SURAU.CO – Kisah para sahabat Nabi Muhammad ﷺ senantiasa menginspirasi kita semua. Di antara mereka, Thalhah bin Ubaidillah muncul sebagai sosok yang sangat istimewa. Beliau merupakan salah satu dari sepuluh sahabat yang dijamin masuk surga, sebuah kemuliaan tiada tara. Pengorbanannya sungguh luar biasa. Ketabahannya patut setiap muslim contoh dalam kehidupan. Kisah hidupnya mengajarkan banyak hal berharga, meliputi iman yang teguh, pengorbanan tanpa batas, dan kedermawanan yang tulus. Oleh karena itu, artikel ini akan membahas perjalanan hidup beliau dengan detail.
Masa Muda dan Hidayah Awal: Dari Kekafiran Quraisy Menuju Cahaya Islam
Thalhah bin Ubaidillah memiliki nama lengkap Thalhah bin Ubaidillah bin Utsman bin Amr bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taim bin Murrah. Beliau adalah seorang pedagang kaya yang sangat disegani. Beliau termasuk kaum Quraisy yang terpandang di Makkah. Menariknya, beliau memiliki hubungan kekerabatan yang dekat dengan Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq. Keluarga keduanya bertemu pada silsilah Ka’ab bin Lu’ai.
Suatu hari, Thalhah melakukan perjalanan jauh. Ia pergi ke Syam untuk berdagang. Di pasar Busra, ia mendengar sebuah kabar menarik. Seorang rahib Yahudi berbicara tentang seseorang. Rahib itu bertanya tentang Nabi baru. Nabi itu akan segera muncul di Makkah. Ia akan memiliki tanda-tanda khusus. Hal ini membuat Thalhah penasaran. Ia segera kembali ke Makkah. Di sana, ia bertemu Abu Bakar. Abu Bakar memberitahunya tentang Nabi Muhammad ﷺ. Tanpa ragu, Thalhah menemui Nabi ﷺ. Ia mengucapkan syahadat dengan tulus. Ini terjadi atas ajakan Abu Bakar. Dengan demikian, Thalhah menjadi salah satu muslim awal, termasuk dalam delapan orang pertama yang masuk Islam.
Ujian Iman: Siksaan dan Hijrah Penuh Tantangan Menguatkan Jiwa
Keislaman Thalhah membawa ujian yang sangat berat. Beliau dan para sahabat awal lainnya mengalami siksaan yang kejam.
Kaum musyrikin Quraisy tidak tinggal diam melihat mereka memeluk Islam. Mereka melakukan penindasan kejam terhadap kaum muslimin awal. Sebagai contoh, Nawfal bin Khuwailid mengikat Thalhah. Ia mengikatnya bersama Abu Bakar. Keduanya diikat dengan tali yang kuat. Ini terjadi di kota Makkah. Mereka berdua bahkan mendapat julukan “al-Qarinain” (Dua Sahabat yang Terikat). Lebih menyedihkan lagi, Ummu Hammah, ibu Thalhah, juga ikut menyiksanya. Ini menunjukkan betapa beratnya cobaan yang mereka hadapi.
Setelah mendapat izin dari Nabi ﷺ, Thalhah hijrah. Ia hijrah ke Madinah. Beliau hijrah bersama Sa’id bin Zaid. Uniknya, beliau tidak ikut Perang Badar. Nabi ﷺ mengutusnya untuk sebuah misi tertentu. Misi itu adalah memata-matai kafilah Quraisy. Namun demikian, beliau tetap mendapat bagian ghanaim (harta rampasan perang). Nabi ﷺ juga memberinya pahala penuh. Ini merupakan penghargaan Nabi ﷺ atas dedikasinya.
Perisai Nabi di Uhud: Kisah Heroik Penuh Pengorbanan yang Abadi
Peran Thalhah di Perang Uhud sangatlah monumental. Beliau secara heroik melindungi Nabi ﷺ dari serangan musuh.
Ketika kaum muslimin terkepung dan terdesak, pasukan musyrikin menyerang Nabi ﷺ secara membabi buta. Melihat hal itu, Thalhah maju ke depan, ia menjadi perisai hidup bagi Nabi ﷺ. Beliau menggunakan tangannya untuk menahan panah musuh. Panah-panah itu ditujukan langsung ke Nabi ﷺ. Akibatnya, tangannya terluka parah. Bahkan, tangannya lumpuh karena kejadian heroik itu. Beliau juga mengalami banyak luka lain. Ada lebih dari 70 luka di tubuhnya, akibat tusukan dan sabetan pedang. Nabi ﷺ melihat pengorbanan luar biasa itu. Beliau kemudian bersabda: “Barangsiapa ingin melihat orang yang berjalan di muka bumi, padahal telah menyelesaikan kewajibannya, maka lihatlah Thalhah.” Ini adalah pujian tertinggi. Sebuah pujian atas keberanian dan pengorbanannya yang tiada tara.
