Pendidikan
Beranda » Berita » Meningkatkan Derajat Melalui Ilmu: Telaah Surat Al-Mujadilah Ayat 11 dan Pentingnya Adab dalam Belajar

Meningkatkan Derajat Melalui Ilmu: Telaah Surat Al-Mujadilah Ayat 11 dan Pentingnya Adab dalam Belajar

Ilmu pengetahuan adalah pilar kemajuan peradaban manusia. Dalam Islam, menuntut ilmu tidak hanya dipandang sebagai kebutuhan duniawi, tetapi juga sebagai jalan menuju kebaikan dan ketinggian derajat di sisi Allah SWT. Al-Qur’an secara tegas mendorong umatnya untuk terus belajar dan merenungkan tanda-tanda kebesaran-Nya. Salah satu ayat yang secara lugas menjelaskan keutamaan ini adalah Surat Al-Mujadilah ayat 11. Ayat ini tidak hanya memotivasi kita untuk Belajar dan Kecerdasan Akal dalam Islam, tetapi juga menggarisbawahi pentingnya adab dan tata krama dalam proses pencarian ilmu tersebut.

Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Mujadilah ayat 11:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قِيْلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوْا فِى الْمَجٰلِسِ فَافْسَحُوْا يَفْسَحِ اللّٰهُ لَكُمْۚ وَاِذَا قِيْلَ انْشُزُوْا فَانْشُزُوْا يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ

“Wahai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu, “Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,” lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Apabila dikatakan, “Berdirilah kamu,” berdirilah. Niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.”

Kecerdasan Akal Diperoleh Melalui Belajar

Ayat ini secara eksplisit menyebutkan dua kelompok yang Allah janjikan akan mengangkat derajat mereka: orang-orang beriman dan orang-orang yang diberi ilmu. Penempatan “orang-orang yang diberi ilmu” secara khusus menunjukkan betapa istimewanya kedudukan mereka di mata Allah. Kita memahami bahwa kecerdasan akal, kemampuan berpikir logis, serta pemahaman yang mendalam tentang berbagai aspek kehidupan, tidak muncul begitu saja. Kecerdasan tersebut diperoleh melalui proses belajar, penelitian, dan penelaahan yang konsisten.

Menggali Peran Pemuda dalam Riyadus Shalihin: Menjadi Agen Perubahan Sejati

Para mufasir, seperti Imam Ibnu Katsir, menjelaskan bahwa makna “orang-orang yang diberi ilmu” tidak terbatas pada ilmu agama saja. Ilmu pengetahuan umum, kedokteran, fisika, teknik, dan berbagai disiplin ilmu lainnya juga termasuk dalam cakupan ini, asalkan ilmu tersebut bermanfaat bagi kemanusiaan dan tidak bertentangan dengan syariat Islam. Setiap ilmu yang mendekatkan manusia kepada pemahaman tentang kebesaran Sang Pencipta adalah ilmu yang mulia.

Pentingnya Adab dalam Menuntut Ilmu

Bagian awal ayat ini juga mengajarkan kita tentang pentingnya adab atau tata krama, khususnya dalam konteks majelis ilmu. Ketika kita diminta untuk memberi kelapangan di majelis, kita harus melaksanakannya. Demikian pula, saat diminta untuk berdiri, kita harus patuh. Sikap hormat dan patuh terhadap etika dalam majelis ilmu adalah kunci keberkahan ilmu itu sendiri. Syaikh Nawawi Banten dalam kitabnya Marah Labid li Kasyfi Ma’na Qur’an Majid menjelaskan, ayat ini menegaskan bahwa kita perlu berlapang dada dan menghormati sesama dalam menuntut ilmu.

Imam Fakhruddin Ar-Razi dalam Mafatihul Ghaib (Tafsir Ar-Razi) lebih lanjut menguraikan bahwa ketaatan terhadap aturan majelis ini adalah cerminan dari hati yang bersih dan jiwa yang rendah hati. Kerendahan hati dan kesabaran adalah fondasi bagi penuntut ilmu sejati. Tanpa adab, ilmu yang diperoleh mungkin tidak membawa keberkahan atau bahkan dapat menjerumuskan pada kesombongan.

Pengangkatan Derajat: Dunia dan Akhirat

Allah SWT menjanjikan pengangkatan derajat bagi orang-orang beriman dan berilmu. Pengangkatan derajat ini memiliki dua dimensi: duniawi dan ukhrawi. Di dunia, orang yang berilmu seringkali dihormati, didengar pendapatnya, dan memiliki peran penting dalam masyarakat. Keahlian mereka diakui, dan mereka menjadi panutan bagi banyak orang. Sebagai contoh, seorang dokter yang berilmu menyelamatkan nyawa, seorang insinyur membangun infrastruktur vital, dan seorang ulama membimbing umat menuju kebenaran. Semua ini adalah bentuk pengangkatan derajat di dunia.

Di akhirat, pahala bagi orang yang berilmu jauh lebih besar. Ilmu yang bermanfaat akan menjadi amal jariyah yang terus mengalir meskipun seseorang telah meninggal dunia. Rasulullah SAW bersabda, “Apabila seorang manusia meninggal dunia, maka terputuslah amal perbuatannya kecuali tiga hal: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak saleh yang mendoakannya.” (HR. Muslim). Ini menunjukkan bahwa ilmu yang bermanfaat adalah investasi abadi.

Pendidikan Adab Sebelum Ilmu: Menggali Pesan Tersirat Imam Nawawi

Kesimpulan

Surat Al-Mujadilah ayat 11 adalah pengingat kuat akan pentingnya ilmu pengetahuan dalam Islam. Ayat ini mendorong setiap Muslim untuk tidak berhenti belajar, meningkatkan kapasitas intelektual, dan mencari kebenaran. Namun, pelajaran penting lainnya adalah bahwa ilmu harus disertai dengan adab. Kecerdasan akal yang kita peroleh melalui belajar akan menjadi lebih bermakna dan berkah ketika diiringi dengan kerendahan hati, rasa hormat, dan ketaatan kepada ajaran agama. Dengan begitu, kita tidak hanya akan meraih kesuksesan di dunia, tetapi juga memperoleh derajat yang tinggi di sisi Allah SWT.


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement