Khazanah
Beranda » Berita » Fitrah Manusia dalam Tinjauan Psikologi Islam: Potensi Dasar dan Faktor Perkembangannya

Fitrah Manusia dalam Tinjauan Psikologi Islam: Potensi Dasar dan Faktor Perkembangannya

Ilustrasi anak-anak yang tengah dididik.
Ilustrasi anak-anak yang tengah dididik.

SURAU.CO– Dalam proses  penciptaan manusia, Allah membekali spesies manusia ini dengan banyak kelebihan  dari pada makhluk ciptaan-Nya yang lain. Salah satu kelebihan tersebut adalah anugerah  fitrah, yang berupa perasaan dan kemampuan untuk mengenal penciptanya yakni Allah, serta untuk melakukan segala yang Dia perintahkan dalam ajaran-Nya. Fitrah ini merupakan kemampuan dasar yang setiap manusia miliki , dan masih dapat berkembang seiring waktu.

Dalam teori perkembangan, paling tidak ada tiga faktor yang memengaruhi perkembangan fitrah ini, yaitu: Faktor orang tua;faktor pembawaan; dan faktor lingkungan. Ketiga faktor itulah yang nantinya dapat menentukan arah dan kualitas perkembangan fitrah yang terdapat pada manusia.

Pengaruh orang tua

Faktor orang tua sendiri  mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses  menumbuhkembangkan fitrah beragama anak. Hal ini karena sejak lahir, seorang anak normalnya mendapat pengasuhan oleh orang tuanya, dan anak yang masih kecil belum mengerti apa-apa. Jadi, peranan orang tua dalam hal ini sangat penting dalam memberikan pengarahan serta pengetahuan bagi anaknya.

Di dalam psikoanalisis, Sigmund Freud pernah menyatakan pendapatnya mengenai superego. Menurutnya, seorang anak pada waktu kecil mendapat pendidikan dari orang tua. Melalui pendidikan itulah ia dapat mengetahui mana yang baik, mana hal yang buruk, mana yang boleh ia lakukan dan mana yang ia tak bolek lakukan, mana yang sesuai dengan norma masyarakat, dan mana yang melanggar norma. Hal yang dinyatakan oleh Sigmund Freud ini hampir sama dengan apa yang dimaksud dalam faktor keluarga, yang intinya adalah: orang tua memiliki peranan penting dalam mengasuh anaknya, yang mana hal itu juga dapat menentukan fitrah manusia.

Faktor pembawaan

Faktor yang kedua adalah faktor pembawaan. Yang dimaksud dengan faktor pembawaan di sini adalah suatu faktor mengenai fitrah manusia yang telah ada sejak ia diciptakan. Setiap manusia telah memiliki sifat fitrah. Sifat fitrah yang berada dalam diri manusia inilah yang membawanya ke dalam potensi beragama.

Hati-hatilah Dengan Pujian Karena Bisa Membuatmu Terlena Dan Lupa Diri

Lebih lanjut, mengenai fitrah manusia, Allah telah menjelaskan dalam Al-Qur’an:

“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku Ini Tuhanmu?” mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap Ini (keesaan Tuhan).”(Q.S. Al-‘Araf [7]: 172)

Dari ayat tersebut, jelas bahwa Allah telah membekali fitrah dalam diri tiap manusia. Akan tetapi, walaupun dari faktor pembawaan manusia telah Allah bekali dengan  fitrah, bisa saja dalam perjalanan hidupnya fitrah tersebut dapat berubah, karena masih ada faktor-faktor lain yang menentukan.

Pengaruh lingkungan manusia

Faktor ketiga dalam proses perkembangan fitrah adalah faktor lingkungan manusia itu sendiri. Hal ini terjadi karena setiap individu akan mendapatkan pengaruh dari lingkungan yang berbeda dan dalam bentuk yang berbeda pula.

Dengan demikian, dapat kita simpulkan bahwa faktor pembawaan atau fitrah beragama merupakan potensi yang mempunyai kecenderungan untuk terus berkembang. Namun, perkembangan itu tidak akan terjadi serta-merta manakala tidak ada faktor luar (eksternal) yang memberikan rangsangan atau stimulus yang memungkinkan fitrah itu berkembang dengan sebaik-baiknya. Faktor eksternal itu tidak lain adalah lingkungan tempat individu itu hidup, yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat.(St.Diyar)

Burnout dan Kelelahan Jiwa: Saatnya Pulang dan Beristirahat di Bab Ibadah

Referensi : Muhammad Harfin Zuhdi, Hadis-Hadis Psikologi, 2019.


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement