiwa Fathu Makkah (Penaklukan Makkah).
Keputusan Penting: Hijrah Menuju Madinah
Masa-masa setelah Perjanjian Hudaibiyah ditandatangani menjadi titik balik penting dalam kehidupan Utsman. Perjanjian genjatan senjata yang ditetapkan antara kaum Muslimin dan Quraisy ini memberi ruang bagi Utsman untuk mempertimbangkan kembali keimanannya.
Akhirnya, Utsman memutuskan untuk berhijrah ke Yatsrib (Madinah) demi menemui Rasulullah. Di tengah perjalanan, ia berjumpa dengan dua tokoh Quraisy berpengaruh yang memiliki niat yang sama: Khalid ibn al-Walid dan Amr ibn al-Ash. Ketiganya kemudian melanjutkan perjalanan bersama menuju Madinah.
Ketika Rasulullah melihat kedatangan mereka, beliau menyambut mereka dengan gembira dan bersabda kepada para sahabat, “Makkah telah datang menemui kalian dengan membawa putra-putranya.” Setelah itu, ketiganya secara resmi mengucapkan syahadat di hadapan beliau, menandai keislaman mereka.
Fathu Makkah dan Amanah Kunci Ka’bah
Setelah memeluk Islam dan menetap di Madinah, Utsman ibn Thalhah ikut serta bersama kaum Muslimin dalam peristiwa Fathu Makkah pada tahun 8 Hijriah. Penaklukan kota suci ini merupakan momen krusial yang mengukuhkan kemenangan Islam.
Saat memasuki Masjidil Haram, Nabi meminta Utsman ibn Thalhah untuk mengambilkan kunci Ka‘bah. Kunci ini merupakan simbol otoritas tertinggi di Makkah. Utsman bergegas menemui ibunya, Salafah binti Sa‘d, yang saat itu masih menyimpan kunci tersebut. Tak lama kemudian, Utsman datang kembali dan menyerahkan kunci Ka‘bah kepada Nabi.
Rasulullah kemudian memasuki Ka‘bah dan menunaikan salat dua rakaat di Baitullah. Setelah selesai, beliau mengambil keputusan yang sangat bersejarah.
Keputusan yang Mengukuhkan Kedudukan Bani Thalhah
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Hamad ibn Salamah, dijelaskan bahwa setelah keluar dari Ka’bah, Rasulullahtidak memberikan kunci itu kepada siapa pun dari Muhajirin atau Anshar, melainkan beliau mengembalikannya kepada Utsman ibn Thalhah dan sepupunya, Syaibah ibn Utsman ibn Abu Thalhah.
Rasulullah bersabda:
“Ambillah kuncimu wahai Utsman. Hari ini adalah hari kebaikan dan balasan yang baik. Ambillah wahai Bani Thalhah untuk selama-lamanya. Tidak ada yang mengambilnya darimu kecuali orang yang zalim. Wahai Utsman, sesungguhnya Allah telah memercayakan rumah-Nya kepada kalian. Makanlah secara patut dari apa yang sampai kepada kalian dari rumah ini.”
Sabda Nabi ini mengukuhkan Bani Thalhah, khususnya keturunan Utsman dan Syaibah, sebagai pemegang kunci Ka’bah hingga akhir zaman. Keputusan ini menunjukkan betapa besar kepercayaan dan kemuliaan yang diberikan Nabi kepada Utsman ibn Thalhah, seorang Muslim yang baru saja bergabung dengan barisan Islam. Amanah ini mengatasi semua pertimbangan kesukuan atau politik di Makkah pada saat itu.
Utsman ibn Thalhah wafat pada usia 42 tahun. Ada yang mengatakan bahwa ia gugur sebagai syahid pada Perang Ajnadin. Sepeninggalnya, kunci Ka’bah dipegang oleh anak pamannya, Syaibah ibn Utsman ibn Abu Thalhah, dan selanjutnya diwariskan secara turun-temurun oleh anak-anak Syaibah hingga hari ini. Semoga Allah merahmatinya.(St.Diyar)
Referensi:Muhammad Raji Hasan Kinas, Ensiklopedia Biografi Sahabat Nabi, 2012
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