Thalhah terkenal dengan sifat mulianya yang terpuji. Beliau adalah seorang dermawan sejati. Kedermawanannya sangat terkenal di kalangan sahabat.
Beliau senang sekali berbagi harta yang dimilikinya. Beliau tidak pernah takut miskin sedikit pun dan membantu banyak orang yang membutuhkan. Ini terlihat dari berbagai kisah yang diceritakan. Kedermawanannya bahkan mendapat pujian langsung. Pujian dari Nabi ﷺ sendiri. Nabi ﷺ menjulukinya “Thalhah al-Khair”. Ini berarti Thalhah yang baik hati. Beliau juga dijuluki “Thalhah al-Fayyadh”. Artinya, Thalhah yang sangat dermawan dan murah hati. Semua ini menunjukkan keikhlasan hati. Hati yang mencintai Allah dan sesama manusia.
Pujian Nabi ﷺ dan Jaminan Surga: Pengakuan yang Tak Terbantahkan
Thalhah memiliki kedudukan yang sangat tinggi di sisi Allah. Beliau mendapat pujian langsung dari Nabi ﷺ. Jaminan surga juga beliau peroleh, sebuah anugerah yang sangat didambakan.
Beliau adalah salah satu dari sepuluh sahabat. Sepuluh sahabat yang secara eksplisit Nabi ﷺ jamin masuk surga. Nabi ﷺ bersabda: “Abu Bakar di surga, Umar di surga, Utsman di surga, Ali di surga, Thalhah di surga, Az-Zubair di surga, Abdurrahman bin Auf di surga, Sa’ad bin Abi Waqqas di surga, Sa’id bin Zaid di surga, dan Abu Ubaidah bin Al-Jarrah di surga.” [HR At-Tirmidzi]. Hadits ini menegaskan kedudukan beliau. Ini adalah kehormatan luar biasa yang Allah berikan. Selain itu, Nabi ﷺ juga memanggil beliau “Syahid yang berjalan di muka bumi”. Ini karena luka-luka di Uhud yang dideritanya. Itu adalah bukti pengorbanan beliau yang agung.
Perjalanan Thalhah akhirnya berakhir mulia. Beliau gugur sebagai syahid. Ini terjadi pada Perang Jamal, sebuah konflik internal yang tragis.
Perang Jamal adalah konflik internal muslimin. Ini terjadi antara pasukan Ali bin Abi Thalib. Pasukan lainnya adalah Aisyah, Zubair, dan Thalhah. Thalhah ikut dalam perang itu. Ini terjadi karena ijtihad beliau, sebuah upaya untuk mencari kebenaran. Beliau berusaha mendamaikan kedua belah pihak. Namun, takdir berkata lain. Beliau gugur dalam perang itu. Ini terjadi pada tahun 36 Hijriah. Makamnya berada di Bashrah, menjadi saksi bisu pengorbanannya.
Abadi dari Thalhah: Inspirasi untuk Umat Sepanjang Masa
Kisah Thalhah bin Ubaidillah memberi banyak sekali pelajaran berharga. Pertama-tama, ia mengajarkan keberanian luar biasa. Keberanian dalam membela Nabi ﷺ bahkan mengorbankan diri. Kedua, ia menekankan pengorbanan. Pengorbanan harta dan jiwa demi agama. Ketiga, ia menunjukkan kedermawanan. Berbagi tanpa takut miskin adalah prinsipnya. Keempat, ia adalah bukti jaminan surga. Jaminan bagi orang yang beriman dan beramal shalih. Kelima, ia menginspirasi ketabahan. Ketabahan menghadapi cobaan dan ujian hidup.
Secara keseluruhan, Thalhah bin Ubaidillah adalah teladan yang luar biasa bagi setiap muslim. Beliau merupakan sahabat Nabi ﷺ yang agung dan istimewa. Hidup beliau mencerminkan iman yang kokoh, juga keberanian, pengorbanan, dan kedermawanan sejati. Semangat beliau dalam membela Nabi ﷺ di Uhud sungguh menginspirasi. Keistiqamahannya dalam beramal shalih hingga akhir hayat adalah bukti nyata ketakwaannya. Semua sifat dan perjuangan ini patut kita contoh dan terapkan dalam kehidupan kita. Semoga kita dapat mengambil hikmah dari kehidupannya yang penuh berkah. Semoga kita menjadi muslim yang berani. Muslim yang dermawan dan senantiasa mencintai akhirat lebih dari dunia.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
