Khazanah
Beranda » Berita » Makna Sejati Cinta dalam Rumah Tangga

Makna Sejati Cinta dalam Rumah Tangga

ilustrasi manusia berjalan di jalan cahaya menuju sumber nur
Pengelana berjalan dalam cahaya malam, melambangkan perjalanan batin menuju penyaksian ruhani.

Makna Sejati Cinta dalam Rumah Tangga

SURAU.CO – Cinta seringkali menjadi fondasi utama yang menyatukan dua insan dalam ikatan pernikahan. Namun, cinta yang hanya berlandaskan perasaan semata seringkali goyah. Ujian waktu, masalah, dan perbedaan dapat mengikisnya perlahan. Oleh karena itu, Islam mengajarkan agar cinta dan kasih sayang kepada pasangan memiliki landasan lebih kuat. Landasan tersebut adalah karena Allah SWT. Ini merupakan sebuah pandangan yang mendalam dan esensial. Keindahan ajaran ini terletak pada kemampuannya memberikan ketenangan abadi.

Menyayangi pasangan karena Allah berarti mencintai bukan semata karena rupa fisik. Bukan juga karena harta kekayaan atau kesenangan duniawi yang fana. Sebaliknya, hal ini berarti mencintai karena ingin menjalankan perintah Allah. Tujuannya tentu saja untuk mendapatkan ridha-Nya. Cinta seperti ini tidak mudah pudar. Sumbernya bukan nafsu atau kepentingan pribadi yang egois. Melainkan keikhlasan hati dalam beribadah kepada Allah. Ini adalah esensi dari sebuah hubungan yang diberkahi.

Allah berfirman dalam Al-Qur’an:

“Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang.” (QS. Ar-Rum: 21)

Ayat ini secara jelas menegaskan bahwa pernikahan bukan hanya hubungan duniawi. Lebih dari itu, pernikahan adalah sarana untuk mencapai ketenangan hidup. Pernikahan juga menjadi jalan untuk meraih keberkahan. Kasih sayang (rahmah) dan cinta (mawaddah) adalah anugerah. Allah menanamkan perasaan ini dalam hati pasangan. Keduanya adalah amanah besar yang harus dijaga. Menjaganya tentu saja dengan keimanan yang kokoh.

Romantisme Rumah Tangga Rosululloh SAW

Membangun Kasih Sayang yang Abadi

Ketika seseorang menyayangi pasangannya karena Allah, ia akan berusaha keras. Ia memperlakukan pasangannya dengan lembut penuh kasih. Ia memaafkan setiap kesalahan yang terjadi. Selanjutnya, ia menasihati pasangannya dengan penuh kasih sayang. Seseorang mencintai bukan karena pasangan itu sempurna tanpa cela. Tetapi karena ingin bersama-sama menapaki jalan menuju surga. Ini adalah tujuan mulia dalam setiap pernikahan.

Cinta karena Allah juga berarti menahan diri. Seseorang menahan diri dari menyakiti pasangan. Menahan diri dari menghina, atau mengkhianati pasangan. Sebab, setiap tindakan kepada pasangan kelak akan dipertanggungjawabkan. Pertanggungjawaban ini dilakukan di hadapan Allah. Saya sering merenung betapa besar makna pertanggungjawaban ini. Ini benar-benar membuat kita lebih mawas diri. Rasulullah SAW bersabda:

“Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap istrinya, dan aku adalah yang paling baik di antara kalian terhadap istriku.” (HR. Tirmidzi)

Hadis ini menjadi pengingat penting bagi kita semua. Kebaikan terhadap pasangan adalah bagian dari keimanan. Menyayangi karena Allah membuat seseorang tidak menuntut balasan. Ia tidak mengharapkan balasan dari pasangan. Melainkan berharap pahala dari Sang Pencipta cinta itu sendiri. Ini adalah bentuk cinta paling tulus.

Menjaga Amanah dalam Pernikahan Islami

Pernikahan dalam Islam adalah sebuah amanah suci. Pasangan hidup merupakan karunia dari Allah SWT. Kita diberi tanggung jawab untuk menjaga hubungan ini. Menjaganya dengan sebaik-baiknya adalah kewajiban. Ini bukan sekadar komitmen antara dua individu. Pernikahan adalah perjanjian mulia di hadapan Tuhan. Menjaga amanah ini berarti selalu berlandaskan syariat. Setiap tindakan harus sesuai dengan tuntunan agama.

Sikap yang Benar Terhadap Musibah

Saling menghormati adalah kunci utama. Saling memahami kebutuhan pasangan juga penting. Keduanya akan memperkuat ikatan suci ini. Komunikasi yang baik adalah jembatan penghubung. Jembatan untuk mengatasi setiap perbedaan pandangan. Ketika masalah datang, hadapi dengan kepala dingin. Selesaikan dengan musyawarah yang bijaksana. Ingatlah, bahwa Allah selalu mengawasi kita. Dia melihat setiap niat dan tindakan kita. Ini sungguh memberikan ketenangan tersendiri.

Pernikahan sebagai Ladang Pahala Menuju Surga

Maka, cintailah pasanganmu karena Allah. Jadikan pernikahanmu sebagai ladang pahala yang subur. Ini adalah tempat saling menasihati dalam kebaikan. Tempat saling menguatkan dalam menghadapi ujian hidup. Juga tempat saling mengingatkan menuju surga-Nya yang abadi. Sebab, cinta yang tumbuh karena Allah tidak akan lekang oleh waktu. Cinta itu akan terus hidup dan berkembang. Bahkan hingga di akhirat nanti, cinta ini akan tetap abadi. Itu adalah janji Allah yang pasti. Ini adalah keyakinan yang membimbing kita.


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement