Khazanah
Beranda » Berita » Abdurrahman ibn Auf: Sahabat nan Dermawan dan Imam Shalat Nabi

Abdurrahman ibn Auf: Sahabat nan Dermawan dan Imam Shalat Nabi

Ilustrasi harta yang disumbangkan untuk perjuangan Islam.
Ilustrasi harta yang disumbangkan untuk perjuangan Islam.

SURAU.CO-Abdurrahman ibn Auf adalah seorang sahabat Nabi yang berasal dari suku Quraisy, keturunan Bani Zuhri. Ayahnya bernama Auf ibn Abdi Auf, dan ibunya bernama al-Syaqa bint Auf.

Sebelum memeluk Islam, Abdurrahman ibn Auf bernama Abdu Amr, ada juga yang mengatakan Abdul Ka‘bah. Setelah bersyahadat, Rasulullah Saw. mengganti namanya menjadi Abdurrahman. Ia masuk Islam sebelum RasulullahSaw. menjadikan rumah al-Arqam ibn Abu al-Arqam sebagai pusat kajian dan penyebaran Islam. Ia termasuk dalam Kelompok Enam (para sahabat yang  Umar tunjuk untuk memilih khalifah), Kelompok Delapan (kaum Muslim paling awal), dan Kelompok Sepuluh (para sahabat yang mendapat jaminan surga). Bahkan, ia adalah seorang yang diridai Nabi Saw. menjelang beliau wafat. Setelah Khalifah Umar wafat, ia keluar dari kelompok enam dan membaiat Utsman ibn Affan sebagai khalifah. Para sahabat lain mengikuti langkahnya.

Kemuliaan: Nabi Bermakmum Kepadanya

Salah satu hal yang membuktikan keutamaan Abdurrahman adalah bahwa Rasulullah Saw.  pernah salat bermakmum kepadanya. Ia mendapatkan kemuliaan yang tak didapatkan kaum Muslimin lain kecuali Abu Bakar. Diriwayatkan bahwa suatu ketika Nabi Saw. terlambat datang ke masjid untuk salat fajar karena tengah menyelesaikan urusan Perang Tabuk. Saat Rasulullah tiba di masjid, ternyata orang-orang sedang mendirikan salat dengan Abdurrahman ibn Auf sebagai imam. Rasulullah tiba di masjid pada rakaat kedua.

Usai salat, Rasulullah Saw. bersabda kepada orang-orang yang hadir, “Kalian telah melakukan kebaikan.” Rasulullah memuji mereka karena salat tepat pada waktunya. Kemudian ia bersabda,

“Seorang Nabi tidak pernah diambil nyawanya kecuali telah salat di belakang orang yang saleh di antara umatnya.”

Seni Mengkritik Tanpa Melukai: Memahami Adab Memberi Nasihat yang Elegan

Ucapan Rasulullah Saw. itu benar-benar menjadi kesaksian yang sangat berharga sehingga Abdurrahman merasa sangat bahagia.

Keteguhan dalam Hijrah

Ketika Rasulullah Saw. mengutus Abdurrahman ibn Auf ke Daumatul Jandal, beliau memakaikan surban ke pundak Abdurrahman dengan kedua tangan beliau yang mulia. Beliau juga berwasiat agar ia menikahi putri penguasa di Sana yang bernama Tamadhar bint al-Ashbag.

Abdurrahman ibn Auf memeluk Islam melalui Abu Bakar al-Shiddiq. Ketika Rasulullah Saw. mengizinkan para sahabatnya untuk hijrah ke Abisinia dan kemudian ke Yatsrib, Abdurrahman ikut serta. Ia berangkat ke Yatsrib menyetujui keinginan kaum Quraisy agar ia menyerahkan seluruh hartanya jika ingin hijrah—pengalaman yang sama seperti dialami Shuhaib al-Rumi.

Oleh karena itu, saat tiba di Yatsrib, Abdurrahman tidak memiliki apa-apa. Rasulullah ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam mempersaudarakannya dengan Sa‘d ibn al-Rabi al-Anshari, seorang yang kaya raya. Sa‘d menawarinya membagi dua harta miliknya, termasuk menceraikan salah satu istrinya untuk dinikahi Abdurrahman.

