Opinion
Beranda » Berita » Batu Bujang Juara: Saksi Alam dan Jejak Legenda Minangkabau

Batu Bujang Juara: Saksi Alam dan Jejak Legenda Minangkabau

Batu Bujang Juara: Saksi Alam dan Jejak Legenda Minangkabau
Batu Bujang Juara: Saksi Alam dan Jejak Legenda Minangkabau

 

SURAU.CO – Batu ini bukan sekadar bongkahan granit besar yang berdiri di tengah hijau pepohonan tropis. Ia adalah peninggalan alam yang menyimpan kisah, legenda, dan pelajaran bagi generasi sekarang. Dalam tradisi lisan masyarakat Salido, Batu Bujang Juara sering dikaitkan dengan kisah tentang seorang pemuda sakti atau pejuang yang menjadi simbol keberanian dan keteguhan hati.

Keindahan Alam dan Kekayaan Spiritual

Lihatlah bagaimana lumut dan paku-pakuan tumbuh di sela-sela batu, seolah menegaskan hubungan erat antara batu tua ini dengan kehidupan yang terus bertumbuh di sekitarnya.

Batu itu kokoh, diam, tapi hidup dalam diamnya — menyimpan energi alam yang dalam, sebagaimana jiwa manusia yang tenang tapi penuh kekuatan.

Di tengah panas matahari, permukaannya memantulkan cahaya lembut, menandakan kesabaran alam menghadapi waktu. Pohon-pohon kecil yang tumbuh di pinggir batu menggambarkan keteguhan dalam keterbatasan, tumbuh di tempat yang tampak mustahil — sebuah pelajaran tentang ketekunan dan harapan.

Burnout dan Kelelahan Jiwa: Saatnya Pulang dan Beristirahat di Bab Ibadah

Nilai Filosofis dan Kultural

Dalam pandangan masyarakat Minangkabau, batu-batu besar sering dianggap penanda sejarah, petuah alam, dan simbol kebijaksanaan. Batu Bujang Juara menjadi pengingat bahwa:

“Yang kuat tidak selalu harus bergerak, kadang ia tetap tegak di tempatnya, tapi menjadi saksi bagi perubahan zaman.”

Nama Bujang Juara sendiri bisa dimaknai sebagai pemuda unggul, lambang karakter masyarakat yang gigih, berani, dan teguh dalam prinsip — sifat-sifat yang menjadi jati diri urang awak sejati.

Refleksi Tauhid dan Keteguhan Iman

Bagi seorang muslim, memandang batu semacam ini juga menjadi sarana tadabbur (merenungi ciptaan Allah). Allah berfirman dalam QS. Al-Hasyr ayat 21:

> “Kalau sekiranya Kami turunkan Al-Qur’an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah.”

Seni Mengkritik Tanpa Melukai: Memahami Adab Memberi Nasihat yang Elegan

Ayat ini mengajarkan bahwa batu dan gunung pun tunduk kepada kebesaran Allah. Maka, ketika manusia melihat Batu Bujang Juara, seharusnya bukan hanya kagum pada bentuknya, tapi juga merenungi kebesaran Sang Pencipta yang menegakkan bumi dan langit tanpa tiang.

Batu yang Menjadi Cermin Jiwa

Batu ini bisa diibaratkan sebagai cermin jiwa manusia: tampak keras di luar, tapi menyimpan rahasia lembut di dalam. Di balik diamnya, ada kisah panjang tentang waktu, kesabaran, dan keteguhan. Setiap lumut yang menempel, setiap tetes air hujan yang membasahi, menjadi saksi perjalanan zaman yang tak terhitung lamanya.

Warisan untuk Generasi Muda

Menjaga dan mengenal Batu Bujang Juara bukan sekadar menjaga batu itu sendiri, tapi juga menjaga warisan nilai-nilai luhur masyarakat Salido:

Keteguhan dalam menghadapi ujian hidup.
Kesetiaan pada tanah kelahiran dan adat.
Keterhubungan antara manusia dan alam ciptaan Allah.

Mengubah Insecure Menjadi Bersyukur: Panduan Terapi Jiwa Ala Imam Nawawi

Kita harus mengedukasi generasi muda untuk tidak hanya mengeksploitasi alam, tetapi juga merenungi dan menjaganya sebagai amanah.

Penutup: Batu yang Bercerita

Batu Bujang Juara berdiri kokoh di antara pepohonan — bukan hanya sebagai batu, tapi sebagai kitab alam yang terbuka. Ia berbicara tanpa kata, memberi pesan tanpa suara:

Aku menghadapi hujan dan panas dengan teguh, lakukanlah seperti aku dan jadilah kuat!

