Khazanah
Beranda » Berita » Abdullah ibn Umar: Teladan Kesalehan dan Pengikut Jejak Nabi

Abdullah ibn Umar: Teladan Kesalehan dan Pengikut Jejak Nabi

Ilustrasi pasukan Islam yang menuju medan perang.
Ilustrasi pasukan Islam yang menuju medan perang.

SURAU.CO-Abdullah ibn Umar ibn al-Khattab dikenang sebagai sosok yang sangat mencintai dan berusaha keras meneladani setiap gerak-gerik Nabi Muhammad Saw. Kesalehannya terpancar dari ketaatannya yang mendalam, ditunjukkan melalui ibadah salat malam yang tekun dan sikap hidup yang sangat sederhana. Selama enam dekade, ia juga menjadi rujukan utama kaum Muslim sebagai ahli fatwa, menegaskan perannya bukan hanya sebagai pejuang, tetapi juga sebagai ulama. Ia adalah model konkret seorang Muslim yang memprioritaskan akhirat.

Latar Belakang dan Keislaman

Abdullah ibn Umar ibn al-Khattab adalah seorang sahabat Nabi yang berasal dari suku Quraisy, keturunan Bani Adi. Ayahnya adalah Umar ibn al-Khattab raḍiyallāhu ‘anhu, khalifah Rasulullah setelah Abu Bakar al-Shiddiq Saw. Ibunya bernama Zainab bint Mazh‘un ibn Hubaib al-Jumahiyah. Saudarinya adalah Hafshah bint Umar, istri Nabi Muhammad Saw. Ia memeluk Islam bersama ayahnya, Umar ibn al-Khattab, sejak belum berusia balig. Jadi, tidak benar jika ada yang mengatakan bahwa ia masuk Islam sebelum ayahnya. Hanya saja, memang ia berhijrah mendahului ayahnya. Mungkin karena itulah banyak yang mengira bahwa ia lebih dahulu masuk Islam daripada ayahnya.

Semangat Jihad dan Perang Pertama

Ketika Rasulullah Saw. menyeru kaum Muslim untuk berjihad pada Perang Badar dan Uhud, beliau mengeluarkan dari barisan pasukan beberapa remaja yang Rasulullah anggap belum cukup usia, termasuk di antaranya Abdullah ibn Umar, yang belum balig. Memang, ada banyak remaja yang bersemangat ikut perang dan ingin meraih kesyahidan.

Perang Khandaq adalah perang pertama yang Abdullah ibn Umar ikuti. Ia selalu berusaha mengikuti jejak langkah Rasulullah Saw. dalam segala urusan.

Kesalehan dan Mimpi yang Dibenarkan Nabi

Nafi’ meriwayatkan bahwa Ibn Umar berkata, “Aku bermimpi seolah aku menggenggam sehelai kain sutera. Ketika aku memegangnya dan menunjuk ke sebuah tempat, sutera itu terbang membawaku ke sana. Aku pun menceritakannya kepada Hafshah, dan ia menceritakannya kepada Rasulullah ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam, yang kemudian bersabda, ‘Saudaramu itu orang yang saleh.’ Atau, ‘Abdullah adalah laki-laki yang saleh.’ ”

Seni Mengkritik Tanpa Melukai: Memahami Adab Memberi Nasihat yang Elegan

Dalam riwayat lain dikatakan, “Sebaik-baik laki-laki adalah Abdullah, jika ia sedang salat di waktu malam.”

Sepanjang hidupnya, ia banyak menghabiskan waktu malamnya untuk beribadah kepada Allah dan mendirikan salat malam. Pada suatu malam, seorang sahabatnya datang sambil membawa makanan. Abdullah bertanya, “Apa ini?”

Sahabatnya menjawab, “Obat untuk mengenyangkan perut.”

Ibn Umar tersenyum dan berkata,

“Untuk mengenyangkan perut? Sudah empat puluh tahun aku tak pernah kenyang oleh makanan.”

Krisis Keteladanan: Mengapa Kita Rindu Sosok dalam Riyadus Shalihin?

Ahli Fatwa dan Sikap terhadap Fitnah

Malik pernah mengatakan bahwa Ibn Umar termasuk salah seorang imam kaum Muslim. Selama enam puluh tahun ia memberi fatwa, baik pada musim haji atau dalam kesempatan lain. Misalnya, dalam sebuah kesempatan Abdullah ibn Umar berkata,

“Berbuat kebaikan itu mudah: wajah berseri dan perkataan yang lembut.”

Ia ikut dalam banyak peperangan bersama kaum Muslim lainnya, termasuk Perang Mu’tah dan Perang Yarmuk. Pada Perang Yamamah, ia ikut serta bersama pamannya, Zaid ibn al-Khattab.

Ketika terjadi fitnah antara Ali dan Muawiyah, ia memilih mengasingkan diri, enggan terlibat dalam sengketa tersebut. Namun, di akhir hayatnya ia berkata,

“Belum pernah aku merasakan penyesalan berkaitan dengan urusan dunia selain ketika aku tidak dapat ikut berperang bersama Ali melawan kelompok yang zalim.”

Meredam Polarisasi Bangsa Melalui Esensi Bab “Mendamaikan Manusia”

Ibn al-Atsir menuturkan bahwa al-Hajjaj memerintahkan seseorang untuk membunuh Ibn Umar dengan menancapkan tombak beracun ke tubuhnya. Tombak itulah yang menewaskan Abdullah ibn Umar. Semoga Allah merahmatinya.(St.Diyar)

Referensi:Muhammad Raji Hasan Kinas, Ensiklopedia Biografi Sahabat Nabi, 2012


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement