SURAU.CO– Proses penciptaan manusia melalui tahapan bertahap dan evolutif. Perkembangan evolusi itu mulai dari tingkat yang sederhana menuju arah kesempurnaan. Setiap tingkat merupakan makhluk tersendiri yang memiliki kode genetik yang berbeda, sehingga keturunan dari jenis tertentu akan sama dengan yang menurunkannya karena mewarisi kode genetik yang sama.
Proses dan perkembangan perubahan makhluk dari satu tingkat ke tingkat lain yang lebih tinggi terjadi karena mutasi pada kode genetik dalam sel kelamin. Dengan demikian, keturunan yang ada memiliki sifat-sifat yang berbeda dari induknya.
Manusia terlahir dalam kondisi fitrah
Hakikat manusia menurut Al-Qur’an adalah fitrah (suci). Manusia terlahir ke dunia dalam keadaan suci tanpa dosa yang mengikat. Sementara itu, dalam humanisme, manusia pada dasarnya baik karena mereka mempunyai potensi untuk mengaktualisasikan pribadinya sendiri. Menurut behaviorisme, manusia terpengaruh oleh lingkungannya, dan dalam psikoanalisis yang Sigmund Freud gagas, manusia itu pada dasarnya jahat. Psikologi Islam membahas kehidupan manusia mulai dari sebelum lahir sampai nanti kehidupan setelah mati, sedangkan psikologi Barat membahas kehidupan manusia hanya sebatas kehidupan di dunia saja. Dalam perspektif psikologi, proses perkembangan manusia melalui empat tahap.
Tahap Germinal (Praembrionik)
Tahap germinal (praembrionik) merupakan awal dari kehidupan manusia. Proses ini terjadi ketika sperma melakukan penetrasi terhadap telur dalam proses pembuahan, yang normalnya terjadi akibat hubungan seksual antara laki-laki dan perempuan. Pada tahap ini, zigot terbentuk.
Zigot terbentuk dari campuran sel sperma dan sel telur (tetesan yang bercampur). Menurut hadis, tidak semua nutfah bisa menjadi embrio, sebagaimana bunyi hadis itu:
“Allah mewakilkan Malaikat pada rahim, lantas Malaikat itu berkata (setelah sperma membuahi ovum), “Wahai Tuhanku, apakah benih yang telah dibuahi ini Engkau takdirkan jadi segumpal darah? Wahai Tuhanku, apakah segumpal darah ini Engkau jadikan sekerat daging?” Apabila Allah menghendaki penciptaan embrio itu, Malaikat itu kembali bertanya, “Wahai Tuhan, apakah laki-laki atau perempuan? Apakah dia akan sengsara atau bahagia? Apa rezekinya dan kapan ajalnya?” Maka semua ketentuan itu akan tertulis sejak di dalam perut ibunya.”
Tahap Embrio
Pada fase kedua ini berlangsung selama lima setengah minggu. Tahapan ini berlangsung ketika zigot telah tertanam pada dinding rahim. Melalui sistem dan organ dasar bayi, bayi mulai terbentuk dari susunan sel. Meskipun bentuknya masih jauh berbeda dari bentuk manusia dewasa, beberapa bentuk seperti mata dan tangan, bahkan telinga dan kaki mulai dapat teridentifikasi.
Tahap Fetal
Pada tahap ini, embrio yang kita sebut fetus. Tahap ini berlangsung sekitar 30 minggu, mulai dari minggu ke-8 kehamilan dan berakhir sampai lahir. Dalam tahap ini, wajah, tangan, dan kaki fetus mulai terlihat berbeda dan ia tampak dalam bentuk manusia. Setelah itu, otak juga telah terbentuk dan mulai menjadi lebih kompleks dalam beberapa bulan. Dalam tahap fetal, bentuk manusia telah dapat teridentifikasi, berbeda dari tahap embrio yang lebih menyerupai segumpal daging. Lebih lanjut, perkembangan manusia terdapat dalam hadis:
“Aku hadapkan wajahku kepada yang telah menciptakannya dan memberikan pendengaran dan penglihatan terhadap kekuasaan dan kekuatan-Nya.”
Tahap Penentuan Takdir
Menurut perspektif Islam, suratan takdir juga mulai ditentukan pada saat manusia masih dalam proses kehamilan. Hadis menggambarkan bahwa Allah mengutus malaikat untuk mengurus perkembangan embrionik bersamaan dengan pencatatan takdir Allah terhadap embrio tersebut.
Kata takdir berasal dari bahasa Arab yang merupakan bentuk mashdar dari qaddara (قدّر) yang berarti kemampuan dalam melakukan sesuatu. Dalam kamus Lisan al-Arab, kata qadara berarti salah satu sifat Allah yang mampu melakukan apa saja yang Ia kehendaki. Takdir berkaitan erat dengan qadha, di mana takdir merupakan perwujudan dari qadha Allah dalam memutuskan sesuatu. Sedangkan dalam kamus Mu’jam Maqayis al-Lughah, kata qadara berarti sampainya sesuatu. Qadr juga berarti ketetapan Allah terhadap sesuatu yang telah sampai waktunya dan merupakan penjelasan dari kehendak-Nya terhadap sesuatu itu.
Menurut istilah, takdir adalah ketetapan Allah atas segala makhluk-Nya yang pasti terjadi dan tidak dapat dihindari manusia jika waktunya telah tiba. Akan tetapi, dalam menghadapi ketetapan tersebut, manusia masih diberi kebebasan untuk memilih mana yang terbaik bagi diri mereka. Oleh karena itu, permasalahan takdir tidak dapat dipisahkan dari ketetapan Tuhan dan pilihan manusia. Sebab, dalam melaksanakan ketetapan-Nya, Allah selalu memberikan sebab-sebab yang alamiah yang dapat akal manusia terima, walaupun terkadang tidak sesuai dengan apa yang ada dalam pikiran manusia.
Takdir Mubram dan Takdir Mu’allaq
Adapun macam-macam takdir, menurut sebagian besar ulama takdir terbagi kepada dua macam, yaitu: Takdir Mubram dan Takdir Mu’allaq. Takdir Mubram adalah ketetapan Allah atas makhluk-Nya yang tidak ada kemampuan dari makhluk tersebut untuk menghindarinya. Dalam hal ini, takdir biasa kita sebut sebagai Qadha Allah. Artinya, takdir jenis ini adalah kehendak mutlak dari Allah, sehingga semua makhluk-Nya suka atau tidak suka harus menerimanya. Contohnya antara lain: kematian, orang tua, keluarga, dan keturunan.
Takdir Mu’allaq adalah ketetapan Allah yang berlaku pada makhluk-Nya sesuai dengan ikhtiar dan kemampuan yang ia lakukan di dunia. Takdir jenis ini merupakan Takdir Allah. Artinya, segala ketetapan Allah yang terjadi pada diri manusia sesuai dengan apa yang mereka pilih dalam hidup mereka. Dalam hal ini, segala sesuatu yang terjadi pada diri manusia yang berkaitan dengan masa depan mereka adalah Takdir Mu’allaq ini. Apa yang sering manusia pasrahkan adalah takdir yang seperti ini. Contohnya adalah rezeki, jodoh, ilmu, kemampuan, bakat, keahlian, dan sebagainya.
Penjelasan Ibnu Hajar terkait takdir
Berkaitan dengan takdir, manusia hanya bisa mengetahui sepenuhnya sisi Takdir Mu’allaq saja apabila belum tiba waktu kejadiannya. Dalam konteks ini, Imam Ibnu Hajar menjelaskan:
“Sesungguhnya yang telah diketahui Allah itu sama sekali tak berubah dan berganti. Yang bisa berubah dan berganti adalah perbuatan seseorang yang tampak bagi manusia dan yang tampak bagi para malaikat penjaga (Hafadhah) dan yang ditugasi berinteraksi dengan manusia (al-Muwakkilūn). Maka dalam hal inilah terjadi penetapan dan penghapusan takdir, semisal tentang bertambahnya umur atau berkurangnya. Adapun dalam ilmu Allah, maka tak ada penghapusan atau penetapan.”
Manusia hanya bisa mengetahui adanya Takdir Mubram yang menimpanya hanya ketika suatu hal sudah terjadi. Misalnya, hal-hal yang berhubungan dengan kelahirannya, apa-apa yang sudah atau belum tercapai pada usianya sekarang ini, dan segala hal yang telah terjadi pada masa lalu dan tak mungkin ia ubah. Manusia bisa tahu umur seseorang telah mubram hanya ketika orang itu sudah positif meninggal. Apabila orang itu masih hidup, maka usianya masih sepenuhnya terlihat mu’allaq, sehingga ia dituntut untuk menjaga diri dan berobat bila sakit. Syariat melarangnya menenggak racun atau melakukan hal yang mencelakakan jiwanya yang membuat usianya menjadi pendek (dalam perspektif manusia tentunya). Demikian juga, syariat menunturnya untuk hidup sehat dan menjaga diri agar usianya bisa semakin panjang (dalam perspektif manusia).
Kaidah yang sama berlaku pada segala hal lainnya. Dengan memahami ketiga perspektif ini, segala kebingungan tentang takdir akan mudah terjawab. Seorang muslim dituntut untuk beriman bahwa segala hal sudah Allah ketahui sejak dulu dan pasti terjadi sesuai pengetahuan-Nya, tetapi ia tidak boleh menjadikan itu sebagai alasan untuk berdiam diri atau pasrah, sebab ia tidak mengetahui apa takdirnya. Satu hal yang wajib dilakukan oleh manusia adalah berusaha saja menyambut masa depannya. Dalam konteks inilah Nabi bersabda:
“Berusahalah, semua akan Allah mudahkan.” (HR. Bukhari – Muslim).
(St.Diyar)
Referensi : Muhammad Harfin Zuhdi, Hadis-Hadis Psikologi, 2019.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