Jangan berubah karena waktu, tapi biarlah waktu yang mengenang keteguhanmu.”

 

 

 


PROFIL TENGKU ISKANDAR DA’I NUSANTARA PROVINSI SUMATERA BARAT

Profil Duta Literasi Pena Da’i Nusantara Provinsi Sumatera Barat

Nama: Tengku Iskandar
Gelar: Duta Literasi Pena Da’i Nusantara Provinsi Sumatera Barat
Bidang: Literasi, Dakwah, dan Pengembangan Masyarakat Islam
Wilayah Tugas: Provinsi Sumatera Barat

Deskripsi Singkat

Sebagai Duta Literasi Pena Da’i Nusantara Provinsi Sumatera Barat, Tengku Iskandar merupakan sosok inspiratif yang tidak hanya memadukan kecintaan terhadap ilmu, dakwah, dan literasi dalam satu nafas perjuangan, tetapi juga menginspirasi banyak orang dengan kiprahnya. Kiprahnya berakar dari kesadaran bahwa pena seorang da’i bukan hanya alat menulis, tetapi senjata untuk mencerahkan umat, memperkuat akidah, dan menegakkan nilai-nilai Islam di tengah arus globalisasi dan disinformasi.

Dengan semangat “menulis adalah dakwah, membaca adalah jihad akal”, beliau berkomitmen menumbuhkan budaya literasi islami di kalangan masyarakat Minangkabau—khususnya generasi muda—agar lebih kritis, cerdas, dan berakhlakul karimah.

Visi

Membangun peradaban literasi dakwah di Sumatera Barat yang berlandaskan nilai-nilai Al-Qur’an dan Sunnah, dengan menjadikan pena sebagai media penggerak perubahan menuju masyarakat yang berilmu, beriman, dan berakhlak.

Misi

  1. Menghidupkan budaya menulis dan membaca di kalangan pelajar, mahasiswa, dan masyarakat pesantren.
  2. Mendorong lahirnya karya tulis dakwah, tafsir, dan pemikiran Islam yang kontekstual dan mencerahkan.
  3. Mengadakan pelatihan, lomba, dan diskusi literasi Islami secara berkala di kabupaten/kota se-Sumatera Barat.
  4. Mengintegrasikan dakwah dan literasi melalui kolaborasi dengan lembaga pendidikan, majelis taklim, dan komunitas penulis muslim.
  5. Menjadi jembatan antara generasi muda dan para ulama dalam melestarikan khazanah keilmuan Islam Minangkabau.

Nilai-Nilai Perjuangan

Iqra’ (Membaca): Meneladani wahyu pertama sebagai dasar kebangkitan intelektual umat.

Al-Qalam (Menulis): Menjadikan tulisan sebagai media dakwah yang abadi.

Amal Jama’i: Membangun gerakan literasi melalui kolaborasi dan ukhuwah Islamiyah.

Wasathiyah: Mengedepankan moderasi Islam dalam menulis dan berdakwah, menjauhi ghuluw dan tafrith.

Akhlaq: Menjadikan moral Qur’ani sebagai fondasi seluruh kegiatan literasi.

Kiprah dan Program Unggulan

Sebagai bagian dari gerakan nasional Pena Da’i Nusantara, Tengku Iskandar aktif menginisiasi berbagai kegiatan di Sumatera Barat, di antaranya:

Pelatihan Penulisan Dakwah Digital dan Media Sosial Islami.

Gerakan 1.000 Tulisan Dakwah untuk Sumatera Barat.

Kelas Literasi Qur’ani dan Tadabbur Ayat.

Program “Masjid Menulis” – membina remaja masjid agar aktif menulis refleksi dakwah dan kegiatan ibadah.

Kampanye “Minangkabau Berliterasi Islam” hadir untuk mendorong generasi muda, sehingga mereka kembali bangga menulis dengan nilai keislaman dan kearifan lokal.

Testimoni dan Pengakuan

Sebagai penyuluh teladan yang pernah masuk Istana Negara tahun 2014, dan sebagai hasilnya kiprah Tengku Iskandar mendapat apresiasi dari berbagai kalangan. Figur da’i ini menggabungkan orasi lisan dan tulisan dengan kekuatan narasi yang lembut namun menggugah. Banyak karya tulisnya di bidang dakwah, sosial keagamaan, dan refleksi Islami yang beredar luas di berbagai media komunitas.

Pesan Duta Literasi

“Pena seorang da’i bukan sekadar tinta yang mengalir di kertas, tetapi cahaya ilmu yang menembus hati dan zaman. Bila lidah berhenti berbicara, tulisanlah yang akan melanjutkan dakwah.” (Tengku Iskandar)


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement