Beranda » Berita » Nama Maryam Satu-Satunya Wanita Disebut dalam Al-Qur’an

Nama Maryam Satu-Satunya Wanita Disebut dalam Al-Qur’an

nama maryam dalam al qur'an
nama maryam satu-satunya dalam al qur'an

SURAU.CO. Tahukah anda; nama Maryam adalah nama wanita satu-satunya yang disebut dalam Al Qur’an?. Di dalam AL Qur’an terkandung kisah-kisah, hukum, peringatan, serta petunjuk moral yang abadi. Salah satu keistimewaan Al-Qur’an adalah penyebutan nama-nama tokoh besar, baik laki-laki maupun perempuan, yang memiliki peranan penting dalam sejarah kenabian.

Namun, menarik untuk dicermati bahwa dari sekian banyak nama yang disebut dalam Al-Qur’an, hanya ada satu nama wanita yang disebut secara langsung. Nama tersebut adalah Maryam, ibu dari Nabi Isa AS.

Maryam Binti Imran

Nama Maryam disebut sebanyak 34 kali di dalam Al-Qur’an. Tersebar dalam beberapa surah seperti Ali ‘Imran, Maryam, Al-Ma’idah, dan Al-Anbiya’. Bahkan, salah satu surah dinamakan secara khusus dengan namanya yakni Surah Maryam, surah ke-19 dalam Al-Qur’an. Hal ini menjadi bukti kemuliaan dan penghormatan yang luar biasa dari Allah terhadap sosok Maryam.

Maryam adalah putri dari Imran dan Hannah, seorang wanita salehah yang mengabdikan hidupnya untuk ibadah kepada Allah. Sejak kecil, Maryam tumbuh dalam lingkungan yang suci di bawah asuhan Nabi Zakaria عليه السلام.

Dalam Surah Ali ‘Imran ayat 42, Allah berfirman:

Amalan Sunnah Harian Sesuai Dalil Dari Al-Qur’an dan Hadist

“Dan (ingatlah) ketika para malaikat berkata: ‘Wahai Maryam! Sesungguhnya Allah telah memilihmu, menyucikanmu, dan melebihkanmu atas segala wanita di dunia.’” (QS. Ali ‘Imran [3]: 42)

Ayat ini menegaskan kedudukan tinggi Maryam di antara seluruh wanita, bukan hanya karena ia adalah ibu dari seorang nabi besar, tetapi karena keimanan, kesucian, dan keteguhannya dalam menjaga kehormatan diri.

Kelahiran Nabi Isa dan Ujian Besar Maryam

Salah satu kisah paling menakjubkan dalam Al-Qur’an adalah kelahiran Nabi Isa yang tanpa ayah, sebuah mukjizat yang menjadi ujian besar bagi Maryam. Malaikat Jibril menyampaikan bahwa hal tersebut adalah kehendak Allah, untuk menjadi tanda kebesaran-Nya bagi umat manusia.

“Ia (Jibril) berkata: ‘Demikianlah, Tuhanmu berfirman: hal itu mudah bagi-Ku, agar Kami menjadikannya tanda bagi manusia dan rahmat dari Kami. Dan hal itu adalah suatu urusan yang telah ditetapkan.’”
(QS. Maryam [19]: 21)

Maryam kemudian melahirkan Nabi Isa di bawah pohon kurma, seorang diri, dengan penuh kesabaran. Ujian itu tidak hanya bersifat fisik, tetapi juga sosial, karena masyarakatnya menuduh ia berbuat keji. Namun Allah menolongnya dengan mukjizat luar biasa — bayi Isa berbicara di buaian untuk membela ibunya dan menjelaskan bahwa ia adalah nabi Allah (QS. Maryam [19]: 30–33).

Pengaruh Hafalan Al-Qur’an Terhadap Kualitas Kognitif

Keistimewaan Nama Maryam dalam Al-Qur’an

Penyebutan nama Maryam secara eksplisit dalam Al-Qur’an memiliki makna mendalam. Para ulama menafsirkan bahwa ini adalah bentuk penghormatan Allah terhadap kesucian dan keteguhan seorang wanita dalam menjaga kehormatan diri dan keimanannya.

Rasulullah Muhammad SAW pernah bersabda:

“Banyak laki-laki yang mencapai kesempurnaan, tetapi tidak ada wanita yang mencapai kesempurnaan kecuali Maryam binti Imran dan Asiyah istri Firaun.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Pernyataan Nabi ini menegaskan bahwa Maryam merupakan simbol kesempurnaan iman bagi seluruh perempuan beriman di sepanjang masa.

Makna Moral dan Spiritualitas

Kisah Maryam dalam Al-Qur’an mengandung banyak pelajaran moral dan spiritual, terutama bagi kaum perempuan. Ia menjadi simbol kesucian, keteguhan iman, dan ketaatan tanpa batas kepada Allah. Ia juga menjadi teladan bagi setiap ibu dalam mendidik anaknya dengan nilai ketuhanan sejak dini.

Bahaya Menjadikan Al-Qur’an sebagai Alat untuk Duniawi, serta Pentingnya Menjaga Kesucian Niat Menurut Kitab At-Tibyān

Dalam konteks modern, sosok Maryam relevan sebagai inspirasi perempuan Muslim untuk tetap menjaga martabat, menolak fitnah, dan bersandar hanya kepada Allah dalam menghadapi ujian hidup. Penyebutan namanya bukan kebetulan, melainkan bentuk penghargaan ilahi terhadap ketulusan seorang wanita yang sepenuhnya berserah diri kepada Allah.

Kisah Maryam menjadi teladan abadi bagi umat manusia. Bahwa kemuliaan sejati terletak pada iman, kesucian, dan ketaatan. Melalui Maryam, Al-Qur’an menegaskan bahwa perempuan memiliki kedudukan yang tinggi di sisi Allah ketika mereka berpegang teguh pada keimanan dan amal saleh.

Penyebutan nama Maryam secara eksplisit, dan penyebutan tokoh-tokoh wanita lain secara implisit, menunjukkan keseimbangan dan kebijaksanaan Al-Qur’an dalam menggambarkan peran perempuan. Mereka bukan sekadar pelengkap kisah, tetapi figur moral, spiritual, dan sosial yang memberikan inspirasi abadi bagi umat manusia.

Dengan demikian, Al-Qur’an menjadikan wanita bukan hanya objek cerita, melainkan subjek pembelajaran tentang keimanan, moralitas, dan keagungan ciptaan Allah. ***


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement