Rezeki: Lebih dari Sekadar Jumlah Materi
SURAU.CO – Setiap manusia pasti menginginkan rezeki yang berlimpah ruah. Namun, Islam mengajarkan sebuah perspektif berbeda. Ukuran rezeki bukan pada seberapa banyak yang kita miliki. Melainkan seberapa halal dan berkah rezeki itu. Karena sesungguhnya, rezeki yang sedikit. Namun halal dan penuh keberkahan. Itu lebih bernilai di sisi Allah. Daripada rezeki yang banyak jumlahnya. Tetapi diperoleh dengan cara yang haram. Ini adalah sebuah pemahaman utama. Maka dari itu, pemahaman ini yang harus kita tanamkan.
Allah SWT berfirman:
“Wahai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al-Baqarah: 168)
Ayat ini menegaskan dengan sangat jelas. Kehalalan rezeki adalah perintah langsung dari Allah. Bukan sekadar pilihan pribadi saja. Setiap rupiah yang kita peroleh nantinya. Akan dimintai pertanggungjawaban oleh-Nya. Dari mana ia didapatkan dan untuk apa ia digunakan. Itulah sebabnya, mencari rezeki dengan cara halal. Ini bukan hanya soal etika semata. Tapi juga ibadah dan bukti ketaatan kita. Saya sering merenungkan pertanggungjawaban ini.
Rezeki Halal Membawa Ketenangan Batin
Rezeki yang halal memberikan ketenangan luar biasa pada hati. Ia tidak membuat kita merasa cemas berlebihan. Tidak menimbulkan rasa bersalah yang menghantui. Dan tidak mengundang murka Allah SWT. Sebaliknya, rezeki yang haram, meskipun banyak. Rezeki itu akan membawa kegelisahan. Kegelisahan yang tak berkesudahan. Hilangnya keberkahan dalam hidup. Serta kerusakan moral yang berkelanjutan. Ini adalah risiko yang sangat besar.
Rasulullah SAW bersabda:
“Tidak akan masuk surga daging yang tumbuh dari barang haram, neraka lebih pantas baginya.” (HR. Ahmad)
Hadis ini menjadi pengingat serius bagi kita. Kita harus selalu berhati-hati dalam setiap langkah. Terutama dalam mencari nafkah. Karena rezeki yang haram bukan hanya berdampak buruk. Dampak itu pada diri sendiri saja. Tetapi juga pada keluarga yang kita cintai. Keluarga yang kita beri makan dari hasil itu. Saya melihat ini sebagai peringatan tegas. Peringatan untuk selalu menjaga diri.
Keberkahan: Esensi Rezeki yang Sejati
Berkah artinya kebaikan yang terus bertambah. Kebaikan yang membawa ketenangan dan manfaat. Rezeki yang berkah mungkin tidak melimpah ruah. Tapi selalu cukup untuk kebutuhan. Dan bermanfaat bagi diri serta orang lain. Berkah bisa dilihat dari berbagai aspek. Bagaimana uang itu digunakan untuk kebaikan. Untuk bersedekah atau membantu sesama. Berkah juga menenangkan hati. Menumbuhkan rasa syukur yang mendalam. Dan menjadi jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Sebaliknya, rezeki tanpa berkah sering kali terjadi. Rezeki itu habis tanpa kebermanfaatan yang jelas. Bisa membawa kesombongan dan keangkuhan. Dan seringkali menjauhkan dari ketaatan kepada Allah. Ini adalah kondisi yang sangat merugikan. Saya sangat percaya pada kekuatan berkah.
Rasulullah SAW juga bersabda:
“Sesungguhnya Allah itu baik dan tidak menerima kecuali yang baik.” (HR. Muslim)
Maka, jika kita ingin hidup penuh keberkahan. Pastikan sumber penghasilan kita. Sumbernya berasal dari jalan yang diridhai Allah. Tidak ada kenikmatan yang lebih manis. Daripada menafkahi keluarga tercinta. Menafkahi dari hasil jerih payah yang halal. Ini adalah kebahagiaan yang hakiki. Kebahagiaan yang tak terbeli oleh apa pun.
Menjemput Rezeki dengan Tawakal dan Syukur
Rezeki yang halal datang dengan cara yang tenang. Penuh dengan usaha dan kerja keras. Dan selalu disertai tawakal kepada Allah. Orang yang yakin pada janji Allah. Ia tidak akan tergoda untuk mencari jalan pintas. Jalan pintas yang melanggar aturan agama. Ia tahu bahwa Allah sudah menetapkan rezeki. Menetapkan rezeki bagi setiap hamba-Nya. Dan rezeki itu tidak akan tertukar sedikit pun. Ini adalah ketetapan yang pasti.
Bersyukurlah atas setiap rezeki yang datang. Sekecil apa pun jumlahnya. Karena di sanalah keberkahan akan tumbuh. Allah tidak melihat jumlah rezeki yang kita dapat. Tapi ketulusan hati kita dalam mencarinya. Serta bagaimana kita mensyukurinya. Ini adalah kunci menuju ketenangan hidup.
Rezeki yang terbaik bukanlah yang paling besar nilainya. Tetapi yang paling halal dan paling berkah. Karena dari situlah datang ketenangan jiwa yang abadi. Kebahagiaan yang hakiki bagi keluarga. Dan yang terpenting adalah ridha Allah SWT. Ingatlah selalu, bukan banyaknya harta. Yang membuat hidupmu merasa cukup. Tapi keberkahannya yang membuatmu tenang. Tenang di dunia dan akhirat.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
