Opinion
Beranda » Berita » Pentingnya Ilmu dan Amal dalam Pemikiran Islam

Pentingnya Ilmu dan Amal dalam Pemikiran Islam

Pentingnya Ilmu dan Amal dalam Pemikiran Islam
Pentingnya Ilmu dan Amal dalam Pemikiran Islam

SURAU.CO. Dalam pemikiran Islam, ilmu dan amal memiliki hubungan fundamental, di mana ilmu menjadi dasar dan penuntun bagi amal yang benar dan bermakna, sementara amal adalah wujud nyata dari ilmu tersebut untuk mencapai ridha Allah dan kebahagiaan akhirat. Al-Qur’an menekankan pentingnya ilmu sebelum beramal, karena tanpa ilmu, amal bisa sesat atau sia-sia; sebaliknya, tanpa amal, ilmu menjadi tidak bernilai atau mendatangkan siksa. 

Pentingnya Ilmu

  • Petunjuk dan Penentu Arah:

Ilmu adalah lentera yang menerangi amal, memastikan amal tidak tersesat dan lebih terarah menuju tujuan yang benar.

  • Memenuhi Kewajiban:

Ilmu adalah sarana untuk menunaikan apa yang Allah wajibkan, seperti memahami tata cara ibadah, hukum agama, dan zakat, sehingga ibadah menjadi sempurna.

  • Melindungi dari Kesesatan:

Kebodohan dapat menjerumuskan pada kesalahan, sedangkan ilmu yang benar menjadi benteng untuk menjaga diri dari tipu daya setan dan hawa nafsu.

  • Meningkatkan Derajat:

Allah menghormati orang berilmu dan mengangkat derajat mereka, karena ilmu adalah warisan para nabi.

Bahaya Sinkretisme dan Pluralisme Agama

Pentingnya Amal

  • Wujud Nyata Ilmu:

Amal adalah implementasi dari ilmu, menunjukkan bahwa seseorang tidak hanya mengetahui tetapi juga mengamalkannya.

  • Mendekatkan Diri kepada Allah:

Melakukan setiap langkah amal dengan benar berdasarkan ilmu akan mendekatkan diri Anda kepada ridha Allah dan kebahagiaan akhirat.

  • Pahala yang Mengalir:

Ilmu yang diamalkan akan menjadi amal jariyah yang pahalanya terus mengalir meskipun pemiliknya telah tiada.

  • Menyempurnakan Keimanan:

Keimanan dan amal seseorang dianggap tidak sempurna kecuali dia memiliki ilmu untuk menunaikan hak-hak Allah.

Hubungan Keduanya

  • Ilmu dan Amal Saling Melengkapi:

Ilmu tanpa amal adalah sia-sia, dan amal tanpa ilmu dapat menyesatkan; keduanya harus ada dan saling menyempurnakan.

Jeritan Korban Malapetaka Banjir Aceh

  • Contoh Zakat:

Seorang Muslim yang berilmu tentang zakat akan dapat menghitungnya dengan benar dan mendistribusikannya kepada yang berhak, sehingga zakatnya memberikan manfaat maksimal dan diterima oleh Allah.

  • Kesadaran Akan Tujuan Hidup:

Dengan memiliki ilmu, seseorang dapat memahami tujuan penciptaan manusia untuk beribadah kepada Allah, dan amal adalah bentuk ibadah itu sendiri.

Dalam pemikiran Islam, ilmu dan amal adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan dan saling melengkapi. Keduanya merupakan pondasi utama bagi kehidupan seorang Muslim untuk mencapai kesejahteraan di dunia dan kebahagiaan di akhirat. Ilmu berfungsi sebagai petunjuk, sementara amal adalah implementasi dari petunjuk tersebut.

Landasan teologis

Hubungan erat antara ilmu dan amal ditegaskan dalam Al-Qur’an dan hadis Nabi Muhammad SAW :

  • Perintah membaca: Wahyu pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW adalah perintah untuk “membaca” (iqra’). Ini menunjukkan bahwa menuntut ilmu adalah langkah awal dan pondasi bagi setiap Muslim.
  • Ilmu sebagai jalan menuju surga: Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga”. Ilmu menjadi kendaraan yang mempermudah langkah menuju keridaan Allah.
  • Keutamaan orang berilmu: Allah Swt. akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu. Ini menunjukkan betapa tingginya kedudukan ilmu di sisi Allah.
  • Amal harus berlandaskan ilmu: Allah menegaskan bahwa manusia akan dimintai pertanggungjawaban atas segala sesuatu yang dilakukannya tanpa dasar pengetahuan. Hal ini menunjukkan bahwa tindakan yang tidak didasari ilmu rentan terjerumus pada kesalahan.

