SURAU.CO – Dalam perjalanan dakwah Rasulullah SAW, banyak kisah penuh hikmah yang menggambarkan kelembutan hati beliau, tidak hanya terhadap manusia tetapi juga terhadap hewan. Salah satu kisah yang sangat menyentuh hati adalah kisah seekor unta yang mengadu kepada Rasulullah SAW karena perlakuan kejam dari pemiliknya.
Kisah ini diriwayatkan oleh Ya’la bin Murrah Ats-Tsaqafy dalam sebuah hadits yang dicatat oleh Abu Dawud dalam Kitab Jihad. Dalam riwayat tersebut menceritakan bahwa Nabi Muhammad SAW sedang dalam suatu perjalanan bersama para sahabat. Rasul melewati seekor unta yang sedang diberi minum. Unta mengeluarkan suara lirih seperti keluhan saat melihat Rasul lewat. Ia merintih dan air matanya jatuh berderai.
Melihat hal tersebut, Rasulullah SAW menghampirinya. Dengan penuh kasih, dia mengusap bagian belakang telinga dan mengingatkannya. Saat itu juga, belum menjadi tenang. Rasulullah SAW kemudian bertanya kepada para sahabat, “Siapakah pemilik unta ini?” Beberapa saat kemudian, seorang pemuda dari kaum Anshar datang dan berkata, “Unta itu milikku, ya Rasulullah.”
Mendengar pengakuan itu, Rasulullah SAW bersabda dengan nada lembut namun penuh peringatan, “Tidakkah kamu takut kepada Allah karena unta yang Allah titipkan kepada kamu ini? Ketahuilah, ia telah mengadukan nasibnya bahwa kamu membuat kelaparan dan kelelahan.”
Subhanallah, betapa agungnya peristiwa ini. Seekor unta —makhluk yang tidak berakal seperti manusia — mampu merasakan keadilan dan kasih sayang Rasulullah SAW. Ia datang kepada beliau seolah-olah memahami bahwa Nabi adalah pembela bagi semua makhluk yang teraniaya.
Kasih Sayang Rasulullah SAW terhadap Hewan
Kisah ini bukan satu-satunya bukti kasih sayang Rasulullah SAW terhadap hewan. Dalam banyak sejarah lain, beliau menegaskan pentingnya memperlakukan hewan dengan baik. Rasulullah SAW pernah bersabda:
“Barang siapa yang tidak menyayanginya, maka ia tidak akan disayangi.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Beliau juga melarang keras segala bentuk penyiksaan terhadap hewan. Dalam hadits lain disebutkan bahwa seorang wanita dimasukkan ke dalam neraka karena menelantarkan seekor kucing hingga mati kelaparan. Sementara itu, Allah mengampuni dosa pelacur karena memberi minum seekor anjing yang kehausan. Dua kisah ini menggambarkan betapa besarnya nilai kasih sayang terhadap hewan dalam pandangan Islam.
Rasulullah SAW mengajarkan bahwa setiap makhluk memiliki hak atas manusia. Hewan peliharaan, hewan tunggangan, bahkan hewan pembohong di alam bebas — semuanya termasuk dalam amanah Allah yang harus dijaga.
Tanggung Jawab Pemilik terhadap Hewan
Dalam kisah unta yang mengadu ini, Rasulullah SAW bersabda bahwa pemilik hewan memiliki tanggung jawab besar di hadapan Allah SWT. Hewan bukanlah benda mati yang bisa diperlakukan semena-mena. Ia juga makhluk Allah yang memiliki rasa lapar, lelah, haus, dan sakit.
Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya Allah telah menetapkan ihsan (kebaikan) atas segala sesuatu. Maka bila kamu membunuh, bunuhlah dengan cara yang baik, dan bila kamu menyembuli, sembelihlah dengan cara yang baik.” (HR.Muslim)
Hadits ini menunjukkan bahwa bahkan dalam urusan penyembelihan, Islam tetap memerintahkan perlakuan yang penuh kasih dan tanpa penyiksaan. Bagaimana mungkin seseorang yang beriman tega menelantarkan hewan yang hidup bersamanya setiap hari?
Semoga kisah ini menjadi pengingat agar kita tidak berlaku zalim, bahkan kepada hewan sekalipun. Rasulullah SAW telah menunjukkan bahwa Islam adalah agama kasih sayang dan keadilan. Mari kita meneladani beliau dalam memperlakukan setiap makhluk Allah dengan lembut dan penuh tanggung jawab.
(Referensi: Hadits riwayat Abu Dawud No. 2186, Kitab Jihad; HR. Bukhari dan Muslim; HR. Muslim).
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
