SURAU.CO – Fitnah Ya’juj dan Ma’juj adalah salah satu fitnah terbesar yang akan melanda bumi menjelang datangnya Hari Kiamat. Ia disebut dalam Al-Qur’an dan hadits-hadits shahih, termasuk dalam rangkaian tanda-tanda besar (al-‘alāmāt al-kubrā) yang menunjukkan dekatnya kehancuran dunia dan berakhirnya kehidupan manusia di muka bumi.
Asal-usul Ya’juj dan Ma’juj
Rasulullah ﷺ menjelaskan bahwa Ya’juj dan Ma’juj berasal dari keturunan Nabi Adam ‘alaihissalām, sebagaimana manusia pada umumnya. Namun mereka memiliki sifat fisik dan tabiat yang sangat berbeda. Dalam Shahih Muslim, Nabi ﷺ bersabda:
> “Sesungguhnya Ya’juj dan Ma’juj berasal dari keturunan Adam. Dan sekiranya mereka dilepaskan, mereka akan merusak bumi dan meminum air sungai hingga kering.”
(HR. Muslim)
Menurut sebagian riwayat, mereka adalah bangsa yang hidup di belahan bumi utara, terhalang oleh dinding besar yang dibangun oleh Dzulqarnain, seorang raja yang saleh dan kuat sebagaimana diceritakan dalam QS. Al-Kahfi ayat 83–98.
Kisah Dzulqarnain dan Dinding Besi
Allah Ta’ala berfirman:
> “Maka mereka berkata: Wahai Dzulqarnain, sesungguhnya Ya’juj dan Ma’juj itu membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan imbalan kepadamu agar engkau membuat dinding antara kami dan mereka?” (QS. Al-Kahfi: 94)
Lalu Dzulqarnain membuat dinding dari besi dan tembaga yang sangat kokoh di antara dua gunung, sehingga Ya’juj dan Ma’juj tidak bisa menembusnya. Dinding ini bukan sekadar pagar, tapi penghalang raksasa yang dibuat dengan teknik luar biasa, hingga mereka hanya bisa mencoba menggali sedikit demi sedikit setiap hari.
Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa:
> “Ya’juj dan Ma’juj setiap hari berusaha melubangi dinding itu, hingga ketika hampir tembus, pemimpinnya berkata: ‘Besok kita lanjutkan.’ Namun ketika mereka datang keesokan harinya, dinding itu kembali utuh seperti semula.” (HR. Ahmad)
Namun nanti, ketika Allah menghendaki kehancuran dunia, mereka akan berkata:
“Besok kita lanjutkan, insya Allah.”
Dan dengan izin Allah, dinding itu akan runtuh dan mereka pun keluar menyerbu dunia.
Fitnah Besar Ketika Mereka Muncul
Keluarnya Ya’juj dan Ma’juj adalah tanda besar kiamat yang datang setelah turunnya Nabi Isa ‘alaihissalām. Setelah Dajjal dibunuh oleh Nabi Isa di dekat Baitul Maqdis, Allah menguji manusia dengan ujian berikutnya — fitnah Ya’juj dan Ma’juj.
Rasulullah ﷺ bersabda:
> “Lalu Allah mewahyukan kepada Isa: ‘Sesungguhnya Aku telah mengeluarkan hamba-hamba-Ku yang tidak ada seorang pun yang sanggup melawan mereka. Maka bawalah hamba-hamba-Ku (orang-orang beriman) ke gunung Thur untuk berlindung.’” (HR. Muslim)
Ya’juj dan Ma’juj kemudian keluar dari segala penjuru, meminum air sungai-sungai hingga kering, dan menghancurkan apa saja yang mereka temui. Mereka begitu banyak hingga Rasulullah ﷺ menggambarkan:
> “Mereka adalah kaum yang sangat banyak, setiap kelompok dari mereka berjumlah seratus ribu orang.” (HR. Ahmad)
Mereka akan berkata dengan sombong:
“Kita telah mengalahkan penduduk bumi, kini kita akan mengalahkan penduduk langit!”
Lalu mereka menembakkan panah ke langit, dan Allah jadikan panah-panah itu kembali ke bumi dalam keadaan berlumuran darah, sebagai ujian bagi keimanan manusia.
Doa Nabi Isa dan Kebinasaan Ya’juj Ma’juj
Ketika keadaan sudah sangat parah dan manusia tak lagi berdaya, Nabi Isa bersama orang-orang beriman berdoa memohon pertolongan Allah. Maka Allah mengirim cacing kecil (naghaf) ke leher Ya’juj dan Ma’juj, lalu mereka mati bergelimpangan sekaligus. Bumi pun dipenuhi bau busuk dan bangkai mereka yang menumpuk.
Kemudian Allah mengirim burung-burung besar seperti unta, yang membawa jasad mereka dan membuangnya ke laut.
Setelah itu, hujan turun lebat hingga membersihkan bumi, dan Allah memerintahkan bumi menumbuhkan tanaman serta mengembalikan kesejahteraan bagi manusia.
Makna Fitnah Ya’juj dan Ma’juj bagi Umat Hari Ini
Walaupun Ya’juj dan Ma’juj yang asli belum keluar, fitnahnya sudah terasa dalam bentuk lain — kerusakan, kerakusan, dan kekacauan manusia yang menyerupai sifat mereka.
Rasulullah ﷺ bersabda:
> “Sesungguhnya kalian akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Sifat-sifat yang menggambarkan fitnah Ya’juj dan Ma’juj di masa kini antara lain:
Kerusakan alam dan moral: mereka merusak tanpa memikirkan akibatnya, sebagaimana manusia hari ini merusak bumi demi ambisi duniawi.
Keserakahan tanpa batas: seperti Ya’juj dan Ma’juj yang meminum sungai hingga kering, manusia modern rakus menguasai sumber daya alam.
Kehilangan akhlak dan arah hidup: teknologi maju, tapi nilai-nilai iman dan tauhid terkikis, hingga manusia lupa tujuan hidupnya.
Pelajaran dan Renungan
Fitnah Ya’juj dan Ma’juj mengingatkan kita pada dua hal penting:
- Kelemahan manusia di hadapan kehendak Allah.
Sebesar apa pun kekuatan manusia, jika Allah berkehendak, semua bisa hancur seketika. Maka jangan sombong atas ilmu, teknologi, atau kekuasaan.
- Pentingnya keimanan dan ketakwaan sebelum fitnah besar datang.
Hanya orang yang beriman dan dekat dengan Allah yang akan diselamatkan, sebagaimana Nabi Isa dan pengikutnya.
Penutup: Bersiaplah dengan Iman dan Amal Saleh
Rasulullah ﷺ bersabda:
> “Bersegeralah kalian beramal sebelum datangnya enam perkara: terbitnya matahari dari barat, Dajjal, Dukhan (kabut tebal), Dabbah (binatang besar), keluarnya Ya’juj dan Ma’juj, dan salah seorang dari kalian menghadapi kematian.”
(HR. Muslim)
Fitnah Ya’juj dan Ma’juj bukan hanya tentang masa depan yang belum tiba, tapi peringatan untuk membersihkan diri, memperkuat iman, dan mempersiapkan amal sebelum kiamat benar-benar datang.
Kesimpulan:
Ya’juj dan Ma’juj adalah simbol kehancuran moral dan sosial yang berujung pada kehancuran dunia. Fitnah mereka mengajarkan bahwa kekuatan tanpa iman akan membawa kebinasaan, dan hanya mereka yang berpegang teguh pada tauhid serta sunnah Rasulullah ﷺ yang akan selamat dari gelombang fitnah besar itu.
> “Dan Kami biarkan sebagian mereka pada hari itu berbaur dengan sebagian yang lain, lalu ditiuplah sangkakala, maka Kami kumpulkan mereka seluruhnya.” (QS. Al-Kahfi: 99). (Tengku Iskandar, M. Pd – Duta Literasi Pena Da’i Nusantara Provinsi Sumatera Barat)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