Pentingnya ilmu sebelum amal

Dalam pemikiran Islam, ilmu harus didahulukan sebelum amal. Mengamalkan sesuatu tanpa ilmu yang benar dapat menimbulkan kerusakan lebih besar daripada manfaatnya.

Points Rektor UGM dan Kisah Politik Ijazah Jokowi

  • Pembeda kebenaran: Ilmu berfungsi sebagai cahaya yang menerangi jalan, membedakan antara yang benar (haq) dan yang batil. Tanpa ilmu, seseorang bisa tersesat dalam kegelapan ketidaktahuan, bahkan dalam praktik ibadah.
  • Mencegah kerusakan: Khalifah Umar bin Abdul Aziz mengatakan, “Barangsiapa yang beramal tanpa ilmu yang benar, maka ia akan lebih banyak merusak daripada membangun”. Amal yang tidak tepat justru dapat mendatangkan bahaya, seperti kasus seorang sahabat yang meninggal karena kesalahan fatwa akibat ketidaktahuan.
  • Landasan keikhlasan: Imam Al-Ghazali menekankan (dalam kitab Ihya Ulumuddin) bahwa tanpa keikhlasan, amal seseorang tidak akan diterima. Ilmu membantu seseorang memahami pentingnya niat yang tulus (ikhlas) agar amalnya bernilai ibadah.

Pentingnya amal setelah ilmu

Meskipun ilmu adalah pondasi, ia tidak akan bermakna tanpa pengamalan. Orang yang berilmu tapi tidak beramal sama seperti pohon yang tidak berbuah.

  • Ilmu yang produktif: Para ulama berpendapat bahwa ilmu yang bermanfaat (ilmu nafi’) adalah ilmu yang mengarahkan pada tindakan yang positif. Seseorang yang menyimpan ilmu tanpa mengamalkannya tidak akan mendapatkan keberkahan, dan ilmu tersebut bisa menjadi bumerang baginya.
  • Bukti keimanan: Iman tidak akan sempurna tanpa amal perbuatan. Amal saleh adalah bukti konkret dari keimanan yang tertanam di dalam hati.
  • Menghindari ancaman: Allah mengancam orang-orang yang hanya pandai berbicara tentang kebenaran, tetapi tidak melaksanakannya. Ini menegaskan bahwa tanggung jawab seorang Muslim tidak berhenti pada pengetahuan, tetapi harus berlanjut pada tindakan nyata.
  • Amal jariyah: Mengajarkan ilmu yang bermanfaat kepada orang lain adalah bentuk amal yang pahalanya terus mengalir, bahkan setelah seseorang meninggal.

Keterkaitan dan keseimbangan

Ilmu dan amal harus berjalan beriringan dan saling seimbang, seperti dua roda pada sebuah gerobak.

  • Ilmu + Amal = Kemenangan: Seorang Muslim yang menguasai ilmu dan mengamalkannya dengan tulus akan mencapai kedamaian hidup, baik di dunia maupun di akhirat.
  • Iman sebagai pondasi: Iman, ilmu, dan amal adalah tiga serangkai yang saling terkait. Keimanan yang kokoh mendorong seseorang untuk mencari ilmu, dan ilmu membimbingnya untuk beramal saleh.
  • Saling menguatkan: Ilmu yang dilandasi iman mencegah kesombongan dan kezaliman, sementara amal yang dibimbing ilmu menjamin ketepatan dan keberkahan.

Secara keseluruhan, pemikiran Islam mengajarkan bahwa ilmu dan amal adalah dua pilar kehidupan yang tak terpisahkan. Keduanya adalah kunci untuk menjalani kehidupan yang benar dan bermakna di hadapan Allah. Ilmu memberikan pemahaman, sedangkan amal memberikan pembuktian dan penerapan. Keseimbangan keduanya menciptakan pribadi Muslim yang berintegritas dan membawa manfaat bagi diri sendiri dan orang lain. (mengutip dari berbagai sumber)

 


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement