SURAU.CO-Masjid Jami Al-Anwar, Bandar Lampung, berdiri kokoh sebagai bukti keteguhan iman umat Islam di ujung selatan Sumatra. Masjid Jami Al-Anwar, Bandar Lampung, menyimpan kisah perjuangan panjang sejak dibangun pada tahun 1839. Umat Islam menjadikannya pusat kegiatan keagamaan, sosial, dan budaya yang terus hidup hingga kini. Di balik dinding tuanya, masyarakat merasakan kedamaian sekaligus kebanggaan atas warisan spiritual yang tetap terjaga.
Umat Muslim membangun masjid ini dengan memadukan gaya kolonial Belanda dan arsitektur tradisional Lampung. Kubah sederhana berpadu harmonis dengan mimbar kayu tua yang masih terpelihara. Jamaah yang masuk akan merasakan ketenangan mendalam, seolah waktu berhenti di ruang penuh sejarah itu. Suara azan yang menggema dari menara menambah kesyahduan suasana.
Masyarakat sekitar menghidupkan masjid ini melalui berbagai kegiatan. Mereka mengadakan pengajian, musyawarah kampung, dan pendidikan anak-anak setiap pekan. Aktivitas itu menjadikan masjid sebagai pusat kebersamaan yang memperkuat ikatan sosial. Nilai-nilai Islam tumbuh bersama tradisi lokal yang tetap mereka rawat dengan cinta.
Ketika Krakatau meletus, sebagian bangunan rusak berat. Namun, warga segera memperbaikinya dengan semangat gotong royong. Mereka tidak membiarkan masjid ini hilang ditelan waktu. Upaya itu menunjukkan bagaimana iman mampu menumbuhkan kekuatan untuk bertahan menghadapi bencana dan perubahan zaman.
Sejarah dan Arsitektur Masjid Jami Al-Anwar Bandar Lampung
Pengunjung yang melangkah ke halaman Masjid Jami Al-Anwar langsung merasakan keteduhan pohon besar dan suasana religius yang menyelimuti tempat itu. Arsitektur masjid menampilkan atap bertingkat khas Nusantara yang berpadu dengan jendela kolonial bergaya abad ke-19. Kombinasi itu menjadikannya unik dan berkarakter kuat.
Banyak peziarah datang bukan hanya untuk beribadah, tetapi juga untuk menyerap nilai sejarahnya. Mereka melihat langsung bagaimana masyarakat Lampung menanamkan semangat kebersamaan dan ketulusan dalam menjaga rumah ibadah. Suara azan dari menara tua memantulkan gema masa lalu yang masih hidup hingga sekarang.
Warga sekitar merawat masjid tanpa menunggu bantuan besar. Mereka membersihkan halaman, memperbaiki bagian yang rusak, dan mengatur kegiatan sosial secara mandiri. Semangat kebersamaan itu memperlihatkan bagaimana iman dapat membentuk komunitas yang tangguh. Masjid bukan sekadar bangunan, tetapi simbol kehidupan bersama yang terus berdenyut.
Para peneliti lokal mulai menelusuri kisah di balik pembangunan masjid ini. Mereka mendokumentasikan peran ulama dan masyarakat dalam mempertahankan fungsi masjid sebagai pusat pembelajaran Islam. Kajian itu membuka wawasan baru bahwa warisan spiritual bisa menjadi sumber inspirasi bagi generasi modern.
Masjid Tua Bandar Lampung: Cermin Spiritualitas yang Tak Lekang Zaman
Masjid Jami Al-Anwar terus berkembang tanpa kehilangan jati dirinya. Warga melakukan renovasi dengan menjaga bentuk asli agar nilai sejarahnya tetap terpelihara. Arsitek modern yang meninjau bangunan ini sering memuji keseimbangan antara tradisi dan pembaruan. Hasilnya, masjid tampil indah tanpa mengorbankan keaslian.
Anak muda ikut aktif menghidupkan masjid dengan kegiatan dakwah digital. Mereka mengelola akun media sosial untuk mengumumkan jadwal pengajian dan kegiatan sosial. Langkah itu membuktikan bahwa semangat lama bisa berpadu dengan teknologi baru demi meluaskan manfaat.
Masjid Jami Al-Anwar juga menginspirasi pembangunan masjid lain di Lampung. Banyak pengurus masjid lain datang untuk belajar tentang tata kelola, desain, dan manajemen kegiatan jamaah. Nilai-nilai yang tertanam di sini mengajarkan bahwa kemegahan sejati terletak pada ketulusan ibadah dan kepedulian terhadap sesama.
Masjid ini mengingatkan setiap pengunjung bahwa waktu boleh berubah, tetapi cahaya iman akan terus bersinar. Setiap takbir dan doa yang terlantun di dalamnya menyatukan generasi masa lalu, kini, dan masa depan dalam satu ikatan spiritual yang abadi. (Hendri Hasyim)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