Dengan bijak Abdurrahman menjawab, “Semoga Allah memberkahimu, keluargamu, dan hartamu. Akan lebih baik bagiku jika engkau menunjukkan kepadaku jalan pasar.” Abdurrahman menyadari potensi dirinya sebagai pedagang. Berkat kerja keras dan keahliannya berdagang, dalam waktu yang tidak terlalu lama Abdurrahman mendapat banyak keuntungan. Kehidupannya semakin makmur dan berkecukupan. Setelah merasa siap, Abdurrahman memutuskan untuk menikah. Rasul merasa puas, senang, dan mendoakan kebaikan untuknya, seraya menyuruhnya, “Gelar walimah meski hanya dengan seekor kambing.”

Krisis Keteladanan: Mengapa Kita Rindu Sosok dalam Riyadus Shalihin?

 Mendapat 21 Luka dalam Perang Uhud

Dalam Perang Uhud, tubuh Abdurrahman ibn Auf menerima 21 luka. Sebagian luka itu diderita di kaki sehingga ia berjalan agak pincang. Dua gigi serinya pun tanggal.

Abdurrahman terkenal sebagai sahabat yang kaya dan sangat dermawan. Ia kerap menginfakkan hartanya di jalan Allah, bahkan sering kali ia menyiapkan perbekalan perang pasukan Muslim. Abu Na’im menuturkan bahwa pada masa Rasulullah ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam, Abdurrahman ibn Auf pernah menyedekahkan separuh hartanya. Dalam kitab Thabaqāt Ibn Sa‘d diceritakan bahwa ia pernah membeli 500 ekor kuda dan 500 ekor unta untuk berperang. Bahkan, saat Perang Tabuk ia menyedekahkan emas seberat dua ratus uqiyah.

Jaminan Surga

Anas meriwayatkan bahwa suatu kali terdengar suara gaduh di rumah Aisyah. Aisyah bertanya, “Suara apakah itu?”

Anas menjawab,

“Itu suara kafilah milik Abdurrahman ibn Auf yang baru tiba dari Syam membawa 700 ekor unta, sehingga seluruh Madinah terdengar bergemuruh.”

Meredam Polarisasi Bangsa Melalui Esensi Bab “Mendamaikan Manusia”

Aisyah berkata,

“Aku pernah mendengar Rasulullah ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Aku melihat Abdurrahman ibn Auf memasuki surga dengan merangkak.’ ”

Mendengar ini, Abdurrahman segera menyedekahkan seluruh unta dan barang dagangannya pada  jalan Allah serta menyerahkan sebagian hartanya kepada Ummahatul Mukminin. Aisyah pun mendoakannya,

“Semoga Allah memberikan minuman kepada Ibn Auf dari minuman surga.”

Kekayaan mengalir seakan tiada henti sehingga ia khawatir. Diriwayatkan bahwa ia berkata kepada ibunya, Ummu Salamah,

“Duhai Ibu, aku sangat takut harta yang berlimpah ini akan menghancurkanku.” Ibunya menjawab, “Anakku, infakkanlah!”

Pribadi yang Dermawan

Abdurrahman pernah membagikan hartanya kepada kaum Muslim berupa 1.000 ekor unta, 100 ekor kuda, dan 3.000 ekor kambing. Ia juga menyuruh pembantunya agar memberikan santunan kepada para ahli Badar yang masih hidup sebanyak 400 dinar per orang. Hanya beberapa sahabat yang bisa menandingi kedermawanannya, di antaranya Utsman ibn Affan.

Ketika Abdurrahman wafat di Madinah pada 31 Hijriah, Ali ibn Abu Thalib berkata, “Pergilah, wahai putra Auf! telah kau menemukan pintunya (surga) dan kau telah lebih dahulu merasakan keelokannya.” Semoga Allah merahmatinya.(St.Diyar)

Referensi:Muhammad Raji Hasan Kinas, Ensiklopedia Biografi Sahabat Nabi, 2012


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement