Perkataan yang Baik: Kilauan Abadi Melebihi Indahnya Permata
SURAU.CO – Lisan adalah anugerah luar biasa dari Allah SWT. Ia memiliki kekuatan yang sangat dahsyat. Dengan lisan, manusia dapat menebarkan banyak kebaikan. Ia bisa menenangkan hati yang gundah. Bahkan, ia mampu menyelamatkan orang lain dari kesedihan mendalam. Namun, di sisi lain yang kontras. Dari lisan pula dapat keluar kata-kata. Kata-kata itu melukai, menghancurkan, dan bahkan menjerumuskan. Oleh karena itu, menjaga perkataan menjadi bagian penting. Ia adalah esensi dari keimanan yang sejati. Ini menunjukkan betapa krusialnya mengelola lisan kita.
Perkataan yang baik memiliki nilai yang jauh lebih indah daripada permata. Permata hanya berkilau di mata manusia, sedangkan perkataan yang baik bersinar di langit dan dicatat sebagai amal saleh di sisi Allah. Sebuah ucapan yang lembut, penuh kasih, dan tulus dapat menenangkan hati yang gundah, menyembuhkan luka batin, bahkan memperbaiki hubungan yang retak.
Keindahan Perkataan Baik: Nilai Abadi di Atas Kemilau Dunia
Perkataan yang baik memiliki nilai yang jauh. Ia jauh lebih indah daripada permata termahal sekalipun. Permata hanya berkilau di mata manusia fana. Akan tetapi, perkataan yang baik bersinar terang di langit. Ia dicatat sebagai amal saleh yang mulia di sisi Allah. Sebuah ucapan yang lembut, penuh kasih, dan tulus. Semua itu dapat menenangkan hati yang gundah gulana. Ia mampu menyembuhkan luka batin yang dalam. Bahkan, perkataan baik sanggup memperbaiki hubungan yang telah retak. Ini menunjukkan dampak besar dari kata-kata. Kata-kata itu jauh melampaui keindahan materi. Ia menyentuh esensi jiwa manusia. Oleh karena itu, setiap kata yang kita ucapkan sangat berarti.
Allah SWT, Dzat Yang Maha Bijaksana, berfirman dalam Al-Qur’an:
“Dan katakanlah kepada sesama manusia perkataan yang baik.”
(QS. Al-Baqarah: 83)
Ayat agung ini secara jelas mengingatkan kita. Kebaikan tidak hanya diwujudkan dengan tangan atau harta. Kebaikan juga harus dilakukan dengan lisan kita. Satu kata bisa menjadi pahala besar. Namun, satu kata pula bisa menjadi dosa yang memberatkan. Oleh karena itu, orang beriman akan sangat berhati-hati. Mereka memilih setiap kata dengan penuh pertimbangan. Lalu, mereka memilih kata yang menenangkan jiwa, bukan menyakiti. Mereka memilih kata yang membangun, bukan meruntuhkan. Ini adalah bentuk manifestasi iman yang kokoh.
Diam Lebih Utama: Prinsip Kehati-hatian Lisan dalam Islam
Rasulullah SAW, sang teladan terbaik, juga bersabda:
“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Betapa agung dan mendalam pesan ini. Ia mengajarkan bahwa diam adalah pilihan yang lebih baik. Diam lebih baik daripada berkata buruk atau yang tidak bermanfaat. Sebab, kata yang buruk bisa menusuk hati lebih dalam. Tusukan itu bahkan lebih tajam daripada pedang sekalipun. Sebaliknya, kata yang baik bisa menjadi obat penawar. Ia menjadi obat bagi hati yang terluka parah. Diam menjadi emas ketika perkataan hanya akan membawa kemudaratan. Kehati-hatian dalam berbicara adalah ciri mukmin sejati. Ia mengendalikan lidahnya demi menjaga kemuliaan dirinya. Ia juga demi menjaga perasaan orang lain.
Perkataan Baik: Sedekah Tanpa Harta dan Pengikat Persaudaraan
Perkataan yang baik juga merupakan bentuk sedekah. Sedekah itu tidak memerlukan harta benda. Ketika kita menyapa seseorang dengan ramah. Ketika kita memberi nasihat dengan lembut. Atau ketika kita mengucapkan doa tulus untuk orang lain. Semua itu memiliki nilai pahala besar di sisi Allah. Kita tidak selalu membutuhkan harta. Harta itu untuk memberikan kebaikan kepada sesama. Cukup dengan kata yang tulus dari hati. Cukup dengan ucapan yang menenangkan jiwa. Dengan itu, kita sudah bisa membuat dunia menjadi lebih damai. Kita bisa mempererat tali silaturahmi. Kita juga bisa membangun jembatan kasih sayang. Ini adalah sedekah termudah namun paling berdampak. Dampaknya menyentuh lubuk hati manusia. Ia juga memiliki nilai abadi di akhirat kelak.
Menghiasi Lisan: Investasi Akhlak untuk Cahaya di Akhirat
Maka, hiasilah lisan kita. Hiasilah ia dengan keindahan akhlak yang mulia. Jadikan setiap kata yang keluar dari mulut kita. Biarkan ia membawa manfaat positif, menebar kasih sayang. Biarkan ia menuntun ke arah kebaikan sejati. Sebab, perkataan yang baik jauh lebih indah. Ia lebih indah dari permata yang paling berkilau sekalipun. Keindahannya tidak hanya terlihat oleh mata kasar manusia. Namun, keindahan itu juga dirasakan oleh hati yang paling dalam. Kelak, perkataan baik itu akan bersinar. Ia akan menjadi cahaya terang di akhirat nanti. Ini adalah investasi akhlak terbaik. Investasi ini menjanjikan kebahagiaan abadi. Mari kita berkomitmen untuk selalu berucap baik. Kita kendalikan lisan kita demi ridha Allah.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
