SURAU.CO. Seorang pejabat harus mewariskan harta warisan yang sah, seperti aset dan dana pensiun, kepada anak-anaknya, serta mewariskan nilai-nilai seperti integritas dan tanggung jawab. Penting juga untuk meninggalkan aset secara terperinci melalui surat wasiat untuk menghindari sengketa dan melindungi kepentingan anak-anaknya, terutama jika masih di bawah umur.
Warisan berupa harta
Aset material:
Properti, tabungan, investasi, dan aset lainnya harus diwariskan sesuai hukum yang berlaku.
Surat wasiat:
Dokumen ini sangat penting untuk memastikan aset dialokasikan sesuai keinginan pewaris.
Dana pensiun:
Berdasarkan UU ASN, PNS yang pensiun berhak atas jaminan pensiun dan hari tua yang bisa menjadi warisan bagi ahli warisnya.
Perwalian:
Pejabat bisa membuat perwalian yang dikelola pihak ketiga yang tepercaya untuk melindungi aset dan kepentingan anak di bawah umur.
Warisan berupa nilai-nilai
- Integritas dan tanggung jawab:
Membangun karakter anak dengan nilai-nilai ini lebih berharga daripada sekadar warisan materi.
- Pendidikan:
Memastikan anak-anak memiliki pendidikan yang baik adalah warisan jangka panjang yang penting.
- Keterampilan:
Membekali anak dengan keterampilan yang relevan dengan dunia kerja dan kehidupan akan membantu mereka mandiri di masa depan.
- Etika dan moral:
Ajarkan anak-anak untuk selalu berperilaku etis dan bermoral, terutama dalam mengelola kekayaan dan kekuasaan.
Cara mewariskan secara hukum
Wasiat tertulis: Buatlah surat wasiat untuk membagi harta warisan dengan jelas.
Perwalian: Tunjuk wali yang akan mengelola harta warisan, terutama jika anak masih di bawah umur.
Akta notaris: Buat akta keterangan hak mewaris di hadapan notaris.
Lembaga hukum: Untuk menghindari masalah, konsultasikan dengan ahli hukum atau instansi terkait untuk memastikan semua proses sesuai dengan peraturan.
Apa yang Harus Diwariskan Pejabat kepada Anak-anaknya Menurut Islam
Menurut Islam, seorang pejabat harus memberikan warisan kepada anak-anaknya yang mencakup dua aspek penting: harta warisan secara materi dan warisan non-materi berupa ilmu, akhlak, dan keimanan. Pembagian harta waris harus mengikuti hukum Islam, setelah dikurangi biaya pengurusan jenazah, utang, dan zakat, dengan membagi bagian yang telah ditentukan untuk anak laki-laki dan perempuan. Selain itu, orang tua berkewajiban besar mendidik anak dengan ilmu agama, akhlak yang baik, serta keterampilan.
Warisan Harta (Materi)
Sesuai hukum waris Islam:
Pembagian harta harus mengikuti aturan Islam, di mana anak laki-laki umumnya mendapat dua kali lipat dari anak perempuan (jika keduanya ada).
Pengurangan sebelum dibagi:
Sebelum harta warisan dibagikan, harus dipotong untuk biaya pengurusan jenazah, utang pewaris, dan zakat harta warisan.
Hibah:
Pemberian harta kepada anak saat orang tua masih hidup (hibah) adalah boleh dan tidak dibatasi jumlahnya, berbeda dengan pemberian kepada orang lain yang dibatasi hingga sepertiga harta.
Warisan Non-Materi
Ilmu:
Ilmu pengetahuan yang dapat membentuk pola pikir dan mental anak, seperti ilmu agama, intelektual, dan keterampilan.
Akhlak dan adab:
Mewariskan budi pekerti yang baik dan akhlakul karimah adalah salah satu warisan terpenting yang dapat mengangkat derajat seseorang di mata Allah dan manusia.
Keimanan:
Menanamkan keimanan yang kuat dan ketakwaan kepada Allah SWT, yang akan menjadi bekal terkuat bagi anak untuk menghadapi kehidupan.
Kewajiban Pejabat sebagai Orang Tua
Mengedepankan warisan non-materi:
Warisan non-materi seperti ilmu dan akhlak lebih berharga daripada harta dan kedudukan, karena dapat menyelamatkan anak dari kehancuran di dunia dan akhirat.
Mendidik dengan komprehensif:
Tugas orang tua adalah mendidik anak dengan berbagai aspek, termasuk iman, ibadah, akhlak, sosial, intelektual, fisik, psikis, seksual, dan keterampilan.
Memenuhi tanggung jawab:
Pejabat, seperti orang tua lainnya, wajib menjalankan tanggung jawabnya untuk memastikan anak-anaknya tumbuh sebagai individu yang saleh dan berguna dengan ilmu, akhlak, dan keimanan yang kuat.
Menurut ajaran Islam, warisan terbaik yang harus diberikan pejabat atau orang tua pada umumnya kepada anak-anaknya bukanlah kekayaan atau jabatan semata, melainkan pendidikan, adab, dan bekal keimanan yang kokoh.
Berikut adalah hal-hal yang perlu diwariskan pejabat kepada anak-anaknya menurut Islam:
-
Ilmu yang bermanfaat
Seorang pemimpin dalam Islam memiliki tanggung jawab besar untuk membentuk generasi yang berilmu. Ilmu yang bermanfaat akan menjadi bekal hidup bagi anak di dunia dan bekal amal jariyah bagi orang tua di akhirat. Pendidikan ini meliputi:
- Pendidikan agama: Mengajarkan Al-Qur’an, Hadis, dan fikih agar anak memiliki pondasi akidah yang kuat.
- Pendidikan akademis: Membekali anak dengan pengetahuan umum dan keterampilan yang relevan agar mereka dapat mandiri dan berkontribusi bagi masyarakat.
-
Akhlak dan adab yang mulia
Selain ilmu, seorang pejabat harus mewariskan contoh akhlak yang baik kepada anak-anaknya. Rasulullah bersabda, “Tidak ada pemberian seorang ayah yang lebih utama bagi anaknya daripada (pendidikan tentang) adab yang mulia”. Akhlak yang baik mencakup:
- Kejujuran: Mengajarkan anak untuk selalu jujur dalam perkataan dan perbuatan, karena kejujuran adalah fondasi dari karakter yang kuat.
- Sikap rendah hati dan bertanggung jawab: Meski memiliki jabatan tinggi, orang tua harus mencontohkan sikap rendah hati. Mereka juga harus mendidik anak agar menjadi pribadi yang bertanggung jawab atas setiap perbuatannya.
- Adab kepada sesama: Mengajarkan anak untuk menghormati orang yang lebih tua, menyayangi yang lebih muda, dan berbuat baik kepada semua orang.
-
Ketakwaan dan ketaatan kepada Allah
Seorang pejabat, seperti pemimpin pada umumnya, akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat atas kepemimpinannya. Oleh karena itu, ia harus menanamkan ketakwaan kepada anak-anaknya, agar mereka bisa melanjutkan amal kebaikan orang tua dan menjadi anak yang saleh. Doa dari anak yang saleh adalah salah satu amalan yang tidak terputus pahalanya bagi orang tua yang sudah meninggal.
-
Kepemimpinan yang adil dan amanah
Sebagai pejabat, ia memimpin dan mengatur urusan rakyat. Warisan terbaik yang bisa ia tinggalkan adalah teladan kepemimpinan yang adil dan amanah. Anak-anaknya harus melihat bagaimana orang tua mereka menggunakan jabatan untuk kebaikan, bukan untuk keuntungan pribadi atau keluarga. Sikap ini akan mengajarkan mereka untuk selalu mengutamakan kebaikan bersama.
- Harta yang halal
Dalam hal harta, Islam mengatur pembagiannya secara adil melalui hukum waris (faraidh). Namun, kita seharusnya mewariskan harta yang berasal dari sumber yang halal dan diperoleh dengan cara yang benar, bukan dari korupsi atau penyalahgunaan kekuasaan. Mengajarkan anak tentang nilai keberkahan dari harta yang halal akan menjauhkan mereka dari godaan korupsi di masa depan.
Dengan mewariskan nilai-nilai ini, seorang pejabat tidak hanya menyiapkan anak-anaknya untuk kesuksesan di dunia, tetapi juga untuk kebahagiaan abadi di akhirat.
(mengutip dari berbagai sumber)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
