SURAU.CO-Nama lengkapnya adalah Muhammad bin Abdullah bin Muhammad bin Abdullah bin Ahmad Ibnu al-‘Arabi al-Ma‘afiri al-Andalusi al-Asybili. Ia terkenal sebagai al-Hafizh dan seorang qadhi (hakim) terkemuka. Abu Bakar bin al-‘Arabi termasuk salah satu imam besar Mazhab Maliki, sekaligus mujtahid, ahli fiqh, hadits, tafsir, ushul fiqh, sastra, dan teologi. Ia lahir di Seville, Spanyol, pada tahun 468 H.
Perjalanan intelektual Abu Bakar bin al-‘Arabi
Sejak kecil, Abu Bakar bin al-‘Arabi telah menunjukkan minat yang besar terhadap ilmu pengetahuan. Ia memulai pendidikannya di Seville dengan mempelajari ilmu qira’at kepada para ahli qira’at setempat, dan ilmu hadits kepada ayahnya serta pamannya, Abu al-Qasim al-Hasan al-Hauzali. Selain itu, ia juga belajar kepada ulama-ulama besar seperti Abu Abdullah as-Sarqisti dan Abu Abdullah al-Qalai‘i.
Pada tahun 485 H, ia melakukan perjalanan ilmiah ke Timur bersama ayahnya. Di kota al-Mahdiyah, ia bertemu dengan Abu al-Hasan al-Haddad al-Khaulani dan mempelajari seluruh karya-karyanya. Kemudian, ia juga sempat berguru kepada Imam al-Mazari.
Kemudian, ketika berada di Mesir, Abu Bakar bin al-‘Arabi menimba ilmu dari Abu al-Hasan al-Khal‘i, Abu al-Hasan bin Musyrif, al-Mahdi al-Warraq, dan Abu al-Hasan bin Daud al-Farisi. Perjalanannya berlanjut ke Syam (Suriah), di mana ia berguru kepada banyak tokoh ternama, di antaranya Abu Nashr al-Maqdisi, Abu Sa‘id az-Zanjani, Abu Hamid al-Ghazali, Abu Sa‘id ar-Rahawi, Abu al-Qasim bin Abu al-Hasan al-Maqdisi, dan Imam Abu Bakar ath-Thurthusi.
Selanjutnya, ia menuju Baghdad, pusat ilmu pengetahuan dunia Islam saat itu. Di sana, ia mempelajari banyak hadits dari Abu al-Hasan al-Mubarak bin Abdul Jabbar ash-Shairafi, an-Naqib asy-Syarif Abu al-Fawaris, Abu Zakariya at-Tibrizi, dan sejumlah ulama lainnya. Pada tahun 489 H, ia menunaikan ibadah haji ke Makkah dan belajar hadits kepada Abu Ali al-Hasan bin Ali ath-Thabari serta beberapa ulama besar lainnya. Setelah itu, ia kembali ke Baghdad dan menjadi teman dekat Abu Bakar asy-Syasyi serta Abu Hamid al-Ghazali.
Menjadi guru bagi banyak ulama dan sastrawan besar
Abu Bakar bin al-‘Arabi kemudian menjadi guru bagi banyak ulama dan sastrawan besar. Murid-murid terkenalnya antara lain: Qadhi Iyadh, Ibnu Basykual, Abu Ja‘far bin Badisy, Abu Abdullah bin Abdurrahim, Abu Abdullah bin Khalil, Abu al-Hasan bin an-Ni‘mah, Abu Bakar ibn Khair, Abu al-Qasim bin Hubaisy, Imam as-Suhaili, Abu al-Abbas ash-Shaqr, Abu al-Hasan bin Atiq, Abu al-Qasim al-Hufi, dan Abu Muhammad al-Kharrath.
Murid terakhir yang sempat mendengar langsung hadits dari Abu Bakar bin al-‘Arabi adalah Abu Bakar bin al-Hasun. Sedangkan yang mendapat ijazah darinya adalah Abu al-Hasan Ali al-Ghafiqi asy-Syu‘uri.
Karier sebagai Hakim, Mufti, dan Guru Besar
Setelah kembali ke negerinya, Abu Bakar bin al-‘Arabi mendapat jabatan sebagai hakim (qadhi). Dalam menjalankan tugasnya, ia dikenal adil, tegas, dan berwibawa. Ia berhasil menangani berbagai kasus hukum dengan kecerdasan, kepekaan sosial, dan kemampuan analitis yang luar biasa.
Namun, setelah beberapa waktu, ia memutuskan untuk meninggalkan jabatan hakim dan lebih fokus pada pengembangan ilmu pengetahuan serta pemberian fatwa. Kedua bidang ini ditekuninya selama lebih dari empat puluh tahun.
Sebagai ulama dan cendekiawan, Abu Bakar bin al-‘Arabi terkenal memiliki pandangan yang tajam, pemikiran yang kritis, dan daya cipta yang tinggi. Kepribadiannya yang santun dan menyenangkan membuatnya disegani banyak kalangan.
Karya-Karya Ilmiah Abu Bakar bin al-‘Arabi
Abu Bakar bin al-‘Arabi merupakan penulis produktif yang menghasilkan banyak karya dalam berbagai bidang ilmu. Beberapa di antaranya adalah: Al-Khilafiyat, Al-Inshaf fi Masail al-Khilaf, Al-Mahshul fi ‘Ilm al-Ushul, ‘Aridhah al-Ahwadzi fi Syarh at-Tirmidzi, Al-Qabas fi Syarh, Muwaththa’ Malik, Tartib al-Masalik fi Syarh Muwaththa’ Malik, Ahkam al-Qur’an, Muraqi az-Zulaf, Musykil al-Kitab wa as-Sunnah, An-Nasikh wa al-Mansukh, Qanun at-Ta’wil, An-Nirain fi ash-Shaihain, Siraj al-Muhtadin, Al-Amal al-Aqsha fi Asma Allah al-Husna, l-‘Aql al-Akbar li al-Qalb al-Ashghar, Tabyin ash-Shahih fi Ta‘yīn adz-Dzabih, At-Tawassuth fi Ma‘rifat Shihhat al-I‘tiqad, Al-‘Awashim min al-Qawashim, dan Anwar al-Fajr fi Tafsir al-Qur’an.
Ibnu Farhun mengatakan, Syekh al-Khuzam meriwayatkan bahwa ia pernah melihat langsung naskah asli kitab Anwar al-Fajr fi Tafsir al-Qur’an karya Abu Bakar bin al-‘Arabi. Ada pun karya itu berada dalam perpustakaan Sultan Abu Utsman Faris di kota Marakesy. Kitab tersebut terdiri dari delapan jilid besar dan menjadi salah satu karya tafsir penting pada zamannya.
Wafatnya Abu Bakar bin al-‘Arabi
Abu Bakar bin al-‘Arabi wafat di Marakesy pada tahun 543 H. Lalu jenazahnya kemudian dimakamkan di kota Fez Bab al-Mahruq. Ada pun hingga kini, nama dan karya-karyanya tetap hidup dalam sejarah pemikiran Islam, terutama dalam bidang fiqh, tafsir, dan ushul fiqh.(St.Diyar)
Referensi : Abdullah Musthafa Al-Maraghi, Ensiklopedia Lengkap Ulama Ushul Fiqh Sepanjang Masa, 2020.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
